Katalog Ikan Hias
KISSING GOURAMI
Punya nama lain Pink Kissing Gourami, Olive Kissing Gourami, Kisser Fish, Kissing Fish. Ikan dengan nama latin Helostoma Temmincki ini merupakan sepupu dekat dari ikan gurami yang biasanya kita jumpai dalam bentuk goreng dan bakar di restoran.
Apa keistimewaan dari ikan ini sehingga bisa menjadi lambang dari Valentine? ternyata mereka sering kepergok "berciuman". Sungguh pemandangan yang menarik meski hanya berlangsung dalam waktu singkat. Ini dimungkinkan karena mereka punya bibir yang dapat dipanjangkan dan dikerutkan, sama seperti yang dilakukan manusia ketika sedang berciuman. Karena tingkah lakunya yang menarik ini maka ikan ini bisa dihadiahkan sebagai bingkisan Valentine.
Padahal sesungguhnya ikan ini "berciuman" bukan untuk menunjukkan kasih sayang
kepada pasangannya, tetapi dilakukan untuk mempertahankan daerah kekuasaan mereka. Biasanya melibatkan para pejantan. Mereka memanjangkan bibirnya dan kemudian saling mendorong. Pertarungan disini adalah siapa yang bisa menekan lebih kuat.
Tetapi karena ritual "berciuman"-nya ini maka sudah terlanjur dianalogikan sebagai lambang kasih sayang meski sebenarnya bukan. Terlihat lucu, karena bertarung malah memakai cara 'berciuman' seperti ini. Andaikan saja hal ini terjadi di dunia manusia maka dipastikan tidak akan ada lagi yang namanya adu jotos atau senjata. Karena isinya hanya "berciuman". Dunia pasti menjadi damai dibuatnya. Juga bukanlah suatu hal yang mengherankan, bakal banyak yang rela bertarung memperebutkan area dengan cara Kissing Gourami ini, apalagi jika lawannya itu seperti Britney Spears. Dijamin pasti tidak akan ada yang menolak.
Apa keistimewaan dari ikan ini sehingga bisa menjadi lambang dari Valentine? ternyata mereka sering kepergok "berciuman". Sungguh pemandangan yang menarik meski hanya berlangsung dalam waktu singkat. Ini dimungkinkan karena mereka punya bibir yang dapat dipanjangkan dan dikerutkan, sama seperti yang dilakukan manusia ketika sedang berciuman. Karena tingkah lakunya yang menarik ini maka ikan ini bisa dihadiahkan sebagai bingkisan Valentine.
Padahal sesungguhnya ikan ini "berciuman" bukan untuk menunjukkan kasih sayang
kepada pasangannya, tetapi dilakukan untuk mempertahankan daerah kekuasaan mereka. Biasanya melibatkan para pejantan. Mereka memanjangkan bibirnya dan kemudian saling mendorong. Pertarungan disini adalah siapa yang bisa menekan lebih kuat.
Tetapi karena ritual "berciuman"-nya ini maka sudah terlanjur dianalogikan sebagai lambang kasih sayang meski sebenarnya bukan. Terlihat lucu, karena bertarung malah memakai cara 'berciuman' seperti ini. Andaikan saja hal ini terjadi di dunia manusia maka dipastikan tidak akan ada lagi yang namanya adu jotos atau senjata. Karena isinya hanya "berciuman". Dunia pasti menjadi damai dibuatnya. Juga bukanlah suatu hal yang mengherankan, bakal banyak yang rela bertarung memperebutkan area dengan cara Kissing Gourami ini, apalagi jika lawannya itu seperti Britney Spears. Dijamin pasti tidak akan ada yang menolak.
RED DEVIL
Entah termasuk jenis barb atau bukan. Ikan serpe ini termasuk yang selalu ada di toko-toko ikan hias. Harganya murah meriah dan sangat kuat kalau dipelihara di aquarium. Bagi pemula dianjurkan untuk mencoba ikan serpe ini. Ikan ini juga bukan yg nakal, sangat bersahabat dengan ikan-ikan lainnya. Pemberian makanannya pun tidak terlalu rewel, pelet dan makanan kering lainnya pasti diterimanya dengan senang hati
Termasuk dalam jenis siklid. Dan bisa dibilang ikan hibrid Louhan yang pernah nge-trend juga mempunyai darah hasil persilangan dengan Red Devil dengan jenis siklid lainnya. Ikan ini punya kelebihan. Selain nama populer yang keren mirip dengan julukan klub papan atas Manchester United, ikan ini juga dikenal memiliki warna yang indah. Jika terawat sempurna, warna ikan ini bisa mencapai orange kemerahan. Namun kebanyakan warna pada umumnya adalah kuning jeruk. Selain itu, ikan ini memiliki ciri-ciri matanya yang merah dan terdapat jenong dikepala untuk jantan ukuran dewasa matang kelamin. Tentunya ikan ini jenis predator juga. Karnivora dan petarung teritorial handal. Sisi menarik lainnya yang saya suka adalah ikan jenis ini mudah dikembang biakkan. Sama dengan ikan Mujair, ikan ini termasuk kategori good parent. Dia akan melindungi anak anaknya sampai ukuran mandiri.
Hanya saja bukan yang menjaga anak-anaknya dalam mulut seperti ikan mujair. Kembali ke kabar dari teman saya itu. Dikatakannya ikan favorit kami itu kini telah menjadi hama di perairan Indonesia. bahkan menurutnya, sekarang Red Devil sudah beralih jabatan dari ikan hias menjadi kripik ikan, dan itu telah diulas salah satu TV swasta. Setelah tahu lalu apa yang ada dalam benak saya? merasa bersalah tentunya. Ikan Red Devil bukanlah ikan asli perairan Indonesia. Ikan ini ikan asli perairan Amazon, perairan Amerika. Saya merasa bersalah karena secara tidak langsung ikut menyukseskan invasi besar-besaran red devil ke sungai, tambak dan waduk Indonesia. Selama kurun tahun 1999 – 2003, kolam ikan saya di rumah termasuk produktif menghasilkan ikan-ikan red devil. Tapi bukan untuk produksi dijual lagi.
Hanya untuk kesenangan saja membiakkan. Dari ratusan anakan yang tumbuh, hanya kira2 sepuluh ikan yang dapa survive sampai ukuran remaja dan dewasa. Lainnya? terkadang dimangsa ikan lain nya yang berada di kolam atau ikut terbuang saat proses pengurasan kolam. Nah, yang terakhir ini yang membuat saya merasa bersalah. Ikan jenis ini tergolong survive dengan segala kondisi air. Bisa jadi ikan yang ada di sungai atau di tambak, adalah dari kolam saya. Saya ingat betul pada tahun 1999, di toko ikan hias, red devil dewasa hanya dihargai kurang dari Rp10.000. Murah meriah memang ikan ini dulu. Dan menginjak jaman keemasan Louhan, ikan ini juga sempat ikut naik harganya karena bisa dikatakan Red Devil juga moyangnya Louhan. Nah, kalau saat ini Red Devil di Indonesia berubah menjadi kripik, mungkin sudah takdirnya karena perangainya sendiri. Tapi saya mungkin tetap punya andil membawa ikan mata merah ini ke penggorengan. Maaf buat perairan Indonesia. Maaf juga buat RedDevil, di Indonesia kini kisahmu hanya sampai di kemasan plastik berlabel Kripik Ikan Enak bu Siti asli Dusun Soka, Hargowilis, Kokap, Kulon Progo. Semoga dengan notes ini para hobiis dapat mengambil suatu pesan moral. Hati-hati dengan peliharaan anda! Memeliharalah dengan bijaksana. Jangan sampai kejadian eceng gondok, piranha dan red devil menghapus kekayaan flora dan fauna Indonesia.
Ikan SERPEHanya saja bukan yang menjaga anak-anaknya dalam mulut seperti ikan mujair. Kembali ke kabar dari teman saya itu. Dikatakannya ikan favorit kami itu kini telah menjadi hama di perairan Indonesia. bahkan menurutnya, sekarang Red Devil sudah beralih jabatan dari ikan hias menjadi kripik ikan, dan itu telah diulas salah satu TV swasta. Setelah tahu lalu apa yang ada dalam benak saya? merasa bersalah tentunya. Ikan Red Devil bukanlah ikan asli perairan Indonesia. Ikan ini ikan asli perairan Amazon, perairan Amerika. Saya merasa bersalah karena secara tidak langsung ikut menyukseskan invasi besar-besaran red devil ke sungai, tambak dan waduk Indonesia. Selama kurun tahun 1999 – 2003, kolam ikan saya di rumah termasuk produktif menghasilkan ikan-ikan red devil. Tapi bukan untuk produksi dijual lagi.
Hanya untuk kesenangan saja membiakkan. Dari ratusan anakan yang tumbuh, hanya kira2 sepuluh ikan yang dapa survive sampai ukuran remaja dan dewasa. Lainnya? terkadang dimangsa ikan lain nya yang berada di kolam atau ikut terbuang saat proses pengurasan kolam. Nah, yang terakhir ini yang membuat saya merasa bersalah. Ikan jenis ini tergolong survive dengan segala kondisi air. Bisa jadi ikan yang ada di sungai atau di tambak, adalah dari kolam saya. Saya ingat betul pada tahun 1999, di toko ikan hias, red devil dewasa hanya dihargai kurang dari Rp10.000. Murah meriah memang ikan ini dulu. Dan menginjak jaman keemasan Louhan, ikan ini juga sempat ikut naik harganya karena bisa dikatakan Red Devil juga moyangnya Louhan. Nah, kalau saat ini Red Devil di Indonesia berubah menjadi kripik, mungkin sudah takdirnya karena perangainya sendiri. Tapi saya mungkin tetap punya andil membawa ikan mata merah ini ke penggorengan. Maaf buat perairan Indonesia. Maaf juga buat RedDevil, di Indonesia kini kisahmu hanya sampai di kemasan plastik berlabel Kripik Ikan Enak bu Siti asli Dusun Soka, Hargowilis, Kokap, Kulon Progo. Semoga dengan notes ini para hobiis dapat mengambil suatu pesan moral. Hati-hati dengan peliharaan anda! Memeliharalah dengan bijaksana. Jangan sampai kejadian eceng gondok, piranha dan red devil menghapus kekayaan flora dan fauna Indonesia.
Entah termasuk jenis barb atau bukan. Ikan serpe ini termasuk yang selalu ada di toko-toko ikan hias. Harganya murah meriah dan sangat kuat kalau dipelihara di aquarium. Bagi pemula dianjurkan untuk mencoba ikan serpe ini. Ikan ini juga bukan yg nakal, sangat bersahabat dengan ikan-ikan lainnya. Pemberian makanannya pun tidak terlalu rewel, pelet dan makanan kering lainnya pasti diterimanya dengan senang hati
.IKAN DAUN
Saat pakar zoologi dan taksonom negeri kita tak banyak berkiprah, para pakar taxonom negeri tetangga kita telah secara resmi mendiskripsikan dan memperkenalkan kepada dunia satu species ikan baru yang punya habitat dan endemik di sungai Musi, Sumatra Selatan. Sungai musi adalah sungai terpanjang di pulau Sumatra yang mempunyai hulu di Tanah Rejang propinsi Bengkulu.
Pakar taxonom itu bernama Heok Hee Ng dari negara Singapura. Species ikan daun baru ini dalam dunia ilmiah diberinya nama oleh Heok Hee Ng sebagai Nandus Mercatus. Dia telah mendeskripsikan dengan cara membandingkan ikan - ikan dengan genus serupa dari berbagai belahan dunia. Dari beberapa jenis ikan daun ini yang paling mirip dengan species ini adalah Nandus oxyrhynchus seperti terlihat pada photo di bawah ini.
Sample ikan di ambil dari Sungai Musi di daerah Sekayu, dan ini tidak menutup kemungkinan bila ikan ini juga berada di Tanah Rejang karena Hulu sungai musi berasal dari Tanah Rejang, prop. Bengkulu.
IKAN PINK TAILTahukah Anda di sekitar Anda ada ikan hias yg merupakan ikan petarung buat pemancing ?? ikan itu di toko ikan hias dikenal dengan nama pink tail atau ada juga yg menyebutnya sultan fish. Harganya juga gak mahal2 amat seekor cuman 6rb`an saja. Kalau dipiara di kolam bisa besar sekali, bahkan bisa mencapai 5kg seekor. Di namakan pink tail karena di ekornya ada warna semburat merah muda.
IKAN RED FIN
Ikan ini mempunyai nama latin Epalzeorhynchus frenatus, habitatnya terdapat di lembah sungai Mekong dan Kalimantan. Ikan ini hidup di sungai dan perairan yang bersubstrat pasir. Biasanya memakan Algae, periphyton dan phytoplankton, dan beberapa zooplankton termasuk cacing.
Ikan ini dapat tumbuh hingga 15 cm sekitar 6 inchi, tubuh memanjang dan sirip punggungnya tegak seperti ikan hiu sehinnga para aquarist sering menyebutnya sebagai sharkminnow. Jika mereka hidup bersama dengan jumlah yang banyak mereka hidup berdamai namun jika kurang dari 6 ekor mereka sering bertarung dengan sesama jenisnya. Jadi jika Anda ingin memelihara ikan ini peliharalah satu atau banyak (lebih dari 6 ekor). Sedangkan dengan jenis yang lain justru ikan ini bersifat pendamai asalkan ukurannya sama.
Ikan ini bersifat energetic dan hardy, di pasar ikan hias dijual dengan harga yang lumayan tidak murah dan juga tidak mahal, sudah banyak di budidayakan di Kolam-kolam dan dijual sebagai komoditas ekspor ikan hias unggulan Indonesia.
IKAN ELEPHANT NOSEIkan ini dapat tumbuh hingga 15 cm sekitar 6 inchi, tubuh memanjang dan sirip punggungnya tegak seperti ikan hiu sehinnga para aquarist sering menyebutnya sebagai sharkminnow. Jika mereka hidup bersama dengan jumlah yang banyak mereka hidup berdamai namun jika kurang dari 6 ekor mereka sering bertarung dengan sesama jenisnya. Jadi jika Anda ingin memelihara ikan ini peliharalah satu atau banyak (lebih dari 6 ekor). Sedangkan dengan jenis yang lain justru ikan ini bersifat pendamai asalkan ukurannya sama.
Ikan ini bersifat energetic dan hardy, di pasar ikan hias dijual dengan harga yang lumayan tidak murah dan juga tidak mahal, sudah banyak di budidayakan di Kolam-kolam dan dijual sebagai komoditas ekspor ikan hias unggulan Indonesia.
Berbeda dengan Elephant "Long" Nose, Elephant "Double" Nose mempunyai Perpanjangan dari bibir bagian bawah yang menyerupai belalai yang lebih pendek, dan bibir bagian atas memanjang, seakan-akan kita melihat ikan ini mempunyai dua belalai.
Belalai ini digunakan baginya untuk mendeteksi makanan, dimana biasanya ikan ini akan mencari makanannya dengan mengorek bagian dasar aquarium. Oleh karena itu pada habitat nya, dalam aquarium harus diberikan pasir pada dasarnya, dan usahakan pasir tersebut tidak berbentuk segi yang tajam karena akan melukai belalai
mereka.
Elephant Nose ini menyukai tempat / habitat yang natural dengan beberapa tempat untuk nya dapat bersembunyi. Air yang digunakan sebaiknya air yang sudah diendapkan. Ikan ini biasanya sulit untuk menerima makanan buatan, mereka menyukai makanan hidup seperti cacing tubifex maupun cacing darah, bisa juga diberikan cacing beku.
Elephant Nose merupakan ikan pendamai yang dapat dicampur dengan ikan lain dalam
suatu akuarium komunitas, tetapi perlu diperhatikan ikan ini akan agresif terhadap jenisnya sendiri (individual / teritori).
Panjang Jantan : 40 cm
panjang Betina : 40cm
Suhu : 23 - 28 C
pH : 6,0 - 7,5
Hardness : 7
Family : Mormyridae
Peredaran : Afrika Tengah dan Barat, Nigeria, Zaire
IKAN SILIBelalai ini digunakan baginya untuk mendeteksi makanan, dimana biasanya ikan ini akan mencari makanannya dengan mengorek bagian dasar aquarium. Oleh karena itu pada habitat nya, dalam aquarium harus diberikan pasir pada dasarnya, dan usahakan pasir tersebut tidak berbentuk segi yang tajam karena akan melukai belalai
mereka.
Elephant Nose ini menyukai tempat / habitat yang natural dengan beberapa tempat untuk nya dapat bersembunyi. Air yang digunakan sebaiknya air yang sudah diendapkan. Ikan ini biasanya sulit untuk menerima makanan buatan, mereka menyukai makanan hidup seperti cacing tubifex maupun cacing darah, bisa juga diberikan cacing beku.
Elephant Nose merupakan ikan pendamai yang dapat dicampur dengan ikan lain dalam
suatu akuarium komunitas, tetapi perlu diperhatikan ikan ini akan agresif terhadap jenisnya sendiri (individual / teritori).
Panjang Jantan : 40 cm
panjang Betina : 40cm
Suhu : 23 - 28 C
pH : 6,0 - 7,5
Hardness : 7
Family : Mormyridae
Peredaran : Afrika Tengah dan Barat, Nigeria, Zaire
Tilan termasuk ke dalam Famili Mastacembelidae dan Ordo Perciformes. Ikan ini dikenal juga dengan nama umum Fire Eel/Spotted Fire Eel. Nilai ekonomis ikan Tilan (Mastacembelus erythrotaenia) selain sebagai ikan konsumsi juga menjadi ikan hias karena mempunyai bentuk dan pola warna yang menarik.
Tilan memiliki corak warna merah/oranye terang di atas dasar hitam, dan pita merah di kepala. Jari-jari sirip ekor berjumlah 14-15 dan bersambung dengan sirip punggung dan sirip dubur. Tilan ukuran dewasa mencapai ukuran 1 m. Walaupun bergerak tenang, ikan ini mampu untuk meloncat keluar dari akuarium.
Tilan merupakan ikan predator yang mencari makan di malam hari, seringkali tidak bisa bertoleransi dengan ikan lain dan senang menyendiri. Ikan ini hidup di substrat Berpasir atau yang berlumpur dan lebih menyenangi daerah dengan intensitas cahaya yang rendah dengan suhu 24 – 280C dan pH 7. Tilan dapat ditemukan terutama di sungai bagian hilir.
Alat yang biasa dipakai untuk menangkap tilan adalah blad, pancing atau rawai. Harga konsumsi sekitar Rp 6.000/ekor. Sedangkan jika sebagai ikan hias, Tilan yang Berukuran 8-10 cm mencapai harga Rp 5.000–Rp 6.000/ekor.
Tilan memiliki corak warna merah/oranye terang di atas dasar hitam, dan pita merah di kepala. Jari-jari sirip ekor berjumlah 14-15 dan bersambung dengan sirip punggung dan sirip dubur. Tilan ukuran dewasa mencapai ukuran 1 m. Walaupun bergerak tenang, ikan ini mampu untuk meloncat keluar dari akuarium.
Tilan merupakan ikan predator yang mencari makan di malam hari, seringkali tidak bisa bertoleransi dengan ikan lain dan senang menyendiri. Ikan ini hidup di substrat Berpasir atau yang berlumpur dan lebih menyenangi daerah dengan intensitas cahaya yang rendah dengan suhu 24 – 280C dan pH 7. Tilan dapat ditemukan terutama di sungai bagian hilir.
Alat yang biasa dipakai untuk menangkap tilan adalah blad, pancing atau rawai. Harga konsumsi sekitar Rp 6.000/ekor. Sedangkan jika sebagai ikan hias, Tilan yang Berukuran 8-10 cm mencapai harga Rp 5.000–Rp 6.000/ekor.
IKAN RASBORA
Penyebaran: Sumatera
Syarat Hidup
pH: 6.5
GH: 5 (skala Jerman)
Temperatur: 26 °C
Panjang Maksimum: 4 cm
Pakan: pakan kering
Reproduksi: egg layer
Cahaya: terang tanpa sinar matahari
Temperamen: pendamai
Zone Renang: tidak spesifik
Set up Akuarium: akuarium dengan bebatuan, tanaman dan kayu-kayuan.
Penyebaran: Sumatera
Syarat Hidup
pH: 6.5
GH: 5 (skala Jerman)
Temperatur: 26 °C
Panjang Maksimum: 4 cm
Pakan: pakan kering
Reproduksi: egg layer
Cahaya: terang tanpa sinar matahari
Temperamen: pendamai
Zone Renang: tidak spesifik
Set up Akuarium: akuarium dengan bebatuan, tanaman dan kayu-kayuan.
Rasbora merupakan jenis ikan air tawar yang mempunyai panjang tubuh sampai dengan 10 cm. Ikan ini merupakan perenang kuat dan merupakan ikan omnivora. Ciri-ciri ikan jantan adalah warna tubuh lebih gelap sedangkan ikan betina mempunyai warna tubuh lebih terang .
Menurut Kottelat (1993), Genus Rasbora memiliki 43 spesies seperti yang disajikan pada Tabel 2.2. Hal yang membedakan antara spesies Rasbora sp. yang satu dengan lainnya adalah morfologi dan daerah penyebarannya.
Wader pari betina memiliki ciri seksual sekunder berupa bentuk perut yang lebih cembung terutama pada masa mijah sedangkan yang jantan bentuk perutnya lebih ramping. Pemijahannya membutuhkan kondisi kualitas air yang sesuai, umumnya terjadi pada musim pancaroba. Wader pari akan memilih pasangan mijah yang sesuai dan pemijahan terjadi selama beberapa hari. Telur yang telah dibuahi diletakkan di atas substrat (Sterba, 1989) atau melekat pada tumbuhan air (Semail, 2006) dan akan menetas menjadi larva setelah 24 – 30 jam.
IKAN ALIGATORMenurut Kottelat (1993), Genus Rasbora memiliki 43 spesies seperti yang disajikan pada Tabel 2.2. Hal yang membedakan antara spesies Rasbora sp. yang satu dengan lainnya adalah morfologi dan daerah penyebarannya.
Wader pari betina memiliki ciri seksual sekunder berupa bentuk perut yang lebih cembung terutama pada masa mijah sedangkan yang jantan bentuk perutnya lebih ramping. Pemijahannya membutuhkan kondisi kualitas air yang sesuai, umumnya terjadi pada musim pancaroba. Wader pari akan memilih pasangan mijah yang sesuai dan pemijahan terjadi selama beberapa hari. Telur yang telah dibuahi diletakkan di atas substrat (Sterba, 1989) atau melekat pada tumbuhan air (Semail, 2006) dan akan menetas menjadi larva setelah 24 – 30 jam.
Agak sulit memang untuk membedakan jenis-jenis ikan aligator karena sepintas akan tampak sama....Secara teori memang ikan ini bisa mencapai panjang 3m, tapi kalo dipelihara di akuarium saya rasa sulit mencapai hal itu.....Perkembangan ikan juga sangat dipengaruhi oleh ruang geraknya...Kalo di alam saya rasa ikan aligator ini akan bisa mencapai 3m karena tempat yang didiaminya (sungai) itu sangat luas.... Pengalaman saya memelihara ikan ini di akurium (60X40X40 cm)...sewaktu kecil, pertumbuhanya (panjang badannya) cepat...setelah mentok dengan ukuran akuarium...pertumbuhan panjangnya seakan berhenti...sekarang ditaruh di kolam juga pertumbuhan panjangnya sedikit sekali, prediksi saya karena tempatnya kurang Luas...hanya badanya saja yang menjadi gemuk.
Rupanya, ukuran ikan aligator yang panjangnya bisa mencapai 3m dan bertampang seram tidak mengecilkan minat hobiis untuk memeliharanya dalam akuarium. Di kala masih seukuran 20 hingga 50 cm memang ikan ini enak dilihat, baik gerakannya sewaktu menangkap pakan hidup maupun corak tubuhnya yang bervariasi. Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi agar ia tetap hidup sehat dan kerasan tinggal di akuarium? Berikut ini kiatnya.
Ikan buaya tidak sama dengan buaya atau aligator. Disebut ikan buaya karena bentuknya mirip buaya. Di daerah asalnya ikan buaya yang pada sistematika dimasukkan ke dalam keluarga lepisosteussidae ini di kenal sebagai gar fish.
Ia hidup liar di benua Amerika di perairan Sungai Mississippi hingga Rio Grande Del Norte yang bermuara ke Teluk Meksiko. Diketahui ada 6 spesies gar fish yang ditemukan di alam, diantaranya spotted gar (Lepisosteus oculatus) yang tubuhnya bertotol-totol hitam, longnose gar yang moncongnya sangat panjang, dan alligator gar yang panjang tubuhnya bisa mencapai 300cm. karena variasi bentuk dan corak warna yang berbeda-beda itulah ikan ini banyak dikoleksi sebagai ikan hias peliharaan di dalam akuarium kecil.
Kualitas air diutamakan.
Di habitat aslinya ikan aligator lebih banyak berdiam diri di dasar sungai yang berair dangkal atau di sela-sela tumbuhan rawa. "Karena itu untuk memeliharanya di akuarium tidak ada cara lain kecuali meniru sedapat mungkin habitat aslinya," tutur Karim, pedagang ikan hias di Balai Rakyat, Pasarminggu. Soal disatukan dengan ikan lain yang tidak sejenis menurut Karim boleh saja asal ukurannya tidak terlalu kecil (seimbang). "Ia memang bertampang seram, dan terlihat ganas sewaktu menangkap mangsa berupa ikan-ikan hidup, tapi sebenarnya ia bisa bersahabat," tambah Karim.
Agar sifat ikan buaya dapat terkontrol, disamping pakan, kualitas air akuarium dan asesori/pelengkapnya perlu diperhatikkan. Ke dalam akuarium bisa diletakkan hamparan bebatuan supaya berkesan alami, serta dipasang kayu api-api sebagai tempat berlindung. Kayu api-api dipilih karena selain tahan pelapukan juga bentuknya indah dan bervariasi. Sedangkan untuk memantau kualitas air yang merupakan bagian penting dari kehidupan ikan buaya perlu ditambahkan alat-alat pengukur, sirkulasi, dan penyaring air.
Termometer selaku pengatur suhu bisa ditempatkan pada bagian sudut akuarium.
Dengan termometer ini suhu air yang dikehendaki ikan buaya berkisar 20 - 250 C dapat dijaga kestabilannya. Sementara sirkulator sebaiknya digunakan yang berfilter. Filter yang bentuknya seperti kapas dan mengandung karbon aktir ini berfungsi sebagai penyaring otoran dan mempertahankan kealakian air.
Tetapi bila kondisi air terlalu basa, maka pada butiran karbon bisa ditambahkan Aqua-vital berbentuk serabut hingga pH air mengarah ke asam.
Kecuali alat-alat pengurkur di atas, didasar akuarium diletakkan pipa penyedot supaya akuarium selalu bersih dari sedapat kotoran. Dengan begitu kekhawatiran kerkurangnya volume oksigen terlarut dapat dikurangi. Perlu diketahui bila volume oksigen terlarut menjadi kecil akan menyebabkan ikan susah bernapas.
Setiap minggu penggantian air akuarium perlu dilakukan. Caranya dengan membuang sepertiga bagian air akuarium untuk kemudian diganti air baru yang telah diendapkan sehari semalam. Penggantian air yang dilewatkan melalui sirkulator hendaknya dilakukan sedikit demi sedikit agar tidak menimbulkan perubahan keasaman air secara drastis. Pada waktu bersamaan dibersihkan pula segala isi filter dengan air yang sudah dibubuhi PK (Permanganan kalium), lalu dijemur hingga benar-benar kering. Untuk memperoleh hasil kerja maksimal, filter sebaiknya diganti setelah masa pemakaian 3 bulan.
Hati-hati dengan pakan.
Tidak dipungkiri, saat memberi pakan adalah saat-saat terindah memelihara ikan buaya. Ikan buaya yang dalam kondisi biasa mempunyai gerakan lamban seperti ikan malas akan berubah gesit kala memangsa ikan atau udang hidup yang dicemplungkan sebagi pakan. Dalam secepat kilat ikan umpan yang semula merasa aman hilir mudik di hadapan si buaya tiba-tiba sudah berada di moncong panjangnya. Seekor ikan aligator berukuran panjang 20 cm dapat menghabiskan 5 - 10 ekor udang atau ikan beukuran sedang dalam seketika untuk sekali makan.
Pakan yang paling mudah didapat dan disukai ikan buaya memang berupa ikan-ikan kecil hidup. Namun yang perlu diperhatikan, bila ada pakan tersisa harus segera diangkat/dibersihkan, karena faeces yang dikeluarkannya bisa membuat air akuarium cepat kotor. Sebaliknya bila ingin memberikan pakan secara ad libitum (tersedia sepanjang waktu), udang hidup adalah yang terbaik.
Diluar kesukaan si ikan aligator, pakan berupa ikan atau udang hidup tetap mengandung risiko. Pasalnya pakan tersebut kadang sudah terscemari cendawan Saprolegnia dan Ichthyophthirius multifiliis ditempat penampungannnya.
Maklum, kedua penyakit yang bisa dengan cepat menular kepada ikan peliharaan itu tidak terlihat oleh mata telanjang.
Pada tahap dini serangan Saprolegnia dan Ichthyophthirius multifiliis tidak berbahaya, tetapi bila tidak disegera ditangani akibatnya bisa fatal. Ikan yang terserang mula-mula hanya merasakan gatal-gatal, sehingga kerap menggesek-gesekkan tubuhnya pada dinding atau benda-benda di dalam akuarium.
Selanjutnya, gesekan menyebabkan sisik ikan terlepas. Dan ikan menjadi liar alias stres. Jika ikan sudah stres hampir bisa dipastikan nafsu makannya turun, bahakn mungkin tidak mau makan sama sekali dan akhirnya mati.
Mengatasi serangan cendawan tahan dinin bisa dilakukan dengan memberikan beberapa tetes Tetra Aqua Safe dalam akuarium secara berkala. Tetra Aqua Safe ini selain mengobati cendawan, juga sekaligus menjernihkan air. Tetapi bila serangannya sudah parah, terapi yang dilakukan adalah dengan cara emindahkan ikan ke akuarium bersih yang telah dicampur obat Tropical Fish Medicine pada airnya. Lalu biarkan ikan beberapa jam disana, sambil akuarium semula dikuras total hingga benar-benar kering.
Selalin cendawan Saprolegnia dan bakteri ich, biasanya dalam pakan terbawa cacing jangkar (Lernaena cyprinaceae) dan Argulus idicus yang berbentuk bulat dan berwarna kehijauan. Kedua organisme itu juga dapat mengganggu kesehatan ikan. Nah, agar terhindar dari organisme yangmerugikan, biasakan ikan atau udang yang baru dibeli untuk pakan tidak langsung diberikan kepada si aligator, melainkan harus dikarantinakan terlebih dahulu dengan memasukkannya ke dalam air yang dibubuhi obat.
Semoga dengan penangann yang baik serta pakan yang bermutu, sang ikan aligator dapat dinikmati keanggunannya setiap saat.
IKAN ZEBRARupanya, ukuran ikan aligator yang panjangnya bisa mencapai 3m dan bertampang seram tidak mengecilkan minat hobiis untuk memeliharanya dalam akuarium. Di kala masih seukuran 20 hingga 50 cm memang ikan ini enak dilihat, baik gerakannya sewaktu menangkap pakan hidup maupun corak tubuhnya yang bervariasi. Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi agar ia tetap hidup sehat dan kerasan tinggal di akuarium? Berikut ini kiatnya.
Ikan buaya tidak sama dengan buaya atau aligator. Disebut ikan buaya karena bentuknya mirip buaya. Di daerah asalnya ikan buaya yang pada sistematika dimasukkan ke dalam keluarga lepisosteussidae ini di kenal sebagai gar fish.
Ia hidup liar di benua Amerika di perairan Sungai Mississippi hingga Rio Grande Del Norte yang bermuara ke Teluk Meksiko. Diketahui ada 6 spesies gar fish yang ditemukan di alam, diantaranya spotted gar (Lepisosteus oculatus) yang tubuhnya bertotol-totol hitam, longnose gar yang moncongnya sangat panjang, dan alligator gar yang panjang tubuhnya bisa mencapai 300cm. karena variasi bentuk dan corak warna yang berbeda-beda itulah ikan ini banyak dikoleksi sebagai ikan hias peliharaan di dalam akuarium kecil.
Kualitas air diutamakan.
Di habitat aslinya ikan aligator lebih banyak berdiam diri di dasar sungai yang berair dangkal atau di sela-sela tumbuhan rawa. "Karena itu untuk memeliharanya di akuarium tidak ada cara lain kecuali meniru sedapat mungkin habitat aslinya," tutur Karim, pedagang ikan hias di Balai Rakyat, Pasarminggu. Soal disatukan dengan ikan lain yang tidak sejenis menurut Karim boleh saja asal ukurannya tidak terlalu kecil (seimbang). "Ia memang bertampang seram, dan terlihat ganas sewaktu menangkap mangsa berupa ikan-ikan hidup, tapi sebenarnya ia bisa bersahabat," tambah Karim.
Agar sifat ikan buaya dapat terkontrol, disamping pakan, kualitas air akuarium dan asesori/pelengkapnya perlu diperhatikkan. Ke dalam akuarium bisa diletakkan hamparan bebatuan supaya berkesan alami, serta dipasang kayu api-api sebagai tempat berlindung. Kayu api-api dipilih karena selain tahan pelapukan juga bentuknya indah dan bervariasi. Sedangkan untuk memantau kualitas air yang merupakan bagian penting dari kehidupan ikan buaya perlu ditambahkan alat-alat pengukur, sirkulasi, dan penyaring air.
Termometer selaku pengatur suhu bisa ditempatkan pada bagian sudut akuarium.
Dengan termometer ini suhu air yang dikehendaki ikan buaya berkisar 20 - 250 C dapat dijaga kestabilannya. Sementara sirkulator sebaiknya digunakan yang berfilter. Filter yang bentuknya seperti kapas dan mengandung karbon aktir ini berfungsi sebagai penyaring otoran dan mempertahankan kealakian air.
Tetapi bila kondisi air terlalu basa, maka pada butiran karbon bisa ditambahkan Aqua-vital berbentuk serabut hingga pH air mengarah ke asam.
Kecuali alat-alat pengurkur di atas, didasar akuarium diletakkan pipa penyedot supaya akuarium selalu bersih dari sedapat kotoran. Dengan begitu kekhawatiran kerkurangnya volume oksigen terlarut dapat dikurangi. Perlu diketahui bila volume oksigen terlarut menjadi kecil akan menyebabkan ikan susah bernapas.
Setiap minggu penggantian air akuarium perlu dilakukan. Caranya dengan membuang sepertiga bagian air akuarium untuk kemudian diganti air baru yang telah diendapkan sehari semalam. Penggantian air yang dilewatkan melalui sirkulator hendaknya dilakukan sedikit demi sedikit agar tidak menimbulkan perubahan keasaman air secara drastis. Pada waktu bersamaan dibersihkan pula segala isi filter dengan air yang sudah dibubuhi PK (Permanganan kalium), lalu dijemur hingga benar-benar kering. Untuk memperoleh hasil kerja maksimal, filter sebaiknya diganti setelah masa pemakaian 3 bulan.
Hati-hati dengan pakan.
Tidak dipungkiri, saat memberi pakan adalah saat-saat terindah memelihara ikan buaya. Ikan buaya yang dalam kondisi biasa mempunyai gerakan lamban seperti ikan malas akan berubah gesit kala memangsa ikan atau udang hidup yang dicemplungkan sebagi pakan. Dalam secepat kilat ikan umpan yang semula merasa aman hilir mudik di hadapan si buaya tiba-tiba sudah berada di moncong panjangnya. Seekor ikan aligator berukuran panjang 20 cm dapat menghabiskan 5 - 10 ekor udang atau ikan beukuran sedang dalam seketika untuk sekali makan.
Pakan yang paling mudah didapat dan disukai ikan buaya memang berupa ikan-ikan kecil hidup. Namun yang perlu diperhatikan, bila ada pakan tersisa harus segera diangkat/dibersihkan, karena faeces yang dikeluarkannya bisa membuat air akuarium cepat kotor. Sebaliknya bila ingin memberikan pakan secara ad libitum (tersedia sepanjang waktu), udang hidup adalah yang terbaik.
Diluar kesukaan si ikan aligator, pakan berupa ikan atau udang hidup tetap mengandung risiko. Pasalnya pakan tersebut kadang sudah terscemari cendawan Saprolegnia dan Ichthyophthirius multifiliis ditempat penampungannnya.
Maklum, kedua penyakit yang bisa dengan cepat menular kepada ikan peliharaan itu tidak terlihat oleh mata telanjang.
Pada tahap dini serangan Saprolegnia dan Ichthyophthirius multifiliis tidak berbahaya, tetapi bila tidak disegera ditangani akibatnya bisa fatal. Ikan yang terserang mula-mula hanya merasakan gatal-gatal, sehingga kerap menggesek-gesekkan tubuhnya pada dinding atau benda-benda di dalam akuarium.
Selanjutnya, gesekan menyebabkan sisik ikan terlepas. Dan ikan menjadi liar alias stres. Jika ikan sudah stres hampir bisa dipastikan nafsu makannya turun, bahakn mungkin tidak mau makan sama sekali dan akhirnya mati.
Mengatasi serangan cendawan tahan dinin bisa dilakukan dengan memberikan beberapa tetes Tetra Aqua Safe dalam akuarium secara berkala. Tetra Aqua Safe ini selain mengobati cendawan, juga sekaligus menjernihkan air. Tetapi bila serangannya sudah parah, terapi yang dilakukan adalah dengan cara emindahkan ikan ke akuarium bersih yang telah dicampur obat Tropical Fish Medicine pada airnya. Lalu biarkan ikan beberapa jam disana, sambil akuarium semula dikuras total hingga benar-benar kering.
Selalin cendawan Saprolegnia dan bakteri ich, biasanya dalam pakan terbawa cacing jangkar (Lernaena cyprinaceae) dan Argulus idicus yang berbentuk bulat dan berwarna kehijauan. Kedua organisme itu juga dapat mengganggu kesehatan ikan. Nah, agar terhindar dari organisme yangmerugikan, biasakan ikan atau udang yang baru dibeli untuk pakan tidak langsung diberikan kepada si aligator, melainkan harus dikarantinakan terlebih dahulu dengan memasukkannya ke dalam air yang dibubuhi obat.
Semoga dengan penangann yang baik serta pakan yang bermutu, sang ikan aligator dapat dinikmati keanggunannya setiap saat.
Asal: India, Pakistan, Bangladesh. Dijumapai di sungai-sungai, selokan, parit, kolam dan juga sawah.
Panjang : 6 cm
Syarat hidup:
Suhu : 18 - 20 °C
pH: 6.5-7.2
GH: 5.0 - 19.0
Temperamen: Pendamai
Pakan: Omnivora, bisa menerima pakah kering, tumbuhan dan juga pakan hidup.
Sexing: Jantang mempunya strip kuning lebih kecil diantara strip hitam. Betina mempunyal warna latar lebih keperakan. Betina pada umumnya lebih membulat dan tubuh lebih lebar.
Sejenis ikan tropis yang memancarkan cahaya merah akan menjadi binatang peliharaan pertama yang direkayasa, demikian diungkapkan para ilmuwan.
Ikan jenis zebra ini sesungguhnya dirancang sebagai detektor adanya racun-racun yang ada di alam.
"Ikan ini semula dikembangkan untuk membantu menanggulangi polusi lingkungan," kata Alan Blake dan rekan-rekannya dari Yorktown Technologies, perusahaan yang mendaftarkan ikan tersebut sebagai ikan peliharaan. "Mereka direkayasa agar memancarkan cahaya bila berada di lingkungan yang beracun atau tidak sehat."
Ikan zebra (Brachydanio rerio) biasanya berwarna perak dengan garis-garis hitam keunguan. Dengan rekayasa genetis, ikan ini dapat memendarkan warna hijau atau merah dari tubuhnya. Warna merah atau hijau yang bersinar itu diambil dari warna ubur-ubur yang disuntikkan ke telur-telur ikan zebra.
Dengan gen ubur-ubur itu, tubuh ikan zebra dapat memancarkan cahaya. Nah, agar bisa digunakan sebagai indikator polusi, maka para peneliti memasukkan gen pemicu yang akan mengaktifkan pancaran cahaya pada ikan bila ikan berada dalam
lingkungan yang mengandung zat tertentu.
Sejauh ini tidak ada bukti bahwa ikan-ikan hasil rekayasa tersebut akan menimbulkan ancaman pada lingkungan. "Ikan-ikan ini hanya akan memancarkan warna terang di bawah segala macam sinar, namun tidak akan mencemari lingkungan."
Ikan yang kini disebut Glofish ini mulanya dikembangkan oleh Zhiyuan Gong dari National University of Singapore.
Menurut Gong, meski saat ini ikan tersebut hanya memiliki dua warna tambahan, namun sebenarnya ia bisa dikembangkan untuk memiliki lima warna berbeda, dimana masing-masing warna akan bersinar sesuai dengan jenis bahan polutan yang dijumpai ikan.
IKAN SYNODONTISPanjang : 6 cm
Syarat hidup:
Suhu : 18 - 20 °C
pH: 6.5-7.2
GH: 5.0 - 19.0
Temperamen: Pendamai
Pakan: Omnivora, bisa menerima pakah kering, tumbuhan dan juga pakan hidup.
Sexing: Jantang mempunya strip kuning lebih kecil diantara strip hitam. Betina mempunyal warna latar lebih keperakan. Betina pada umumnya lebih membulat dan tubuh lebih lebar.
Sejenis ikan tropis yang memancarkan cahaya merah akan menjadi binatang peliharaan pertama yang direkayasa, demikian diungkapkan para ilmuwan.
Ikan jenis zebra ini sesungguhnya dirancang sebagai detektor adanya racun-racun yang ada di alam.
"Ikan ini semula dikembangkan untuk membantu menanggulangi polusi lingkungan," kata Alan Blake dan rekan-rekannya dari Yorktown Technologies, perusahaan yang mendaftarkan ikan tersebut sebagai ikan peliharaan. "Mereka direkayasa agar memancarkan cahaya bila berada di lingkungan yang beracun atau tidak sehat."
Ikan zebra (Brachydanio rerio) biasanya berwarna perak dengan garis-garis hitam keunguan. Dengan rekayasa genetis, ikan ini dapat memendarkan warna hijau atau merah dari tubuhnya. Warna merah atau hijau yang bersinar itu diambil dari warna ubur-ubur yang disuntikkan ke telur-telur ikan zebra.
Dengan gen ubur-ubur itu, tubuh ikan zebra dapat memancarkan cahaya. Nah, agar bisa digunakan sebagai indikator polusi, maka para peneliti memasukkan gen pemicu yang akan mengaktifkan pancaran cahaya pada ikan bila ikan berada dalam
lingkungan yang mengandung zat tertentu.
Sejauh ini tidak ada bukti bahwa ikan-ikan hasil rekayasa tersebut akan menimbulkan ancaman pada lingkungan. "Ikan-ikan ini hanya akan memancarkan warna terang di bawah segala macam sinar, namun tidak akan mencemari lingkungan."
Ikan yang kini disebut Glofish ini mulanya dikembangkan oleh Zhiyuan Gong dari National University of Singapore.
Menurut Gong, meski saat ini ikan tersebut hanya memiliki dua warna tambahan, namun sebenarnya ia bisa dikembangkan untuk memiliki lima warna berbeda, dimana masing-masing warna akan bersinar sesuai dengan jenis bahan polutan yang dijumpai ikan.
Ikan synodontis adalah spesies ikan hias dari famili Mochokidae yang hidup di sungai Nil diwilayah Afrika. Ikan ini tergolong dalam golongan ikan catfish. Ikan synodontis dikenal dengan keindahan sirip dorsalnya yang tegak dan memanjang, sehingga sering disebut featherfin catfish. Ikan synodontis memiliki kebiasaan berenang terbalik, sehingga karena keindahan dan keunikannya ikan ini banyak digemari oleh para penggemar ikan hias air tawar.
Penelitian ini dilaksanakan untuk memepelajari proses perkembangan awal (embriogenesis) ikan synodontis dimulai dari pembuahan hingga penetasan.
Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu penyediaan telur, pemijahan buatan dan pengamatan embriogenesis. Perbandingan induk jantan dan betina masing-masing dengan bobot rat-rata 100 gram yang digunakan adalah 2 :1.
Pemijahan diawali dengan perangsangan hormonal menggunakan ovaprim, dan pakan yang digunakan berupa cacing sutera. Parameter yang diamati meliputi fekunditas, diameter telur, FR, HR, Sre dan perkembnagan embrio.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perkembangan embrio ikan synodontis dari pembuahan hingga penetasan berlangsung kurang lebih selama 22 jam pada suhu 26-28 0C. Fase pembelahan sel dimulai pada 0 jam 15 menit paska pembuahan, kemudian fase blastula 1 jam 50 menit, fase gastrula 3 jam 50 menit paska pembuahan, fase organogenesis 10 jam 40 menit paska pembuahan.
Fekunditas telur berkisar hingga 8000 butir telur. Derajat pembuahan dengan rata
rata 100%, derajat kelangsungan hidup embrio berkisar 64. 35 % serta derajat penetasan berkisar 58.10 %.
Penelitian ini dilaksanakan untuk memepelajari proses perkembangan awal (embriogenesis) ikan synodontis dimulai dari pembuahan hingga penetasan.
Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu penyediaan telur, pemijahan buatan dan pengamatan embriogenesis. Perbandingan induk jantan dan betina masing-masing dengan bobot rat-rata 100 gram yang digunakan adalah 2 :1.
Pemijahan diawali dengan perangsangan hormonal menggunakan ovaprim, dan pakan yang digunakan berupa cacing sutera. Parameter yang diamati meliputi fekunditas, diameter telur, FR, HR, Sre dan perkembnagan embrio.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perkembangan embrio ikan synodontis dari pembuahan hingga penetasan berlangsung kurang lebih selama 22 jam pada suhu 26-28 0C. Fase pembelahan sel dimulai pada 0 jam 15 menit paska pembuahan, kemudian fase blastula 1 jam 50 menit, fase gastrula 3 jam 50 menit paska pembuahan, fase organogenesis 10 jam 40 menit paska pembuahan.
Fekunditas telur berkisar hingga 8000 butir telur. Derajat pembuahan dengan rata
rata 100%, derajat kelangsungan hidup embrio berkisar 64. 35 % serta derajat penetasan berkisar 58.10 %.
IKAN GUPPY
Guppy (Poecilia reticulata)
Guppy awalnya hidup di rawa air payau. Ikan ini berkembang biak dengan cara Beranak sehingga pemijahannya tergolong mudah.
Induk jantan mempunyai warna yang cerah, tubuh yang ramping, sirip punggung yang lebih panjang, mempunyai gondopodium (berupa tonjolan memanjang di belakang sirip perut) yang merupakan modifikasi sirip anal berupa sirip panjang.
Untuk indukan betina mempunyai tubuh gemuk, warna yang kurang cerah, sirip punggung kecil, sirip perut berupa sirip yang halus.Selain warna, bentuk dasar ekor ikan guppy juga bervariasi.
Guppy dibagi berdasarkan bentuk ekornya yaitu wide tail (ekor lebar), sword tail (ekor panjang), dan short tail (ekor pendek). Tiap varietas mempunyai 4 macam bentuk ekor. Varietas terbaru yaitu Ribbon/Swallow.
Ini merupakan varietas baru dari berbagai persilangan menyebabkan mutasi gen merupakan hasil dari kawin silang dari berbagai jenis ikan ini.
Guppy berkembang biak dengan cara beranak. Anak guppy yang baru lahir sudah langsung dapat berenang dengan baik. Hal ini terjadi karena proses pembuahan guppy secara internal yaitu perkawinan terjadi pada saat organ gondopodium yang terletak pada sirip anal dimasukkan ke dalam organ telur betina.
Guppy jantan yang akan mengejar betina siap kawin. Setiap kali perkawinan dapat dijadikan 3 kali kelahiran.
Waktu kelahiran berkisar 3 minggu dan seekor betina dapat menghasilkan 60 ekor burayak.Dengan memahami proses pembuahan sampai dengan kelahiran ikan guppy maka perlu dipakai suatu metode agar perkawinan guppy dengan mudah dapat diatur dan dikendalikan sesuai dengan keinginan kita.
Kelemahan dari pembudidayaan guppy adalah ketidaktelitian terutama yang menggunakan sistem kawin masal. Teknik yang digunakan dalam menghasilkan strain guppy yang unggul dalam dengan menghasilkan F4 atau biasa juga disebut dengan sistem line.
Untuk mencari guppy yang bagus biasanya dapat dicari dengan betina yang mempunyai bentuk ekor yang bagus. Sedangkan untuk jantan biasanya dicari warna yang paling cerah juga dominan.
Untuk guppy Ribbon, betina Ribbon sangat dominan, sedangkan untuk jantan tetap jantan normal, sehingga untuk mendapatkan guppy Ribbon jantan yang bagus masih diperlukan jantan normal. Sehingga untuk guppy ini bisa dijual per trio.
Cara Mengatasi Penyakit
PENYAKIT
Yang umum menimpa guppy adalah jamur. Perlu dipahami jamur tumbuh dengan cara yang berbeda dari bakteri. Jamur tumbuh dengan spora dan selalu tumbuh dengan kondisi tertentu.
Mereka berkembang mempunyai siklus tertentu berupa spora kemudian berubah menjadi organisme yang disebut miselium.Jamur ini dapat berkembang biak sangat cepat, berbentuk seperti benang/ulir dan membentuk jaringan-jaringan seperti lapisan yang tipis. Sedangkan bakteri yang biasa menyerang guppy adalah mycobacterium piscium, juga beberapa penyebab lainnya.
Perlu diperhatikan untuk melakukan pengobatan secara efektif harus melakukan diagnosa yang akurat, sehingga dapat mengatasi penyakit yang timbul.
Penyakit yang umum menyerang ikan guppy adalah :
a. Saprolegnia.
Ciri-ciri ikan yang terserang adalah bercak-bercak putih pada kulit ikan.
Perawatannya teteskan alkohol metapen dalam tempat sebanyak 2 tetes dalam satu galon air/4 1,12) liter air. Langkah selanjutnya berikan garam dan biarkan beberapa saat.Berikan hydrogen peroksida untuk membunuh bakteri yang melekat pada jaring ikan selama 15 sampai 30 detik. Atau bisa juga digunakan malachite green atau methyline blue atau acriflavin sebagai disinfektan.
Cara perawatan ikan yang terkena infeksi bakteri sebaiknya diberi tambahan ruang sebelum mengobati.
b. Penyakit Bengkak atau Bloat
Ikan tampak gelisah, badan tampak lebih besar karena kembung. Ini disebabkan karena peradangan usus ikan.
Isolasi ikan yang terkena, lalu masukkan ke dalam satu galon air yang telah dibubuhi 2 sendok penuh garam Inggris. Biarkan selama 4 atau 6 jam, kemudian tambahkan air selama 12 jam. Setelah sembuh dapat dikembalikan ke tempat asal.
c. Jamur Mulut
Ciri ikan yang terkena jamur mulut mudah dilihat dari warna putih yang terletak di depan mulutnya. Jamur putih tersebut merupakan koloni sangat besar yang menempel pada mulut ikan, sehingga menutup mulut ikan sampai tidak bisa bernapas dan makan dapat menyebabkan ikan mati.
Pengobatan menggunakan aureomycin 25 mg untuk 1 galon air tambahkan 1 tetes obat merah dan metopen 2 tetes.
d. Penyakit Insang
Ciri ikan yang terkena peradangan insang biasanya disebabkan oleh organisme virus. Ciri pada penyakit ini insang membuka, malas makan dan selalu di atas permukaan air. Penyakit ini disebabkan oleh beberapa bakteri dan jamur dan paling sulit untuk diatasi. Ciri ikan ini jika mati insangnya tampak memerah dan membusuk lebih cepat dari badannya.
Beberapa cara yang sudah berhasil dilakukan adalah dengan memberikan metapen mercurochrome direndam beberapa saat secara bersamaan kemudian lakukan perawatan dengan menggunakan air garam dan memberikan tempat yang lebih besar dan luas.
e. Penyakit Kembung
Ciri-ciri ikan yang terkena peradangan perut antara lain ikan tampak sulit berenang ke dasar. Cara mengatasinya berikan 1 sendok teh garam Inggris tiap 1/2 liter air, dan rendam ikan selama 3 sampai 4 jam, kemudian pindahkan ikan ke dalam tempat yang ketinggian airnya 3 kali tinggi badan ikan. Masih ada beberapa penyakit yang sudah umum diketahui, misalnya kutu atau jarum.
Guppy awalnya hidup di rawa air payau. Ikan ini berkembang biak dengan cara Beranak sehingga pemijahannya tergolong mudah.
Induk jantan mempunyai warna yang cerah, tubuh yang ramping, sirip punggung yang lebih panjang, mempunyai gondopodium (berupa tonjolan memanjang di belakang sirip perut) yang merupakan modifikasi sirip anal berupa sirip panjang.
Untuk indukan betina mempunyai tubuh gemuk, warna yang kurang cerah, sirip punggung kecil, sirip perut berupa sirip yang halus.Selain warna, bentuk dasar ekor ikan guppy juga bervariasi.
Guppy dibagi berdasarkan bentuk ekornya yaitu wide tail (ekor lebar), sword tail (ekor panjang), dan short tail (ekor pendek). Tiap varietas mempunyai 4 macam bentuk ekor. Varietas terbaru yaitu Ribbon/Swallow.
Ini merupakan varietas baru dari berbagai persilangan menyebabkan mutasi gen merupakan hasil dari kawin silang dari berbagai jenis ikan ini.
Guppy berkembang biak dengan cara beranak. Anak guppy yang baru lahir sudah langsung dapat berenang dengan baik. Hal ini terjadi karena proses pembuahan guppy secara internal yaitu perkawinan terjadi pada saat organ gondopodium yang terletak pada sirip anal dimasukkan ke dalam organ telur betina.
Guppy jantan yang akan mengejar betina siap kawin. Setiap kali perkawinan dapat dijadikan 3 kali kelahiran.
Waktu kelahiran berkisar 3 minggu dan seekor betina dapat menghasilkan 60 ekor burayak.Dengan memahami proses pembuahan sampai dengan kelahiran ikan guppy maka perlu dipakai suatu metode agar perkawinan guppy dengan mudah dapat diatur dan dikendalikan sesuai dengan keinginan kita.
Kelemahan dari pembudidayaan guppy adalah ketidaktelitian terutama yang menggunakan sistem kawin masal. Teknik yang digunakan dalam menghasilkan strain guppy yang unggul dalam dengan menghasilkan F4 atau biasa juga disebut dengan sistem line.
Untuk mencari guppy yang bagus biasanya dapat dicari dengan betina yang mempunyai bentuk ekor yang bagus. Sedangkan untuk jantan biasanya dicari warna yang paling cerah juga dominan.
Untuk guppy Ribbon, betina Ribbon sangat dominan, sedangkan untuk jantan tetap jantan normal, sehingga untuk mendapatkan guppy Ribbon jantan yang bagus masih diperlukan jantan normal. Sehingga untuk guppy ini bisa dijual per trio.
Cara Mengatasi Penyakit
PENYAKIT
Yang umum menimpa guppy adalah jamur. Perlu dipahami jamur tumbuh dengan cara yang berbeda dari bakteri. Jamur tumbuh dengan spora dan selalu tumbuh dengan kondisi tertentu.
Mereka berkembang mempunyai siklus tertentu berupa spora kemudian berubah menjadi organisme yang disebut miselium.Jamur ini dapat berkembang biak sangat cepat, berbentuk seperti benang/ulir dan membentuk jaringan-jaringan seperti lapisan yang tipis. Sedangkan bakteri yang biasa menyerang guppy adalah mycobacterium piscium, juga beberapa penyebab lainnya.
Perlu diperhatikan untuk melakukan pengobatan secara efektif harus melakukan diagnosa yang akurat, sehingga dapat mengatasi penyakit yang timbul.
Penyakit yang umum menyerang ikan guppy adalah :
a. Saprolegnia.
Ciri-ciri ikan yang terserang adalah bercak-bercak putih pada kulit ikan.
Perawatannya teteskan alkohol metapen dalam tempat sebanyak 2 tetes dalam satu galon air/4 1,12) liter air. Langkah selanjutnya berikan garam dan biarkan beberapa saat.Berikan hydrogen peroksida untuk membunuh bakteri yang melekat pada jaring ikan selama 15 sampai 30 detik. Atau bisa juga digunakan malachite green atau methyline blue atau acriflavin sebagai disinfektan.
Cara perawatan ikan yang terkena infeksi bakteri sebaiknya diberi tambahan ruang sebelum mengobati.
b. Penyakit Bengkak atau Bloat
Ikan tampak gelisah, badan tampak lebih besar karena kembung. Ini disebabkan karena peradangan usus ikan.
Isolasi ikan yang terkena, lalu masukkan ke dalam satu galon air yang telah dibubuhi 2 sendok penuh garam Inggris. Biarkan selama 4 atau 6 jam, kemudian tambahkan air selama 12 jam. Setelah sembuh dapat dikembalikan ke tempat asal.
c. Jamur Mulut
Ciri ikan yang terkena jamur mulut mudah dilihat dari warna putih yang terletak di depan mulutnya. Jamur putih tersebut merupakan koloni sangat besar yang menempel pada mulut ikan, sehingga menutup mulut ikan sampai tidak bisa bernapas dan makan dapat menyebabkan ikan mati.
Pengobatan menggunakan aureomycin 25 mg untuk 1 galon air tambahkan 1 tetes obat merah dan metopen 2 tetes.
d. Penyakit Insang
Ciri ikan yang terkena peradangan insang biasanya disebabkan oleh organisme virus. Ciri pada penyakit ini insang membuka, malas makan dan selalu di atas permukaan air. Penyakit ini disebabkan oleh beberapa bakteri dan jamur dan paling sulit untuk diatasi. Ciri ikan ini jika mati insangnya tampak memerah dan membusuk lebih cepat dari badannya.
Beberapa cara yang sudah berhasil dilakukan adalah dengan memberikan metapen mercurochrome direndam beberapa saat secara bersamaan kemudian lakukan perawatan dengan menggunakan air garam dan memberikan tempat yang lebih besar dan luas.
e. Penyakit Kembung
Ciri-ciri ikan yang terkena peradangan perut antara lain ikan tampak sulit berenang ke dasar. Cara mengatasinya berikan 1 sendok teh garam Inggris tiap 1/2 liter air, dan rendam ikan selama 3 sampai 4 jam, kemudian pindahkan ikan ke dalam tempat yang ketinggian airnya 3 kali tinggi badan ikan. Masih ada beberapa penyakit yang sudah umum diketahui, misalnya kutu atau jarum.
IKAN BLACK GHOST
Budidaya Ikan BLACK GHOST(Apteronotus albifrons)
I. PENDAHULUAN
Ikan Black Ghost (Apteronotus albofrons), berasal dari sungai Amazone, Brazil, Amerika Selatan. Ikan ini dikenal juga dengan sebutan ikan setan (ikan hantu), namun julukan ini sebenarnya kurang tepat, karena penampilan ikan hias ini tidak menakutkan, tetapi justru mempesona penggemarnya.
Jenis ikan hias Black Ghost saat ini banyak dibudidayakan oleh petani ikan hias di DKI Jakarta. Sedangkan pemasaran ikan ini selain di dalam negeri juga merupakan jenis ikan yang diekspor dan harganyapun cukup tinggi.
II. PEMIJAHAN
Pemilihan Induk.Induk yang baik untuk dipijahkan adalah ikan yang sehat dan sudah dewasa, berumur kurang lebih 1,5 tahun dengan ukuran panjang badan antara 7 - 8 inchi (20 - 30 cm).- Induk yang sehat dapat ditandai dengan warna tubuh yang cerah, bersih, tidak cacat serta gerakannya lincah (aktif).
Perbedaan Jantan dan betina.Induk betinaIkan betina mempunyai dagu pendek, badannya gemuk dan lebih besar dengan ukurannya lebih pendek daripada ikan jantan.Induk JantanIkan Jantan mempunyai dagu panjang dan rata (lurus) dengan badan panjang dan lurus.
Cara PemijahanPemijahan dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu :
a. Set Pasang.
Pemijahan dengan cara set pasang dilakukan di akuarium ukuran 100 x 50 x 40 Cm dapat diisi dengan 7 ekor induk dengan perbandingan 3 induk jantan dan 4 ekor induk betina.
b. Set Massal.
Pada pemijahan set massal, black ghost dipijahkan dalam kolam atau bak fiber glass dengan ukuran panjang 2,5 x 1,5 x 0,5 m. Ke dalam kolam atau bak fiber tersebut dapat diisi 20 ekor induk black ghost dengan perbandingan 8 induk jantan dan 12 induk betina.pH air yang ideal untuk pemijahan ikan adalah sekitar 6,6 tetapi ikan ini akan berkembang dengan baik pada pH 6 - 7.
c. Perlengkapan untuk pemijahan.
Tempat persembunyianTempat persembunyian merupakan salah satu perlengkapan penting yang dibutuhkan dalam pemijahan ikan black ghost. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan ikan black ghost yang menyukai suasana gelap. Sebaliknya balck ghost akan keluar dari tempat persembunyian. Ukuran tempat persembunyian disesuaikan dengan ukuran induk black ghost.
Jenisnya dapat berupa pipa pralon, batu bata, atau genteng.
AeratorPenggunaan aerator adalah untuk menambah ketersediaan oksigen di dalam air.
Tempat untuk bertelur.Untuk tempat bertelur dapat digunakan bahan pakis atau ijuk yang telah ditata rapi.
d. Perawatan induk yang dipijahkan.
Suhu air selama masa pemijahan harus selalu dipertahankan yaitu berkisar anatara 26 sampai dengan 28 derajat Celcius dengan kisaran pH antara 6 - 7.
Jenis pakan untuk induk black ghost, yaitu cacing darah (blood worm) dan jentik Nyamuk (larva nyamuk).
Cacing darah dapat diberikan dalam keadaan hidup atau beku. Sementara pemberian jentik nyamuk berfungsi untuk mempercepat penuaan sel telur.
Saat proses pemijahan sebaiknya black ghost jangan diberikan cacing sutera karena kadar lemaknya yang tinggi. Jumlah pakan yang diberikan 3 - 4 %.
Penggantian air akuarium/bak pemijahan dilakukan dengan cara disipon/disedot sebanyak 1/3 bagian dari jumlah air keseluruhan.
III. PEMINDAHAN TELUR
Bersamaan dengan dimulainya kegiatan pembenihan maka perlu disiapkan akuarium untuk menampung akar pakis yang telah berisi telur.
Pengambilan pakis yang berisi telur dari kolam pemijahan dilakukan pada pagi hari setelah pada malam harinya induk jantan dan betina mengeluarkan sperma dan telurnya.
IV. PEMELIHARAAN BENIH
Dalam waktu 3-4 hari telur black ghost akan menetas. Telur yang tidak menetas atau membusuk sebaiknya segera disipon atau dibuang agar tidak mengganggu kelangsungan hidup ikan yang baru menetas.
Anak black ghost yang baru menetas mula-mula berwarna putih dan seperti lendir. Dengan bertambahnya umur aanak black ghost akan berubah warna dari putih menjadi hitam. Perubahan warna ini juga diikuti dengan menghilangnya lendir dari tubuhnya.
Setelah berumur satu minggu, anak black ghost telah berwarna hitam.
Anak black ghost yang masih berukuran kecil diberi pakan kutu air atau artemia.
V. PEMBESARAN
Untuk pembesaran dapat dilakukan di aquarium ukuran 100 x 35 x 50 cm dan dapat diisi anak black ghost yang baru menetas 3-4 hari sebanyak 200 - 250 ekor.
Air yang digunakan sebaiknya air yang telah diendapkan selama sehari semalam.
Kualitas air selama pembesaran harus diperhatikan seperti halnya pada saat pemijahan.
Pada akuarium pembesaran diberikan perlengkapan aerator dan tempat persembunyian.
Dari usaha pembesaran, black ghost biasanya dipanen saat mencapai 2-3 inchi.
Ikan Black Ghost (Apteronotus albofrons), berasal dari sungai Amazone, Brazil, Amerika Selatan. Ikan ini dikenal juga dengan sebutan ikan setan (ikan hantu), namun julukan ini sebenarnya kurang tepat, karena penampilan ikan hias ini tidak menakutkan, tetapi justru mempesona penggemarnya.
Jenis ikan hias Black Ghost saat ini banyak dibudidayakan oleh petani ikan hias di DKI Jakarta. Sedangkan pemasaran ikan ini selain di dalam negeri juga merupakan jenis ikan yang diekspor dan harganyapun cukup tinggi.
II. PEMIJAHAN
Pemilihan Induk.Induk yang baik untuk dipijahkan adalah ikan yang sehat dan sudah dewasa, berumur kurang lebih 1,5 tahun dengan ukuran panjang badan antara 7 - 8 inchi (20 - 30 cm).- Induk yang sehat dapat ditandai dengan warna tubuh yang cerah, bersih, tidak cacat serta gerakannya lincah (aktif).
Perbedaan Jantan dan betina.Induk betinaIkan betina mempunyai dagu pendek, badannya gemuk dan lebih besar dengan ukurannya lebih pendek daripada ikan jantan.Induk JantanIkan Jantan mempunyai dagu panjang dan rata (lurus) dengan badan panjang dan lurus.
Cara PemijahanPemijahan dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu :
a. Set Pasang.
Pemijahan dengan cara set pasang dilakukan di akuarium ukuran 100 x 50 x 40 Cm dapat diisi dengan 7 ekor induk dengan perbandingan 3 induk jantan dan 4 ekor induk betina.
b. Set Massal.
Pada pemijahan set massal, black ghost dipijahkan dalam kolam atau bak fiber glass dengan ukuran panjang 2,5 x 1,5 x 0,5 m. Ke dalam kolam atau bak fiber tersebut dapat diisi 20 ekor induk black ghost dengan perbandingan 8 induk jantan dan 12 induk betina.pH air yang ideal untuk pemijahan ikan adalah sekitar 6,6 tetapi ikan ini akan berkembang dengan baik pada pH 6 - 7.
c. Perlengkapan untuk pemijahan.
Tempat persembunyianTempat persembunyian merupakan salah satu perlengkapan penting yang dibutuhkan dalam pemijahan ikan black ghost. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan ikan black ghost yang menyukai suasana gelap. Sebaliknya balck ghost akan keluar dari tempat persembunyian. Ukuran tempat persembunyian disesuaikan dengan ukuran induk black ghost.
Jenisnya dapat berupa pipa pralon, batu bata, atau genteng.
AeratorPenggunaan aerator adalah untuk menambah ketersediaan oksigen di dalam air.
Tempat untuk bertelur.Untuk tempat bertelur dapat digunakan bahan pakis atau ijuk yang telah ditata rapi.
d. Perawatan induk yang dipijahkan.
Suhu air selama masa pemijahan harus selalu dipertahankan yaitu berkisar anatara 26 sampai dengan 28 derajat Celcius dengan kisaran pH antara 6 - 7.
Jenis pakan untuk induk black ghost, yaitu cacing darah (blood worm) dan jentik Nyamuk (larva nyamuk).
Cacing darah dapat diberikan dalam keadaan hidup atau beku. Sementara pemberian jentik nyamuk berfungsi untuk mempercepat penuaan sel telur.
Saat proses pemijahan sebaiknya black ghost jangan diberikan cacing sutera karena kadar lemaknya yang tinggi. Jumlah pakan yang diberikan 3 - 4 %.
Penggantian air akuarium/bak pemijahan dilakukan dengan cara disipon/disedot sebanyak 1/3 bagian dari jumlah air keseluruhan.
III. PEMINDAHAN TELUR
Bersamaan dengan dimulainya kegiatan pembenihan maka perlu disiapkan akuarium untuk menampung akar pakis yang telah berisi telur.
Pengambilan pakis yang berisi telur dari kolam pemijahan dilakukan pada pagi hari setelah pada malam harinya induk jantan dan betina mengeluarkan sperma dan telurnya.
IV. PEMELIHARAAN BENIH
Dalam waktu 3-4 hari telur black ghost akan menetas. Telur yang tidak menetas atau membusuk sebaiknya segera disipon atau dibuang agar tidak mengganggu kelangsungan hidup ikan yang baru menetas.
Anak black ghost yang baru menetas mula-mula berwarna putih dan seperti lendir. Dengan bertambahnya umur aanak black ghost akan berubah warna dari putih menjadi hitam. Perubahan warna ini juga diikuti dengan menghilangnya lendir dari tubuhnya.
Setelah berumur satu minggu, anak black ghost telah berwarna hitam.
Anak black ghost yang masih berukuran kecil diberi pakan kutu air atau artemia.
V. PEMBESARAN
Untuk pembesaran dapat dilakukan di aquarium ukuran 100 x 35 x 50 cm dan dapat diisi anak black ghost yang baru menetas 3-4 hari sebanyak 200 - 250 ekor.
Air yang digunakan sebaiknya air yang telah diendapkan selama sehari semalam.
Kualitas air selama pembesaran harus diperhatikan seperti halnya pada saat pemijahan.
Pada akuarium pembesaran diberikan perlengkapan aerator dan tempat persembunyian.
Dari usaha pembesaran, black ghost biasanya dipanen saat mencapai 2-3 inchi.
IKAN NEON TETRA
Neon tetra (Paracheirodon innesi) merupakan jenis ikan hias air tawar yang termasuk keluarga characin (famili Characidae, ordo Characi formes).
Jenis tetra dari genus Paracheirodon merupakan ikan-ikan asli perairan Amerika Selatan. Warnanya yang cerah membuat jenis ikan ini dapat terlihat pada perairan sungai pedalaman yang gelap dan hal ini merupakan salah satu sebab populernya jenis ikan ini sebagai ikan hias.
Neon tetra memiliki warna yang cerah, terdapat garis horizontal berwama biru-hijau sepanjang kedua sisi ikan mulai dari hidung hingga bagian depan ekor dan warna kemerah-merahan sepanjang setengah bagian posterior bawah tubuh.
Pada malam hari warna tubuhnya akan menghilang selama ikan beristirahat dan akan muncul kembali ketika ikan aktif pada pagi harinya. Neon tetra dapat tumbuh hingga 4 cm. Ikan betina memiliki perut yang sedikit agak besar dibanding ikan jantan.
Ikan neon tetra merupakan salah satu jenis ikan akuarium yang sangat dikenal dan telah dibudidayakan dalam jumlah yang besar.
Jenis neon tetra lain yang terkenal adalah green neon tetra (Paracheirodon simulans) dan Black neon tetra merupakan spesies tersendiri, bahkan jenis ikan yang terakhir berasal dari genus yang berbeda.
Ikan Cardinal Tetra atau biasa disebut dengan red neon memiliki kemiripan dengan neon tetra dan seringkali dianggap sebagai neon tetra sejati.
Jenis tetra ini berbeda dengan neon tetra sejati dilihat dari garis lateral berwama merah sepanjang tubuhnya. Sinonim neon tetra atau Paracheirodon innesi adalah Hyphessobrycon innesi.
Meskipun neon tetra dapat beradaptasi dengan baik terhadap perubahan-perubahan kondisi air, di alam ikan ini mendiami perairan yang sedikit asam (pH agak rendah), kesadahan rendah, dan suhu antara 20 - 26 °C.
Ikan neon tetra dapat hidup hingga lima tahun.Ikan neon tetra sangat mudah dipelihara di akuarium dengan air yang memiliki pH sekitar 5,0 - 7,0 dan kesadahan 1,0 - 2,0.
Karena ukurannya yang kecil, sebaiknya ikan ini tidak dipelihara bersama dengan ikan yang berukuran besar atau ikan yang agresif. Ikan ini dapat dipelihara bersama dengan jenis tetra lainnya seperti rummy-nose tetra, cardinal tetra atau jenis ikan lainnya. Neon tetra bersifat omnivora dan menyukai makanan berupa flake food, udang-udang kecil, daphnia, cacing darah beku, tubifex atau pelet berukuran kecil.
Untuk membudidayakan neon tetra, tempatkan sepasang ikan di bak pemijahan yang gelap. Intensitas cahaya kemudian dapat ditingkatkan secara bertahap hingga pemijahan terjadi.
Selama proses perkawinan ini, ikan dapat diberi pakan berupa larva nyamuk.
Karena induk ikan sering memakan anak ikan yang baru menetas, maka sebaiknya induk ikan ini dipindahkan setelah mereka memijah. Telur kemudian akan menetas setelah 30 jam.
Penyakit Neon Tetra
Penyakit ini diketahui khusus menyerang ikan neon tetra dan beberapa spesies terkait lainnya.
Meskipun demikian, tidak berarti bahwa ikan lain kebal terhadapnya. Beberapa jenis cichlid seperti manvis, dan cyprinid seperti Rasbora dan Barb, dilaporkan menjadi korban puIa dari penyakit ini.
GejalaWarna ikan memucat dan disertai dengan hilangnya garis merah. Pada infeksi ringan bisa tidak menunjukkan gejala apa-apa. Sedangkan pada gejala menengah sampai parah, selain warna memucat dan kehilangan warna merah, juga sering disertai dengan timbulnya bercak-bercak putih dibawah kulit. Munculnya bercak putih menunjukkan terjadinya kerusakan pada jaringan otot ikan.
Disamping gejala tersebut diatas ikan yang terinfeksi dapat pula menunjukkan gejala malas/lesu, kesulitan berenang, dan kehilangan berat badan (kurus).
Penyebab.
Disebabkan oleh parasit Pleistophora hyphessobryconis. Penyebaran penyakit pada umumnya terjadi melalui spora yang terbawa oleh pakan, atau melalui bagian ikan terinfeksi yang mati dan dimakan oleh ikan yang bersangkutan.
Infeksi dapat pula dipicu oleh kondisi kualitas air yang memburuk atau tidak sesuai dengan kebutuhan neon tetra. Oleh karena itu, sebelum melakukan perlakuan apapun terhadap penyakit ini, pastikan terlebih dahulu bahwa kondisi air akuariumnya sudah ideal untuk kehidupan ikan neon tetra.
Setelah berada dalam usus ikan, parasit akan masuk kedalam jaringan tubuh dan menggandakan diri disana kemudian menyebar. Jaringan yang mengandung parasit akan mati, warnanya menjadi pucat kemudian berubah berwarna putih.
Pencegahan dan Perawatan
Belum ada obat-obatan yang diketahui efektif untuk mengatasi infeksi Pleistophora. Meskipun demikian tidak ada salahnya mencoba obat-obatan yang ditawarkan di toko akuarium yang disiapkan untuk penyakit tersebut, Percobaan pengobatan dengan menggunakan Toltrazunil diketahui cukup menjanjikan.
Pencegahan tampaknya merupakan hal yang sangat dianjurkan untuk menghidar dari infeksi penyakit . Untuk itu jagalah supaya kualitas air tetap optimum dan Parameternya sesuai bagi kebutuhan hidup neon tetra.
Jenis tetra dari genus Paracheirodon merupakan ikan-ikan asli perairan Amerika Selatan. Warnanya yang cerah membuat jenis ikan ini dapat terlihat pada perairan sungai pedalaman yang gelap dan hal ini merupakan salah satu sebab populernya jenis ikan ini sebagai ikan hias.
Neon tetra memiliki warna yang cerah, terdapat garis horizontal berwama biru-hijau sepanjang kedua sisi ikan mulai dari hidung hingga bagian depan ekor dan warna kemerah-merahan sepanjang setengah bagian posterior bawah tubuh.
Pada malam hari warna tubuhnya akan menghilang selama ikan beristirahat dan akan muncul kembali ketika ikan aktif pada pagi harinya. Neon tetra dapat tumbuh hingga 4 cm. Ikan betina memiliki perut yang sedikit agak besar dibanding ikan jantan.
Ikan neon tetra merupakan salah satu jenis ikan akuarium yang sangat dikenal dan telah dibudidayakan dalam jumlah yang besar.
Jenis neon tetra lain yang terkenal adalah green neon tetra (Paracheirodon simulans) dan Black neon tetra merupakan spesies tersendiri, bahkan jenis ikan yang terakhir berasal dari genus yang berbeda.
Ikan Cardinal Tetra atau biasa disebut dengan red neon memiliki kemiripan dengan neon tetra dan seringkali dianggap sebagai neon tetra sejati.
Jenis tetra ini berbeda dengan neon tetra sejati dilihat dari garis lateral berwama merah sepanjang tubuhnya. Sinonim neon tetra atau Paracheirodon innesi adalah Hyphessobrycon innesi.
Meskipun neon tetra dapat beradaptasi dengan baik terhadap perubahan-perubahan kondisi air, di alam ikan ini mendiami perairan yang sedikit asam (pH agak rendah), kesadahan rendah, dan suhu antara 20 - 26 °C.
Ikan neon tetra dapat hidup hingga lima tahun.Ikan neon tetra sangat mudah dipelihara di akuarium dengan air yang memiliki pH sekitar 5,0 - 7,0 dan kesadahan 1,0 - 2,0.
Karena ukurannya yang kecil, sebaiknya ikan ini tidak dipelihara bersama dengan ikan yang berukuran besar atau ikan yang agresif. Ikan ini dapat dipelihara bersama dengan jenis tetra lainnya seperti rummy-nose tetra, cardinal tetra atau jenis ikan lainnya. Neon tetra bersifat omnivora dan menyukai makanan berupa flake food, udang-udang kecil, daphnia, cacing darah beku, tubifex atau pelet berukuran kecil.
Untuk membudidayakan neon tetra, tempatkan sepasang ikan di bak pemijahan yang gelap. Intensitas cahaya kemudian dapat ditingkatkan secara bertahap hingga pemijahan terjadi.
Selama proses perkawinan ini, ikan dapat diberi pakan berupa larva nyamuk.
Karena induk ikan sering memakan anak ikan yang baru menetas, maka sebaiknya induk ikan ini dipindahkan setelah mereka memijah. Telur kemudian akan menetas setelah 30 jam.
Penyakit Neon Tetra
Penyakit ini diketahui khusus menyerang ikan neon tetra dan beberapa spesies terkait lainnya.
Meskipun demikian, tidak berarti bahwa ikan lain kebal terhadapnya. Beberapa jenis cichlid seperti manvis, dan cyprinid seperti Rasbora dan Barb, dilaporkan menjadi korban puIa dari penyakit ini.
GejalaWarna ikan memucat dan disertai dengan hilangnya garis merah. Pada infeksi ringan bisa tidak menunjukkan gejala apa-apa. Sedangkan pada gejala menengah sampai parah, selain warna memucat dan kehilangan warna merah, juga sering disertai dengan timbulnya bercak-bercak putih dibawah kulit. Munculnya bercak putih menunjukkan terjadinya kerusakan pada jaringan otot ikan.
Disamping gejala tersebut diatas ikan yang terinfeksi dapat pula menunjukkan gejala malas/lesu, kesulitan berenang, dan kehilangan berat badan (kurus).
Penyebab.
Disebabkan oleh parasit Pleistophora hyphessobryconis. Penyebaran penyakit pada umumnya terjadi melalui spora yang terbawa oleh pakan, atau melalui bagian ikan terinfeksi yang mati dan dimakan oleh ikan yang bersangkutan.
Infeksi dapat pula dipicu oleh kondisi kualitas air yang memburuk atau tidak sesuai dengan kebutuhan neon tetra. Oleh karena itu, sebelum melakukan perlakuan apapun terhadap penyakit ini, pastikan terlebih dahulu bahwa kondisi air akuariumnya sudah ideal untuk kehidupan ikan neon tetra.
Setelah berada dalam usus ikan, parasit akan masuk kedalam jaringan tubuh dan menggandakan diri disana kemudian menyebar. Jaringan yang mengandung parasit akan mati, warnanya menjadi pucat kemudian berubah berwarna putih.
Pencegahan dan Perawatan
Belum ada obat-obatan yang diketahui efektif untuk mengatasi infeksi Pleistophora. Meskipun demikian tidak ada salahnya mencoba obat-obatan yang ditawarkan di toko akuarium yang disiapkan untuk penyakit tersebut, Percobaan pengobatan dengan menggunakan Toltrazunil diketahui cukup menjanjikan.
Pencegahan tampaknya merupakan hal yang sangat dianjurkan untuk menghidar dari infeksi penyakit . Untuk itu jagalah supaya kualitas air tetap optimum dan Parameternya sesuai bagi kebutuhan hidup neon tetra.
IKAN PALMAS
Sejauh ini setidaknya diketahui ada 3 sub-species palmas yaitu:
Polypterus palmas palmas
Polypterus palmas polli
Polypterus palmas buettikoferi
Jenis kelamin
Breeding.
Palmas, merupakan salah satu jenis ikan purba/jurasic fish. Ikan ini dapat hidup diperairan dangkal, bahkan adang kering. Mempunyai kemampuan beradaptasi pada air dengan kandungan oksigen rendah.
Ikan ini mampu mengambil udara langsung. Cara pemeliharaannya cukup mudah, diberikan pakan ikan hidup(mas, cere/guppy), cacing bahkan pelet/makanan kering.
Jenis yang dapat kita temui di Indonesia atara lain : Polypterus Delhezy, Polypterus Palmas, Polypterus Ornatipinis, P. Retropinis, P.Weeksy.
Ikan ini memerlukan aquarium/tempat pemeliharaan yang cukup besar, jika kita ingin memeliharanyalebih dari 1 ekor, karena ikan jenis ini cukup agresif terhadap sesamanya.
Dalam pemelihara di aquarium sebaiknya diberikan kayu atau batu-batuan untuk tempat persembunyiaannya. Dan juga gemar meloncat ke permukaan air. Jadi sebaiknya aquarium diberi penutup. Keasaman air relatif normal antar 7-8. Kesadahan juga normal.
Pembiakan ikan ini lebih banyak dengan cara kawin suntik.
Palmas merupakan ikan yang tergolong dalam Family Polypteridae (Bichir), artinya ikan bersirip banyak. Ikan ini termasuk ikan primitif dan sering disebut sebagai "snake like fish" (ikan mirip ular). Penyebaran adalah di Afrika Barat.
Ikan ini mampu mengambil udara langsung. Cara pemeliharaannya cukup mudah, diberikan pakan ikan hidup(mas, cere/guppy), cacing bahkan pelet/makanan kering.
Jenis yang dapat kita temui di Indonesia atara lain : Polypterus Delhezy, Polypterus Palmas, Polypterus Ornatipinis, P. Retropinis, P.Weeksy.
Ikan ini memerlukan aquarium/tempat pemeliharaan yang cukup besar, jika kita ingin memeliharanyalebih dari 1 ekor, karena ikan jenis ini cukup agresif terhadap sesamanya.
Dalam pemelihara di aquarium sebaiknya diberikan kayu atau batu-batuan untuk tempat persembunyiaannya. Dan juga gemar meloncat ke permukaan air. Jadi sebaiknya aquarium diberi penutup. Keasaman air relatif normal antar 7-8. Kesadahan juga normal.
Pembiakan ikan ini lebih banyak dengan cara kawin suntik.
Palmas merupakan ikan yang tergolong dalam Family Polypteridae (Bichir), artinya ikan bersirip banyak. Ikan ini termasuk ikan primitif dan sering disebut sebagai "snake like fish" (ikan mirip ular). Penyebaran adalah di Afrika Barat.
Palmas adalah ikan pemangsa (predator), carnivora. Ikan ini mempunyai kemampuan untuk mengambil udara dengan alat yang telah termodifikasi sedemikan rupa menyerupai paru-paru, disamping itu ia mampu untuk merayap diatas tanah dengan menggunakan sirip dadanya yang kuat. Oleh karenanya dalam memelihara palmas dianjurkan agar memberikan penutup yang baik untuk mencegah ikan tersebut kabur. Palmas dapat dipelihara bersama-sama dengan ikan golongan Cichlidae yang memiliki ukuran lebih besar.
Panjang rata-rata ikan palmas adalah 30 cm. Hidup pada kisaran pH 6.5 - 7, dan temperatur 16-27 ° C. Sebagai carnivora, pakan utama palmas adalah pakan hidup berupa ikan kecil, atau daging-dagingan lain seperti daging udang atau daging ikan.
Sejauh ini setidaknya diketahui ada 3 sub-species palmas yaitu:
Polypterus palmas palmas
Polypterus palmas polli
Polypterus palmas buettikoferi
Jenis kelamin
Jenis kelamin palmas dapat dibedakan dengan melihat lebar dari sirip anus.
Sirip anus palmas jantan lebarnya hampir 2 kali lebar sirip anus palmas betina.
Sirip anus palmas jantan lebarnya hampir 2 kali lebar sirip anus palmas betina.
Breeding.
Pada masa breeding palmas jantan akan "memeluk" si betina, kemudian akan memproduksi sperma pada saat si jantan "menangkap" telur-telur yang dikeluarkan si betina. Setelah dibuahi telur-telur tersebut akan jatuh ke atas substrate akuarium. Pada umumnya telur-telur tersebut akan menetas dalam waktu 4 hari.
IKAN PLATTY
Ikan hias cukup dikenal oleh masyarakat sebagai hiasan aquarium.
Perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat, terutama ikan hias air tawar asli Indonesia. Dari sekian banyak jenis ikan hias, tidak semuanya telah dapat dibudidayakan.
Dalam menternakkan ikan hias harus diperhatikan bahwa masing-masing jenis mempunyai sifat dan kebiasaan hidup yang berbeda-beda, misalnya dalam cara pemijahan, bertelur ataupun menyusun sarangnya. Cara perkembang biakkan ikan hias ada beberapa macam:
1) Ikan-ikan hias yang beranak.
2) Ikan-ikan hias yang bertelur berserakan.
3) Ikan-ikan hias yang meletakkan telurnya pada suatu subtrat.
4) Ikan-ikan hias yang menetaskan telurnya dalam sarang busa.
5) Ikan-ikan yang mengeramkan telurnya di dalam mulut.
Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai cara-cara pemeliharaan ikan hias yang beranak (live bearer), misalnya:
1) Ikan Guppy (Poecilia reticulata Guppy)
2) Ikan Molly (Poelicia latipinna Sailfin molly)
3) Ikan Platy (Xiphophorus maculatus Platy)
4) Ikan Sword tail (Xiphophorus helleri Sword tail)
2. CIRI-CIRI INDUK JANTAN DAN BETINA
1) Induk Jantan
a. Mempunyai gonopodium (berupa tonjolan dibelakang sirip perut) yang merupakan modifikasi sirip anal yang berupa menjadi sirip yang panjang.
b. Tubuhnya ramping.
c. Warnanya lebih cerah.
d. Sirip punggung lebih panjang.
e. Kepalanya besar.
2) Induk Betina
a. Dibelakang sirip perut tidak ada gonopodium, tetapi berupa sirip halus.
b. Tubuhnya gemuk
c. Warnanya kurang cerah.
d. Sirip punggung biasa.
e. Kepalanya agak runcing.
3. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMELIHARAAN
1) Air yang diperlukan adalah ari yang cukup mengandung Oksigen (O2)dan jernih.
2) Suhu air berkisar antara 15 ~ 270C.
3) pH yang disukai agak sedikit alkalis, yaitu berkisar 7 ~ 8.
4) Makanan yang diberikan dapat berupa makanan alami (cuk, cacing,kutu air) dan makanan buatan, diberikan secukupnya.
4. TEKNIK PEMIJAHAN
1) Pemilihan induk. Pilihlah induk yang berukuran relatif besar, bentuk tubuh yang mengembung serta mempunyai warna yang indah.
2) Induk-induk yang telah dipilih dimasukkan dalam satu bak untuk beberapa pasang induk. Namun apabila menghendaki keturunan tertentu dapat pula dilakukan dengan cara memisahkan dalam bak tersendiri sepasang-sepasang.
3) Bak-bak pemijahan harus dikontrol setiap hari. Setelah lahir, anak-anak ikan harus cepat-cepat diambil dan dipisahkan dari induknya agar tidakdimakan oleh induknya.
5. PERAWATAN BENIH
1) Anak-anak ikan yang baru lahir belum membutuhkan makanan, karena masih mengandung kuning telur (yolk egg). Setelah 4 ~ 5 hari anak ikan baru dapat diberi makanan berupa kutu air yang sudah disaring, atau kuning telur yang telah direbus dan dihancurkan.
2) Setelah mencapai ukuran medium (2 ~ 3 cm) dapat diberikan makanan cacing, kemudian setelah mencapai ukuran dewasa (5 ~ 7 cm) dapatdiberi makanan ncuk.
3) Disamping makanan alami dapat pula diberi makanan tambahan berupa cacing kering, agar-agar dll.
4) Pemberian makanan sebaiknya 2 kali sehari, hendaknya jangan berlebihan, karena dapat menyebabkan pembusukan yang dapat merusak kualitas air.
5) Pergantian air. Air dalam bak atau aquarium jangan sampai kotor/keruh, karena dapat menyebabkan kematian anak ikan. Kotoran dapat dibersihkan setiap 2 ~ 3 hari sekali dengan cara disiphon, air yang terbuang pada waktu penyiphonan sebanyak 10 ~20% dapat diganti dengan air yang baru.
Perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat, terutama ikan hias air tawar asli Indonesia. Dari sekian banyak jenis ikan hias, tidak semuanya telah dapat dibudidayakan.
Dalam menternakkan ikan hias harus diperhatikan bahwa masing-masing jenis mempunyai sifat dan kebiasaan hidup yang berbeda-beda, misalnya dalam cara pemijahan, bertelur ataupun menyusun sarangnya. Cara perkembang biakkan ikan hias ada beberapa macam:
1) Ikan-ikan hias yang beranak.
2) Ikan-ikan hias yang bertelur berserakan.
3) Ikan-ikan hias yang meletakkan telurnya pada suatu subtrat.
4) Ikan-ikan hias yang menetaskan telurnya dalam sarang busa.
5) Ikan-ikan yang mengeramkan telurnya di dalam mulut.
Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai cara-cara pemeliharaan ikan hias yang beranak (live bearer), misalnya:
1) Ikan Guppy (Poecilia reticulata Guppy)
2) Ikan Molly (Poelicia latipinna Sailfin molly)
3) Ikan Platy (Xiphophorus maculatus Platy)
4) Ikan Sword tail (Xiphophorus helleri Sword tail)
2. CIRI-CIRI INDUK JANTAN DAN BETINA
1) Induk Jantan
a. Mempunyai gonopodium (berupa tonjolan dibelakang sirip perut) yang merupakan modifikasi sirip anal yang berupa menjadi sirip yang panjang.
b. Tubuhnya ramping.
c. Warnanya lebih cerah.
d. Sirip punggung lebih panjang.
e. Kepalanya besar.
2) Induk Betina
a. Dibelakang sirip perut tidak ada gonopodium, tetapi berupa sirip halus.
b. Tubuhnya gemuk
c. Warnanya kurang cerah.
d. Sirip punggung biasa.
e. Kepalanya agak runcing.
3. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMELIHARAAN
1) Air yang diperlukan adalah ari yang cukup mengandung Oksigen (O2)dan jernih.
2) Suhu air berkisar antara 15 ~ 270C.
3) pH yang disukai agak sedikit alkalis, yaitu berkisar 7 ~ 8.
4) Makanan yang diberikan dapat berupa makanan alami (cuk, cacing,kutu air) dan makanan buatan, diberikan secukupnya.
4. TEKNIK PEMIJAHAN
1) Pemilihan induk. Pilihlah induk yang berukuran relatif besar, bentuk tubuh yang mengembung serta mempunyai warna yang indah.
2) Induk-induk yang telah dipilih dimasukkan dalam satu bak untuk beberapa pasang induk. Namun apabila menghendaki keturunan tertentu dapat pula dilakukan dengan cara memisahkan dalam bak tersendiri sepasang-sepasang.
3) Bak-bak pemijahan harus dikontrol setiap hari. Setelah lahir, anak-anak ikan harus cepat-cepat diambil dan dipisahkan dari induknya agar tidakdimakan oleh induknya.
5. PERAWATAN BENIH
1) Anak-anak ikan yang baru lahir belum membutuhkan makanan, karena masih mengandung kuning telur (yolk egg). Setelah 4 ~ 5 hari anak ikan baru dapat diberi makanan berupa kutu air yang sudah disaring, atau kuning telur yang telah direbus dan dihancurkan.
2) Setelah mencapai ukuran medium (2 ~ 3 cm) dapat diberikan makanan cacing, kemudian setelah mencapai ukuran dewasa (5 ~ 7 cm) dapatdiberi makanan ncuk.
3) Disamping makanan alami dapat pula diberi makanan tambahan berupa cacing kering, agar-agar dll.
4) Pemberian makanan sebaiknya 2 kali sehari, hendaknya jangan berlebihan, karena dapat menyebabkan pembusukan yang dapat merusak kualitas air.
5) Pergantian air. Air dalam bak atau aquarium jangan sampai kotor/keruh, karena dapat menyebabkan kematian anak ikan. Kotoran dapat dibersihkan setiap 2 ~ 3 hari sekali dengan cara disiphon, air yang terbuang pada waktu penyiphonan sebanyak 10 ~20% dapat diganti dengan air yang baru.
IKAN CORYDORAS
5. Jenis - Jenis Corydoras
5.1 Corydoras Adolfoi
5.2 Corydoras Aeneus
5.3 Corydoras Concolor
5.4 Corydoras adolfoi - Adolfo's Cory
5.5 Corydoras aeneus - Bronze Cory
5.6 Corydoras ambiacus - Black-spot Catfish
5.7 Corydoras arcuatus - Skunk Cory
5.8 Corydoras concolor - Slate Cory
5.9 Corydoras guapore - Guapore Cory
5.10 Corydoras habrosus - Dainty Corydoras
5.11 Corydoras hastatus - Dwarf Corydoras
5.12 Corydoras melanotaenia = Green-Gold Corydoras
5.13 Corydoras metae - Bandit Corydoras
5.14 Corydoras narcissus - Narcissus Cory
5.15 Corydoras nijsseni - C 111
5.16 Corydoras oiapoquensis - Stripe Tailed Panda
5.17 Corydoras paleatus - Peppered Corydoras
5.18 Corydoras panda - Panda Cory
5.19 Corydoras reynoldsi - Bumblebee Cory
5.20 Corydoras cf. sanchesi - Sanchesi's Cory
5.21 Corydoras seussi - Seuss’ Corydoras, C 027
5.22 Corydoras steindachneri - Steindachners Cory
5.23 Corydoras sterbai - Sterba's Catfish
5.24 Corydoras trilineatus - Three-lined Corydoras
5.25 Corydoras tukano - Bumblebee Cory
5.26 Corydoras virginiae - Virginia's
1. Pendahuluan
Corydoras merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang banyak diminati pecinta ikan hias dan mempunyai peluang ekspor. Selain digunakan sebagai ikan hias air tawar, juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kosmetik di negara maju.
Walaupun ikan ini berasal dari Amerika Selatan, tetapi sejak lama telah berhasil dibudi dayakan di Indonesia. Ikan ini dikenal mudah pembudi dayaannya.
2. Ciri Morfologi
Bentuk tubuh pendek dan gemuk, punggung lebih melengkung dibandingkan dengan perut, kedua sisi ikan dilengkapi dengan lempengan seperti tulang yang tersusun dalam dua baris, mempunyai dua pasang kumis yang terletak di rahang atas dan rahang bawah serta ukuran tubuh dapat mencapai 12 cm.
Ikan Corydoras dapat dibudi dayakan di kolam yang kandungan oksigen di dalam airnya rendah. Kondisi lingkungan cocok untuk jenis ikan ini adalah: pH 6-8, suhu 21.5-28 O C.
3. Prasarana dan Sarana
Dalam pemeliharaan ikan Corydoras diperlukan sarana berupa bahan dan alat, yaitu :
a. Induk ikan Corydoras betina dan jantan
b. Wadah pemeliharaan berupa :
~
Bak pemeliharaan induk jantan dan betina secara masal, sekaligus sebagai tempat pemijahan, atau akuarium yang berukuran 60x40x40 cm.
~ Bak pemeliharaan larva dan benih secara masal
c. Pakan
~ Pakan induk berupa cacing tubifex atau Chironomous serta jentik nyamuk.
~ Pakan larva berupa nauplii artemia
~ Pakan untuk pembesaran ikan Corydoras hingga siap dipasarkan adalah cacing tubifex
4. Kegiatan Operasional
4.1 Pemeliharaan Induk
Ikan Corydoras mulai dapat dipijahkan minimal pada umur delapan bulan. Pakan yang terbaik diberikan pada masa pemeliharaan induk adalah pakan yang banyak mengandung zat chitin seperti larva nyamuk yang baik untuk perkembangan telur. Selain itu karena Corydoras bersifat 'bottom feeder' maka ikan ini lebih responsif pada jenis makanan seperti cacing tubifex atau chironomus.
Cara termudah untuk membedakan jenis kelamin adalah dengan melihat bentuk tubuh. Ikan jantan mempunyai bentuk tubuh seperti terpedo, bagian dari belakang insang meruncing hingga ke ekor. Tubuh lebih langsing dan ukurannya lebih kecil daripada betina, dan sirip dorsal ikan jantan terlihat lebih runcing. Tubuh ikan betina berukuran lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan, dan perutnya yang tampak membundar berisi telur.
4.2. Pemijahan
Pemijahan dilakukan secara masal di bak semen, bak fiber atau akuarium dengan perbandingan induk betina : jantan l : 2 atau 1:1. Penggantian air dilakukan setiap hari, untuk menjaga kualitas air media pemijahan.
Corydoras mempunyai tipe bertelur dengan menempelkan telurnya pada suatu substrat
yaitu : lempengan kaca, potongan paralon (PVC), ubin keramik atau lempengan batu.
Ikan Corydoras mengeluarkan telurnya secara parsial, sehingga setiap hari dapat ditemukan substrat yang ditempeli telur.
Setiap induk mampu menghasilkan 200-350 butir telur. Selanjutnya substrat yang dipasang diambil untuk ditetaskan pada wadah penetasan telur.
4.3. Penetasan telur
Telur yang menempel pada substrat selanjutnya ditetaskan di dalam akuarium .
Telur akan menetas dalam waktu enam hari. Selama penetasan telur, media pemeliharaan diberi obat anti jamur antara lain methylene blue 0.1 ppm.
Derajat penetasan telur berkisar 60-70%. Larva ikan Corydoras dipelihara di akuarium tersebut sampai berumur tujuh hari dengan pemberian pakan berupa nauplius artemia.
4.4. Tahap Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan pada wadah berupa fiber glass atau bak semen sampai ukuran S (Small=kecil) dengan padat penebaran 20-30 ekor/liter. Selama satu Bulan mencapai ukuran M (Medium=sedang) yaitu dengan padat penebaran 10-15/liter dan siap untuk dipasarkan.
Pemeliharaan selanjutnya lebih diarahkan ke pengadaan calon induk, karena biasanya pada ukuran L (Large=besar) permintaan pasar cenderung menurun. Padat penebaran pada masa pemeliharaan dari ukuran M ke ukuran L adalah 5 ekor/liter.
Pakan yang diberikan selama pemeliharaan ikan sampai siap dipasarkan berupa cacing tubifex.
4.5. Pengelolaan Kesehatan Ikan
Beberapa jenis parasit yang sering menyerang ikan Corydoras ini adalah :
Trichodina sp, Epistylis, Glossatella sp dan Chillodonella sp. Sedangkan bakteri yang menyerang biasanya merupakan infeksi sekunder yang terjadi akibat luka karena penanganan, atau serangan parasit yang mengakibatkan terjadinya luka. Jenis bakteri yang ditemukan adalah Aeromonas hydrophilla.
Pengobatan yang dilakukan untuk penyakit parasit adalah menggunakan formalin 25 ppm, garam 500 ppm. Sedangkan untuk penyakit bakterial menggunakan Oxytetracycline 10 ppm dengan cara perendaman.
Corydoras merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang banyak diminati pecinta ikan hias dan mempunyai peluang ekspor. Selain digunakan sebagai ikan hias air tawar, juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kosmetik di negara maju.
Walaupun ikan ini berasal dari Amerika Selatan, tetapi sejak lama telah berhasil dibudi dayakan di Indonesia. Ikan ini dikenal mudah pembudi dayaannya.
2. Ciri Morfologi
Bentuk tubuh pendek dan gemuk, punggung lebih melengkung dibandingkan dengan perut, kedua sisi ikan dilengkapi dengan lempengan seperti tulang yang tersusun dalam dua baris, mempunyai dua pasang kumis yang terletak di rahang atas dan rahang bawah serta ukuran tubuh dapat mencapai 12 cm.
Ikan Corydoras dapat dibudi dayakan di kolam yang kandungan oksigen di dalam airnya rendah. Kondisi lingkungan cocok untuk jenis ikan ini adalah: pH 6-8, suhu 21.5-28 O C.
3. Prasarana dan Sarana
Dalam pemeliharaan ikan Corydoras diperlukan sarana berupa bahan dan alat, yaitu :
a. Induk ikan Corydoras betina dan jantan
b. Wadah pemeliharaan berupa :
~
Bak pemeliharaan induk jantan dan betina secara masal, sekaligus sebagai tempat pemijahan, atau akuarium yang berukuran 60x40x40 cm.
~ Bak pemeliharaan larva dan benih secara masal
c. Pakan
~ Pakan induk berupa cacing tubifex atau Chironomous serta jentik nyamuk.
~ Pakan larva berupa nauplii artemia
~ Pakan untuk pembesaran ikan Corydoras hingga siap dipasarkan adalah cacing tubifex
4. Kegiatan Operasional
4.1 Pemeliharaan Induk
Ikan Corydoras mulai dapat dipijahkan minimal pada umur delapan bulan. Pakan yang terbaik diberikan pada masa pemeliharaan induk adalah pakan yang banyak mengandung zat chitin seperti larva nyamuk yang baik untuk perkembangan telur. Selain itu karena Corydoras bersifat 'bottom feeder' maka ikan ini lebih responsif pada jenis makanan seperti cacing tubifex atau chironomus.
Cara termudah untuk membedakan jenis kelamin adalah dengan melihat bentuk tubuh. Ikan jantan mempunyai bentuk tubuh seperti terpedo, bagian dari belakang insang meruncing hingga ke ekor. Tubuh lebih langsing dan ukurannya lebih kecil daripada betina, dan sirip dorsal ikan jantan terlihat lebih runcing. Tubuh ikan betina berukuran lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan, dan perutnya yang tampak membundar berisi telur.
4.2. Pemijahan
Pemijahan dilakukan secara masal di bak semen, bak fiber atau akuarium dengan perbandingan induk betina : jantan l : 2 atau 1:1. Penggantian air dilakukan setiap hari, untuk menjaga kualitas air media pemijahan.
Corydoras mempunyai tipe bertelur dengan menempelkan telurnya pada suatu substrat
yaitu : lempengan kaca, potongan paralon (PVC), ubin keramik atau lempengan batu.
Ikan Corydoras mengeluarkan telurnya secara parsial, sehingga setiap hari dapat ditemukan substrat yang ditempeli telur.
Setiap induk mampu menghasilkan 200-350 butir telur. Selanjutnya substrat yang dipasang diambil untuk ditetaskan pada wadah penetasan telur.
4.3. Penetasan telur
Telur yang menempel pada substrat selanjutnya ditetaskan di dalam akuarium .
Telur akan menetas dalam waktu enam hari. Selama penetasan telur, media pemeliharaan diberi obat anti jamur antara lain methylene blue 0.1 ppm.
Derajat penetasan telur berkisar 60-70%. Larva ikan Corydoras dipelihara di akuarium tersebut sampai berumur tujuh hari dengan pemberian pakan berupa nauplius artemia.
4.4. Tahap Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan pada wadah berupa fiber glass atau bak semen sampai ukuran S (Small=kecil) dengan padat penebaran 20-30 ekor/liter. Selama satu Bulan mencapai ukuran M (Medium=sedang) yaitu dengan padat penebaran 10-15/liter dan siap untuk dipasarkan.
Pemeliharaan selanjutnya lebih diarahkan ke pengadaan calon induk, karena biasanya pada ukuran L (Large=besar) permintaan pasar cenderung menurun. Padat penebaran pada masa pemeliharaan dari ukuran M ke ukuran L adalah 5 ekor/liter.
Pakan yang diberikan selama pemeliharaan ikan sampai siap dipasarkan berupa cacing tubifex.
4.5. Pengelolaan Kesehatan Ikan
Beberapa jenis parasit yang sering menyerang ikan Corydoras ini adalah :
Trichodina sp, Epistylis, Glossatella sp dan Chillodonella sp. Sedangkan bakteri yang menyerang biasanya merupakan infeksi sekunder yang terjadi akibat luka karena penanganan, atau serangan parasit yang mengakibatkan terjadinya luka. Jenis bakteri yang ditemukan adalah Aeromonas hydrophilla.
Pengobatan yang dilakukan untuk penyakit parasit adalah menggunakan formalin 25 ppm, garam 500 ppm. Sedangkan untuk penyakit bakterial menggunakan Oxytetracycline 10 ppm dengan cara perendaman.
5. Jenis - Jenis Corydoras
5.1 Corydoras Adolfoi
5.2 Corydoras Aeneus
5.3 Corydoras Concolor
5.4 Corydoras adolfoi - Adolfo's Cory
5.5 Corydoras aeneus - Bronze Cory
5.6 Corydoras ambiacus - Black-spot Catfish
5.7 Corydoras arcuatus - Skunk Cory
5.8 Corydoras concolor - Slate Cory
5.9 Corydoras guapore - Guapore Cory
5.10 Corydoras habrosus - Dainty Corydoras
5.11 Corydoras hastatus - Dwarf Corydoras
5.12 Corydoras melanotaenia = Green-Gold Corydoras
5.13 Corydoras metae - Bandit Corydoras
5.14 Corydoras narcissus - Narcissus Cory
5.15 Corydoras nijsseni - C 111
5.16 Corydoras oiapoquensis - Stripe Tailed Panda
5.17 Corydoras paleatus - Peppered Corydoras
5.18 Corydoras panda - Panda Cory
5.19 Corydoras reynoldsi - Bumblebee Cory
5.20 Corydoras cf. sanchesi - Sanchesi's Cory
5.21 Corydoras seussi - Seuss’ Corydoras, C 027
5.22 Corydoras steindachneri - Steindachners Cory
5.23 Corydoras sterbai - Sterba's Catfish
5.24 Corydoras trilineatus - Three-lined Corydoras
5.25 Corydoras tukano - Bumblebee Cory
5.26 Corydoras virginiae - Virginia's
IKAN MOLLY
Ikan hias cukup dikenal oleh masyarakat sebagai hiasan aquarium.
Perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat, terutama ikan hias air tawar asli Indonesia. Dari sekianbanyak jenis ikan hias, tidak semuanya telah dapat dibudidayakan.
Dalam menternakkan ikan hias harus diperhatikan bahwa masing-masing jenis mempunyai sifat dan kebiasaan hidup yang berbeda-beda, misalnya dalam cara pemijahan, bertelur ataupun menyusun sarangnya. Cara perkembang biakkan ikan hias ada beberapa macam:
1) Ikan-ikan hias yang beranak.
2) Ikan-ikan hias yang bertelur berserakan.
3) Ikan-ikan hias yang meletakkan telurnya pada suatu subtrat.
4) Ikan-ikan hias yang menetaskan telurnya dalam sarang busa.
5) Ikan-ikan yang mengeramkan telurnya di dalam mulut.
Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai cara-cara pemeliharaan ikan hias yang Beranak (live bearer), misalnya:
1) Ikan Guppy (Poecilia reticulata Guppy)
2) Ikan Molly (Poelicia latipinna Sailfin molly)
3) Ikan Platy (Xiphophorus maculatus Platy)
4) Ikan Sword tail (Xiphophorus helleri Sword tail)
2. CIRI-CIRI INDUK JANTAN DAN BETINA
1) Induk Jantan
a. Mempunyai gonopodium (berupa tonjolan dibelakang sirip perut) yang merupakan modifikasi sirip anal yang berupa menjadi sirip yang panjang.
b. Tubuhnya ramping.
c. Warnanya lebih cerah.
d. Sirip punggung lebih panjang.
e. Kepalanya besar.
2) Induk Betina
a. Dibelakang sirip perut tidak ada gonopodium, tetapi berupa sirip halus.
b. Tubuhnya gemuk
c. Warnanya kurang cerah.
d. Sirip punggung biasa.
e. Kepalanya agak runcing.
3. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMELIHARAAN
1) Air yang diperlukan adalah ari yang cukup mengandung Oksigen (O2)dan jernih.
2) Suhu air berkisar antara 15 ~ 270C.
3) pH yang disukai agak sedikit alkalis, yaitu berkisar 7 ~ 8.
4) Makanan yang diberikan dapat berupa makanan alami (cuk, cacing,kutu air) dan makanan buatan, diberikan secukupnya.
4. TEKNIK PEMIJAHAN
1) Pemilihan induk. Pilihlah induk yang berukuran relatif besar, bentuk tubuh yang mengembung serta mempunyai warna yang indah.
2) Induk-induk yang telah dipilih dimasukkan dalam satu bak untuk beberapa pasang induk. Namun apabila menghendaki keturunan tertentu dapat pula dilakukan dengan cara memisahkan dalam bak tersendiri sepasang-sepasang.
3) Bak-bak pemijahan harus dikontrol setiap hari.
Setelah lahir,anak-anak ikan harus cepat-cepat diambil dan dipisahkan dari induknya agar tidakdimakan oleh induknya.
5. PERAWATAN BENIH
1) Anak-anak ikan yang baru lahir belum membutuhkan makanan, karena masih mengandung kuning telur (yolk egg). Setelah 4 ~ 5 hari anak ikan baru dapat diberi makanan berupa kutu air yang sudah disaring, atau kuning telur yang telah direbus dan dihancurkan.
2) Setelah mencapai ukuran medium (2 ~ 3 cm) dapat diberikan makanan cacing, kemudian setelah mencapai ukuran dewasa (5 ~ 7 cm) dapat diberi makanan cuk.
3) Disamping makanan alami dapat pula diberi makanan tambahan berupa cacing kering, agar-agar dll.
4) Pemberian makanan sebaiknya 2 kali sehari, hendaknya jangan berlebihan, karena dapat menyebabkan pembusukan yang dapat merusak kualitas air.
5) Pergantian air. Air dalam bak atau aquarium jangan sampai kotor/keruh, karena dapat menyebabkan kematian anak ikan. Kotoran dapat dibersihkan setiap 2 ~ 3 hari sekali dengan cara disiphon, air yang terbuang pada waktu penyiphonan sebanyak 10 ~20% dapat diganti dengan air yang baru.
6. PENUTUP
Budidaya ikan live bearer ini sangat mudah dan mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi. Untuk satu pasang ikan dapat menghasilkan50 sampai 100 ekor ikan untuk satu kali pemijahan, dengan harga perekorRp. 25,- sampai Rp. 75,-. Jenis ikan ini juga merupakan ikan hias yang dapat di eksport misalnya: ikan Guppy. Dengan teknik pemeliharaan yang tepat dan Ketekunan yang tinggi akan didapat hasil dengan warna yang sangat indah.
Perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat, terutama ikan hias air tawar asli Indonesia. Dari sekianbanyak jenis ikan hias, tidak semuanya telah dapat dibudidayakan.
Dalam menternakkan ikan hias harus diperhatikan bahwa masing-masing jenis mempunyai sifat dan kebiasaan hidup yang berbeda-beda, misalnya dalam cara pemijahan, bertelur ataupun menyusun sarangnya. Cara perkembang biakkan ikan hias ada beberapa macam:
1) Ikan-ikan hias yang beranak.
2) Ikan-ikan hias yang bertelur berserakan.
3) Ikan-ikan hias yang meletakkan telurnya pada suatu subtrat.
4) Ikan-ikan hias yang menetaskan telurnya dalam sarang busa.
5) Ikan-ikan yang mengeramkan telurnya di dalam mulut.
Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai cara-cara pemeliharaan ikan hias yang Beranak (live bearer), misalnya:
1) Ikan Guppy (Poecilia reticulata Guppy)
2) Ikan Molly (Poelicia latipinna Sailfin molly)
3) Ikan Platy (Xiphophorus maculatus Platy)
4) Ikan Sword tail (Xiphophorus helleri Sword tail)
2. CIRI-CIRI INDUK JANTAN DAN BETINA
1) Induk Jantan
a. Mempunyai gonopodium (berupa tonjolan dibelakang sirip perut) yang merupakan modifikasi sirip anal yang berupa menjadi sirip yang panjang.
b. Tubuhnya ramping.
c. Warnanya lebih cerah.
d. Sirip punggung lebih panjang.
e. Kepalanya besar.
2) Induk Betina
a. Dibelakang sirip perut tidak ada gonopodium, tetapi berupa sirip halus.
b. Tubuhnya gemuk
c. Warnanya kurang cerah.
d. Sirip punggung biasa.
e. Kepalanya agak runcing.
3. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMELIHARAAN
1) Air yang diperlukan adalah ari yang cukup mengandung Oksigen (O2)dan jernih.
2) Suhu air berkisar antara 15 ~ 270C.
3) pH yang disukai agak sedikit alkalis, yaitu berkisar 7 ~ 8.
4) Makanan yang diberikan dapat berupa makanan alami (cuk, cacing,kutu air) dan makanan buatan, diberikan secukupnya.
4. TEKNIK PEMIJAHAN
1) Pemilihan induk. Pilihlah induk yang berukuran relatif besar, bentuk tubuh yang mengembung serta mempunyai warna yang indah.
2) Induk-induk yang telah dipilih dimasukkan dalam satu bak untuk beberapa pasang induk. Namun apabila menghendaki keturunan tertentu dapat pula dilakukan dengan cara memisahkan dalam bak tersendiri sepasang-sepasang.
3) Bak-bak pemijahan harus dikontrol setiap hari.
Setelah lahir,anak-anak ikan harus cepat-cepat diambil dan dipisahkan dari induknya agar tidakdimakan oleh induknya.
5. PERAWATAN BENIH
1) Anak-anak ikan yang baru lahir belum membutuhkan makanan, karena masih mengandung kuning telur (yolk egg). Setelah 4 ~ 5 hari anak ikan baru dapat diberi makanan berupa kutu air yang sudah disaring, atau kuning telur yang telah direbus dan dihancurkan.
2) Setelah mencapai ukuran medium (2 ~ 3 cm) dapat diberikan makanan cacing, kemudian setelah mencapai ukuran dewasa (5 ~ 7 cm) dapat diberi makanan cuk.
3) Disamping makanan alami dapat pula diberi makanan tambahan berupa cacing kering, agar-agar dll.
4) Pemberian makanan sebaiknya 2 kali sehari, hendaknya jangan berlebihan, karena dapat menyebabkan pembusukan yang dapat merusak kualitas air.
5) Pergantian air. Air dalam bak atau aquarium jangan sampai kotor/keruh, karena dapat menyebabkan kematian anak ikan. Kotoran dapat dibersihkan setiap 2 ~ 3 hari sekali dengan cara disiphon, air yang terbuang pada waktu penyiphonan sebanyak 10 ~20% dapat diganti dengan air yang baru.
6. PENUTUP
Budidaya ikan live bearer ini sangat mudah dan mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi. Untuk satu pasang ikan dapat menghasilkan50 sampai 100 ekor ikan untuk satu kali pemijahan, dengan harga perekorRp. 25,- sampai Rp. 75,-. Jenis ikan ini juga merupakan ikan hias yang dapat di eksport misalnya: ikan Guppy. Dengan teknik pemeliharaan yang tepat dan Ketekunan yang tinggi akan didapat hasil dengan warna yang sangat indah.
IKAN SUMATERA
Sebenarnya, ketika masih anak-anak, ia sangat ramah dan rukun hidup berdampingan dengan ikan hias jenis lain. Menginjak usia dewasa, barulah watak aslinya muncul. Tingkah polahnya tidak lagi terbatas pada kegesitan mengitari akuarium, tapi juga mulai jahil. Ikan-ikan yang ada di dekatnya habis "dicolak-colek" dengan mulutnya. Kalau kurang puas, ia akan mengejarnya sampai dekat. Akibatnya memang fatal. Semua sirip ikan yang dipelihara bersamanya bisa rombeng. Terlebih ikan hias bersirip lebar dan bergerak lamban seperti koki, manvis, dan severum. Bila tidak segera Diantisipasi, sirip "si korban" tidak saja robek-robek, melainkan bisa gundul kena pangkas mulut "si jahil".
Asal Sumatra
Dijuluki ikan Sumatra karena pertama kali ditemukan di Pulau Sumatra, tepatnya di perairan Lampung, Jambi, dan Riau. Lantaran berasal dari Sumatra, orang lantas menyebutnya ikan Sumatra atau board sumatra kata orang asing. Belakangan, baru ketahuan bahwa ia bisa juga ditemukan di Kalimantan.
Menurut Axelrod dalam "Exotic Tropical Fish", di habitat aslinya "harimau air" hidup di perairan jernih, dengan pH 6,6-6,7 dan temperatur 23-27 derajat celcius. Makanan alaminya jasad renik (zooplankton) dan unsur tumbuh-tumbuhan (phytoplankton). Varietasnya ada 4 dengan bentuk tubuh yang sama hanya berbeda pada warna tubuh dan sirip.
Paling populer adalah yang berwarna kuning keperakan, berhiaskan empat buah garis hitam kelam. Mulutnya kemerahan, sirip punggung hitam bertepi merah, sirip ekor bersisi merah bening, dan sirip perutnya berwarna oranye.
Di habitat asalnya, Sumatra, dapat mencapai panjang 8 cm, sedangkan yang terdapat di akuarium-akuarium pedagang ikan hias, ukuran terpanjangnya paling banter hanya 6 cm, dan rata-rata 5 cm. Walau demikian, pada ukuran ini pun ia sudah dapat dijadikan induk yang cukup memadai.
Memijahkan
Terus terang, memijahkan ikan Sumatra merupakan pekerjaan enteng asal kita sudah tahu persis kebiasaan-kebiasaan ikan ini ketika memijah. Pertama-tama, curahkan perhatian sejak memilih induk, menyiapkan tempat memijah, sampai ke merawat larva. Hasilnya tak mengecewakan.
Karena ikan Sumatra punya kebiasaan menempelkan telur pada akar tanaman air, sediakanlah eceng gondok yang memiliki perakaran rimbun. Sebelum digunakan, akar dan daun eceng gondok dicuci dengan air bersih, lalu rendamlah dalam larutan PK (Kalium Permanganat) dengan dosis 1 gr PK/10 liter air, selama 15-30 menit.
Ikan Sumatra siap dicalonkan jadi induk bila usianya sudah dewasa atau ukuran tubuhnya sekira 5 cm.
Sebenarnya, tak ada tanda yang khas tentang kematangan kelamin, kecuali usia. Jenis jantan bisa ditandai dari warna siripnya yang lebih gelap, sedangkan betina agak cerah. Tanda lain, pada yang jantan dapat dilihat juga dari bentuk tubuhnya yang lebih lebar dan berwarna cerah, sedangkan betina sebaliknya.
Kemudian, pasangan calon "orang tua ikan" ini diasingkan sementara di tempat khusus, sambil "disuguhi" makanan bermutu/kaya protein, seperti jentik nyamuk atau kutu air. Setelah dua minggu di tempat pengasingan, pasangan tadi siap diceburkan ke tempat pemijahan. Khusus di akuarium, hanya bisa dipijahkan sepasang ikan Sumatra. Sementara dalam bak semen berukuran lebar, bisa dipijahkan hingga 20 pasang sekaligus. Sebelum ikan dipindahkan, tempat pemijahan diisi air jernih yang sudah diendapkan. Menyusul kemudian eceng gondok sebanyak 3-5 tanaman untuk akuarium dan kurang lebih 1/3 luas permukaan bak eceng gondok untuk pemijahan dalam bak.
Masukkan pasangan-pasangan "pengantin" tadi, menyusul makanan seperti ketika masih dalam bak penampungan. Saksikan saja. Malam harinya, mereka mulai kejar-kejaran, sampai akhirnya berpasangan menuju tempat yang telah disepakati, yakni di rerimbunan akar eceng gondok.
Di sini si jantan membelitkan tubuhnya sambil menukik kurang lebih 45 derajat ke tubuh betina. Si betina yang sudah tahu maunya si jantan, segera melepas telurnya. Dan, dengan sigap si jantan segera membuahinya. Telur yang sudah di-"proses" secara otomatis menempel pada akar eceng gondok.
Ada kebiasaan jelek induk ikan Sumatra, yakni tidak bertanggung jawab dan enggan merawat telur maupun anaknya. Dan, rupanya pepatah "sejahat-jahat harimau takkan pernah memakan anaknya sendiri", tak berlaku bagi harimau air ini.
Pasalnya, ia tega menelan calon-calon bayinya sendiri. Oleh karena itu, bila memungkinkan, begitu selesai pemijahan, secepat mungkin si induk diungsikan agar tidak sempat melahap telur-telurnya. Telur yang berjumlah sekira 300 butir itu akan mengeras dengan sendirinya setelah 56 jam.
Berniat mengoleksi harimau air? Jangan khawatir, jahilismenya tak menular pada manusia!
Asal Sumatra
Dijuluki ikan Sumatra karena pertama kali ditemukan di Pulau Sumatra, tepatnya di perairan Lampung, Jambi, dan Riau. Lantaran berasal dari Sumatra, orang lantas menyebutnya ikan Sumatra atau board sumatra kata orang asing. Belakangan, baru ketahuan bahwa ia bisa juga ditemukan di Kalimantan.
Menurut Axelrod dalam "Exotic Tropical Fish", di habitat aslinya "harimau air" hidup di perairan jernih, dengan pH 6,6-6,7 dan temperatur 23-27 derajat celcius. Makanan alaminya jasad renik (zooplankton) dan unsur tumbuh-tumbuhan (phytoplankton). Varietasnya ada 4 dengan bentuk tubuh yang sama hanya berbeda pada warna tubuh dan sirip.
Paling populer adalah yang berwarna kuning keperakan, berhiaskan empat buah garis hitam kelam. Mulutnya kemerahan, sirip punggung hitam bertepi merah, sirip ekor bersisi merah bening, dan sirip perutnya berwarna oranye.
Di habitat asalnya, Sumatra, dapat mencapai panjang 8 cm, sedangkan yang terdapat di akuarium-akuarium pedagang ikan hias, ukuran terpanjangnya paling banter hanya 6 cm, dan rata-rata 5 cm. Walau demikian, pada ukuran ini pun ia sudah dapat dijadikan induk yang cukup memadai.
Memijahkan
Terus terang, memijahkan ikan Sumatra merupakan pekerjaan enteng asal kita sudah tahu persis kebiasaan-kebiasaan ikan ini ketika memijah. Pertama-tama, curahkan perhatian sejak memilih induk, menyiapkan tempat memijah, sampai ke merawat larva. Hasilnya tak mengecewakan.
Karena ikan Sumatra punya kebiasaan menempelkan telur pada akar tanaman air, sediakanlah eceng gondok yang memiliki perakaran rimbun. Sebelum digunakan, akar dan daun eceng gondok dicuci dengan air bersih, lalu rendamlah dalam larutan PK (Kalium Permanganat) dengan dosis 1 gr PK/10 liter air, selama 15-30 menit.
Ikan Sumatra siap dicalonkan jadi induk bila usianya sudah dewasa atau ukuran tubuhnya sekira 5 cm.
Sebenarnya, tak ada tanda yang khas tentang kematangan kelamin, kecuali usia. Jenis jantan bisa ditandai dari warna siripnya yang lebih gelap, sedangkan betina agak cerah. Tanda lain, pada yang jantan dapat dilihat juga dari bentuk tubuhnya yang lebih lebar dan berwarna cerah, sedangkan betina sebaliknya.
Kemudian, pasangan calon "orang tua ikan" ini diasingkan sementara di tempat khusus, sambil "disuguhi" makanan bermutu/kaya protein, seperti jentik nyamuk atau kutu air. Setelah dua minggu di tempat pengasingan, pasangan tadi siap diceburkan ke tempat pemijahan. Khusus di akuarium, hanya bisa dipijahkan sepasang ikan Sumatra. Sementara dalam bak semen berukuran lebar, bisa dipijahkan hingga 20 pasang sekaligus. Sebelum ikan dipindahkan, tempat pemijahan diisi air jernih yang sudah diendapkan. Menyusul kemudian eceng gondok sebanyak 3-5 tanaman untuk akuarium dan kurang lebih 1/3 luas permukaan bak eceng gondok untuk pemijahan dalam bak.
Masukkan pasangan-pasangan "pengantin" tadi, menyusul makanan seperti ketika masih dalam bak penampungan. Saksikan saja. Malam harinya, mereka mulai kejar-kejaran, sampai akhirnya berpasangan menuju tempat yang telah disepakati, yakni di rerimbunan akar eceng gondok.
Di sini si jantan membelitkan tubuhnya sambil menukik kurang lebih 45 derajat ke tubuh betina. Si betina yang sudah tahu maunya si jantan, segera melepas telurnya. Dan, dengan sigap si jantan segera membuahinya. Telur yang sudah di-"proses" secara otomatis menempel pada akar eceng gondok.
Ada kebiasaan jelek induk ikan Sumatra, yakni tidak bertanggung jawab dan enggan merawat telur maupun anaknya. Dan, rupanya pepatah "sejahat-jahat harimau takkan pernah memakan anaknya sendiri", tak berlaku bagi harimau air ini.
Pasalnya, ia tega menelan calon-calon bayinya sendiri. Oleh karena itu, bila memungkinkan, begitu selesai pemijahan, secepat mungkin si induk diungsikan agar tidak sempat melahap telur-telurnya. Telur yang berjumlah sekira 300 butir itu akan mengeras dengan sendirinya setelah 56 jam.
Berniat mengoleksi harimau air? Jangan khawatir, jahilismenya tak menular pada manusia!
IKAN LEMON
Neolamprologus leleupi , atau lebih akrab disebut leleupi merupakan ikan cichlid kerdil (dwarf cichlid ) yang berasal dari danau Tangayika, Afrika.
Ikan leleupi mempunyai warna kuning di sekujur tubuhnya, sehingga ikan ini populer dengan sebutan lemon cichlid . Leuleupi dapat tumbuh sampai sekitar 10 cm saja untuk ikan jantan, sedangkan ikan betina biasanya kurang dari ukuran tersebut.
Neolamprologus leuleupi
Dekorasi akuarium leuleupi dengan bebatuan dan gua-gua Danau Tangayika memiliki air yang berPH tinggi, sekitar 7.8 sampai 9.0 dan memiliki suhu sekitar 25°C 30°C.
Kondisi tersebut harus dipenuhi bila hendak memelihara ikan Leulupi dalam akuarium.. Akan tetapi, ikan-ikan yang beredar dipasaran merupakan turunan yang ke-sekian dari ikan tangkapan alam, sehingga sudah beradaptasi dengan kondisi air yang berada di peternakan. Oleh karena itu seringkali tidak diperlukan kondisi air yang se-ekstrem tadi.
Kondisi air dengan PH 7 sudah cukup memadai untuk memelihara ikan ini dengan sehat.
Kendala yang sering terjadi bila memelihara ikan dengan kondisi air yang tidak memenuhi persyaratan adalah seringkali ikan tersebut terserang fish-tuberculosis, ikan menjadi kurus, warna memucat dan pertumbuhan berhenti. Bila sudah terserang, biasanya mereka hanya tinggal menunggu waktu saja, demikian pula bila hendak memelihara ikan yang membutuhkan kondisi pH rendah tetapi disimpan dalam air yang berPH tinggi.
Pemeliharaan
Pemeliharaan Leuleupi dalam akuarium sebenarnya cukup mudah. Seperti dikemukakan sebelumnya, bahwa kondisi air bagi ikan-ikan yang telah dibudi dayakan tidak lagi kritikal, akan tetapi memang lebih baik bila disediakan air dengan pH tinggi. Cara termudah untuk mendapatkan pH tinggi ialah dengan memakai karang laut, pecahan koral, atau pasir laut. Substrat sebaiknya menggunakan pasir dengan warna terang sehingga warna ikan akan lebih cemerlang. Setup akuarium yang direkomendasikan untuk ikan-ikan dari perairan Tangayika adalah berupa perairan terbuka dengan tumpukan batu-batu didasar. Bila akuarium memakai pasir yang bewarna cerah, warna kuning ikan tersebut akan lebih nampak. Akan tetapi bila pasir yang digunakan berwarna gelap, maka ikan ini akan tampak lebih gelap'.
Leuleupi tidak rewel dalam hal makanan, dari makanan buatan sampai cacing es akan diterimanya dengan senang hati. Meskipun demikian perlu diketahui bahwa di alam mereka hanya memakan pakan hidup saja.
Breeding
Leuleupi termasuk sulit dibedakan antara jantan dan betinanya. Satu-satunya penciri adalah ikan jantan akan tumbuh lebih besar dibandingkan ikan betina. Beberapa indikasi lain yang mungkin bisa dilihat adalah ikan jantan bisa memiliki kepala lebih tebal dan lebih besar dibandingkan ikan betina, dan sering menunjukkan adanya gejala jenong (cranial bump).
Selain itu kadang bisa dilihat pada sirip perutnya, ikan jantan cenderung memliki sirip perut lebih panjang dibandingkan dengan betina.
Cara mudah untuk mendapatkan pasangan ikan ini adalah dengan memelihara mereka dalam jumlah relatif banyak bersama-sama sedari kecil. Leuleupi selanjutnya akan memilih pasangannya sendiri dan bertelur. Walaupun demikian, pasangan ini seringkali tidak bertahan lebih dari sebulan.
Leuleupi akan memilih sarang di gua-gua kecil pada celah-celah batuan yang ada.
Oleh karena itu ikan ini disebut sebagai shelter breeder.
Untuk itu dalam melakukan breeding, perlu disiapkan akuarium dengan bebatuan yang membentuk gua-gua atau celah, tempat mereka menyimpan telurnya kelak. Telur yang dihasilkan bisa mencapai jumlah 100 butir. Telur-telur tersebut akan menetas kurang lebih 4 hari kemudian. Seperti ikan cichlid lain pada umumnya, ikan leleupi akan mengasuh anak-anaknya dengan baik. Ikan jantan dan betina akan menjaga anak-anaknya secara bergantian. Ikan yang mengasuh anaknya biasanya akan berpasangan lebih lama. Bila anak-anaknya sudah berenang bebas, mereka bisa diberi makan makanan khusus, seperti artemia.
Epilog
Ikan leleupi merupakan salah satu ikan yang menarik. Warnanya yang kuning cerah sangat indah dan ukurannya yang kecil membuatnya tidak memerlukan akuarium besar bila hendak memelihara ikan tersebut. Bila anda tertarik untuk memiliki akuarium komunitas ikan cichlid, ikan ini boleh dijadikan salah satu kandidatnya.
Ikan leleupi mempunyai warna kuning di sekujur tubuhnya, sehingga ikan ini populer dengan sebutan lemon cichlid . Leuleupi dapat tumbuh sampai sekitar 10 cm saja untuk ikan jantan, sedangkan ikan betina biasanya kurang dari ukuran tersebut.
Neolamprologus leuleupi
Dekorasi akuarium leuleupi dengan bebatuan dan gua-gua Danau Tangayika memiliki air yang berPH tinggi, sekitar 7.8 sampai 9.0 dan memiliki suhu sekitar 25°C 30°C.
Kondisi tersebut harus dipenuhi bila hendak memelihara ikan Leulupi dalam akuarium.. Akan tetapi, ikan-ikan yang beredar dipasaran merupakan turunan yang ke-sekian dari ikan tangkapan alam, sehingga sudah beradaptasi dengan kondisi air yang berada di peternakan. Oleh karena itu seringkali tidak diperlukan kondisi air yang se-ekstrem tadi.
Kondisi air dengan PH 7 sudah cukup memadai untuk memelihara ikan ini dengan sehat.
Kendala yang sering terjadi bila memelihara ikan dengan kondisi air yang tidak memenuhi persyaratan adalah seringkali ikan tersebut terserang fish-tuberculosis, ikan menjadi kurus, warna memucat dan pertumbuhan berhenti. Bila sudah terserang, biasanya mereka hanya tinggal menunggu waktu saja, demikian pula bila hendak memelihara ikan yang membutuhkan kondisi pH rendah tetapi disimpan dalam air yang berPH tinggi.
Pemeliharaan
Pemeliharaan Leuleupi dalam akuarium sebenarnya cukup mudah. Seperti dikemukakan sebelumnya, bahwa kondisi air bagi ikan-ikan yang telah dibudi dayakan tidak lagi kritikal, akan tetapi memang lebih baik bila disediakan air dengan pH tinggi. Cara termudah untuk mendapatkan pH tinggi ialah dengan memakai karang laut, pecahan koral, atau pasir laut. Substrat sebaiknya menggunakan pasir dengan warna terang sehingga warna ikan akan lebih cemerlang. Setup akuarium yang direkomendasikan untuk ikan-ikan dari perairan Tangayika adalah berupa perairan terbuka dengan tumpukan batu-batu didasar. Bila akuarium memakai pasir yang bewarna cerah, warna kuning ikan tersebut akan lebih nampak. Akan tetapi bila pasir yang digunakan berwarna gelap, maka ikan ini akan tampak lebih gelap'.
Leuleupi tidak rewel dalam hal makanan, dari makanan buatan sampai cacing es akan diterimanya dengan senang hati. Meskipun demikian perlu diketahui bahwa di alam mereka hanya memakan pakan hidup saja.
Breeding
Leuleupi termasuk sulit dibedakan antara jantan dan betinanya. Satu-satunya penciri adalah ikan jantan akan tumbuh lebih besar dibandingkan ikan betina. Beberapa indikasi lain yang mungkin bisa dilihat adalah ikan jantan bisa memiliki kepala lebih tebal dan lebih besar dibandingkan ikan betina, dan sering menunjukkan adanya gejala jenong (cranial bump).
Selain itu kadang bisa dilihat pada sirip perutnya, ikan jantan cenderung memliki sirip perut lebih panjang dibandingkan dengan betina.
Cara mudah untuk mendapatkan pasangan ikan ini adalah dengan memelihara mereka dalam jumlah relatif banyak bersama-sama sedari kecil. Leuleupi selanjutnya akan memilih pasangannya sendiri dan bertelur. Walaupun demikian, pasangan ini seringkali tidak bertahan lebih dari sebulan.
Leuleupi akan memilih sarang di gua-gua kecil pada celah-celah batuan yang ada.
Oleh karena itu ikan ini disebut sebagai shelter breeder.
Untuk itu dalam melakukan breeding, perlu disiapkan akuarium dengan bebatuan yang membentuk gua-gua atau celah, tempat mereka menyimpan telurnya kelak. Telur yang dihasilkan bisa mencapai jumlah 100 butir. Telur-telur tersebut akan menetas kurang lebih 4 hari kemudian. Seperti ikan cichlid lain pada umumnya, ikan leleupi akan mengasuh anak-anaknya dengan baik. Ikan jantan dan betina akan menjaga anak-anaknya secara bergantian. Ikan yang mengasuh anaknya biasanya akan berpasangan lebih lama. Bila anak-anaknya sudah berenang bebas, mereka bisa diberi makan makanan khusus, seperti artemia.
Epilog
Ikan leleupi merupakan salah satu ikan yang menarik. Warnanya yang kuning cerah sangat indah dan ukurannya yang kecil membuatnya tidak memerlukan akuarium besar bila hendak memelihara ikan tersebut. Bila anda tertarik untuk memiliki akuarium komunitas ikan cichlid, ikan ini boleh dijadikan salah satu kandidatnya.
IKAN BOTIA
Ikan botia merupakan ikan asal Sumatera dan Kalimantan. Ikan ini diketahui pertama kali di eksport ke luar negeri pada tahun 1935 (Grund, 1988).
Sampai saat ini, mereka termasuk ikan favorit dan memiliki banyak penggemar di luar negeri.
Di habitat aselinya, Botia hidup pada air mengalir di sungai-sungai. Oleh karena itu, untuk pemeliharaan dalam akuarium sering disarankan agar dilengkapi dengan arus buatan. Botia toleran terhadap selang parameter air yang luas. Sedangkan di habitatnya mereka hidup pada selang pH 6 - 7.5, kesadahan: 8 - 12 dH, dan suhu 24 - 26 °C.
Botia termasuk ikan yang berumur panjang, diduga bisa puluhan tahun. Dilaporkan Botia bisa hidup dalam akuarium selama 20 tahun.
Panjang bisa mencapai 30 - 40 cm. Tetapi dalam lingkungan akuarium jarang yang mencapai panjang potensialnya tersebut.
Botia akan sangat bergembira apabila dipelihara secara berkelompok 5-6 ekor atau lebih.
Mereka akan berenang bergerombol berkeliling akuarium dan saling bercengkerama diantara mereka, saling meggesekan badan dengan sirip menegak, sehingga dapat menyajikan tontonan sangat menarik bagi pemeliharanya. Perilaku lain yang menarik adalah tiduran tergelatak pada satu sisi tubuhnya. Hal ini sering menimbulkan salah pengertian bagi pemeliharanya karena disangka ikan tersebut sakit atau mati. Perilaku tersebut merupakan perilaku normal ikan Botia. Agar Botia betah, sediakan tempat persembunyian yang banyak dalam akuarium. Tempat persembunyian ini dapat berupa tanaman, atau dekorasi lain yang memadai tapi jangan lupa pula menyediakan ruang berenang yang cukup. Sediakan pula substrat yang "lembut" karena sebagai ikan bawah mereka akan kerap mencari-cari makanan pada substrat dengan mulutnya.
Botia dapat menerima berbagai jenis pakan. Meskipun demikian perlu diingat bahwa mereka sebenarnya adalah karnivora, sehingga perlu diberi pakan dengan diet protein tinggi. Mereka dapat menerima hampir semua jenis pakan hidup atau beku, seperti artemia, bloodworm, daging udang, daging ikan, beefheart, bahakn kacang polong rebus. Botia akan senang apabila diberi makan dalam jumlah sedikit tetapi sering (beberapa kali seharià . Botia dewasa secara umum akan lebih pemilih dalam hal pakan dibandingkan dengan ikan muda.
Sebagai ikan tidak bersisik Botia diketahui rentan terhadap penyakit ick dan boleh dikatakan hampir tidak memiliki perlindungan terhadap bahan-bahan beracun dalam akuarium. Oleh karena itu hindarkan segala jenis kondisi lingkungan yang dapat memicu berjangkitnya ick atau keracunan.
Botia memiliki duri dibagian bawah matanya. Hati-hatilah dengan duri tersebut, terutama saat pemindahan atau pada waktu dijaring. Macracantha sendiri (nama latin dari ikan ini) berarti ikan yang memiliki duri "besar".
Jenis Kelamin:
Betina
pada umumnya memiliki tubuh lebih ramping dibandingkan dengan jantan.
Sedangkan jantan ditandai dengan sirip ekor lebih panjang dibandingkan dengan betina.
Breeding:
Pemijahan dilaporkan berhasil dilakukan dalam akuarium, akan tetapi dengan tingkat kesulitan yang tinggi.
Beberapa analisis menyebutkan bahwa sering kali yang menjadi penghambat adalah faktor umur. Banyak yang menyangka ikan ini termasuk ikan berukuran kecil sehingga sering mencoba dipijahkan pada usia yang sebenarnya belum dewasa.
Ikan dengan panjang 15-20 cm dalam akuarium boleh dikatakan sudah matang untuk dipijahkan. Beberapa hobis melaporkan bahwa botia betina mengandung terlur setelah mencapai panjang tersebut.
Botia termasuk dalam golongan egg layer. Di alam mereka memijah di musim hujan. Sehingga direkomendasikan dalam memijahkan mereka dibuat simulasi musim hujan ini, yaitu: pH diturunkan dan air diganti sebanyak 15%, setiap 20 menit.
Sampai saat ini, mereka termasuk ikan favorit dan memiliki banyak penggemar di luar negeri.
Di habitat aselinya, Botia hidup pada air mengalir di sungai-sungai. Oleh karena itu, untuk pemeliharaan dalam akuarium sering disarankan agar dilengkapi dengan arus buatan. Botia toleran terhadap selang parameter air yang luas. Sedangkan di habitatnya mereka hidup pada selang pH 6 - 7.5, kesadahan: 8 - 12 dH, dan suhu 24 - 26 °C.
Botia termasuk ikan yang berumur panjang, diduga bisa puluhan tahun. Dilaporkan Botia bisa hidup dalam akuarium selama 20 tahun.
Panjang bisa mencapai 30 - 40 cm. Tetapi dalam lingkungan akuarium jarang yang mencapai panjang potensialnya tersebut.
Botia akan sangat bergembira apabila dipelihara secara berkelompok 5-6 ekor atau lebih.
Mereka akan berenang bergerombol berkeliling akuarium dan saling bercengkerama diantara mereka, saling meggesekan badan dengan sirip menegak, sehingga dapat menyajikan tontonan sangat menarik bagi pemeliharanya. Perilaku lain yang menarik adalah tiduran tergelatak pada satu sisi tubuhnya. Hal ini sering menimbulkan salah pengertian bagi pemeliharanya karena disangka ikan tersebut sakit atau mati. Perilaku tersebut merupakan perilaku normal ikan Botia. Agar Botia betah, sediakan tempat persembunyian yang banyak dalam akuarium. Tempat persembunyian ini dapat berupa tanaman, atau dekorasi lain yang memadai tapi jangan lupa pula menyediakan ruang berenang yang cukup. Sediakan pula substrat yang "lembut" karena sebagai ikan bawah mereka akan kerap mencari-cari makanan pada substrat dengan mulutnya.
Botia dapat menerima berbagai jenis pakan. Meskipun demikian perlu diingat bahwa mereka sebenarnya adalah karnivora, sehingga perlu diberi pakan dengan diet protein tinggi. Mereka dapat menerima hampir semua jenis pakan hidup atau beku, seperti artemia, bloodworm, daging udang, daging ikan, beefheart, bahakn kacang polong rebus. Botia akan senang apabila diberi makan dalam jumlah sedikit tetapi sering (beberapa kali seharià . Botia dewasa secara umum akan lebih pemilih dalam hal pakan dibandingkan dengan ikan muda.
Sebagai ikan tidak bersisik Botia diketahui rentan terhadap penyakit ick dan boleh dikatakan hampir tidak memiliki perlindungan terhadap bahan-bahan beracun dalam akuarium. Oleh karena itu hindarkan segala jenis kondisi lingkungan yang dapat memicu berjangkitnya ick atau keracunan.
Botia memiliki duri dibagian bawah matanya. Hati-hatilah dengan duri tersebut, terutama saat pemindahan atau pada waktu dijaring. Macracantha sendiri (nama latin dari ikan ini) berarti ikan yang memiliki duri "besar".
Jenis Kelamin:
Betina
pada umumnya memiliki tubuh lebih ramping dibandingkan dengan jantan.
Sedangkan jantan ditandai dengan sirip ekor lebih panjang dibandingkan dengan betina.
Breeding:
Pemijahan dilaporkan berhasil dilakukan dalam akuarium, akan tetapi dengan tingkat kesulitan yang tinggi.
Beberapa analisis menyebutkan bahwa sering kali yang menjadi penghambat adalah faktor umur. Banyak yang menyangka ikan ini termasuk ikan berukuran kecil sehingga sering mencoba dipijahkan pada usia yang sebenarnya belum dewasa.
Ikan dengan panjang 15-20 cm dalam akuarium boleh dikatakan sudah matang untuk dipijahkan. Beberapa hobis melaporkan bahwa botia betina mengandung terlur setelah mencapai panjang tersebut.
Botia termasuk dalam golongan egg layer. Di alam mereka memijah di musim hujan. Sehingga direkomendasikan dalam memijahkan mereka dibuat simulasi musim hujan ini, yaitu: pH diturunkan dan air diganti sebanyak 15%, setiap 20 menit.
IKAN PLECO
Pastinya udah ada yang tau nih…..Yap…benar PLECO termasuk ikan sapu – sapu, tapi tidak biasanya dengan jenis yang lainnya, yang ini berbeda. Apakah perbedaannya?…Disini akan di bahas tentang PLECO tersebut. Mungkin banyak yang memeliharanya….karena, warnanya yang bermacam – macam, ada yang kuning, belang- belang, dll. Kebanyakan yang memelihara PLECO adalah jenis Zebra, warnanya mirip dengan Zebra.
PLECO jenis ini sudah termasuk ikan langka, karena kelangkaan itulah harganya sangat mahal, ekornya bisa mencapai 4 jutaan dan anaknya dapat bernilai ekonomis hingga 3 jutaan / ekornya. Kelebihan dari PLECO adalah umurnya panjang hingga 15 tahun….waw….Makanannya adalah pelet dan cacing tanah, irit sekali makanannya tersebut…..Pastinya udah ada yang tau nih…..Yap…benar PLECO termasuk ikan sapu – sapu, tapi tidak biasanya dengan jenis yang lainnya, yang ini berbeda. Apakah perbedaannya?…Disini akan di bahas tentang PLECO tersebut. Mungkin banyak yang memeliharanya….karena, warnanya yang bermacam – macam, ada yang kuning, belang- belang, dll. Kebanyakan yang memelihara PLECO adalah jenis Zebra, warnanya mirip dengan Zebra. PLECO jenis ini sudah termasuk ikan langka, karena kelangkaan itulah harganya sangat mahal, ekornya bisa mencapai 4 jutaan dan enaknya dapat bernilai ekonomis hingga 3 jutaan / ekornya. Kelebihan dari PLECO adalah umurnya panjang hingga 15 tahun….waw….Makanannya adalah pelet dan cacing tanah, irit sekali makanannya tersebut. Jadi, PLECO memiliki 2 keuntungan, yaitu:
Membersihkan Aquarium dengan gratis dan dapat kita jual….
PLECO jenis ini sudah termasuk ikan langka, karena kelangkaan itulah harganya sangat mahal, ekornya bisa mencapai 4 jutaan dan anaknya dapat bernilai ekonomis hingga 3 jutaan / ekornya. Kelebihan dari PLECO adalah umurnya panjang hingga 15 tahun….waw….Makanannya adalah pelet dan cacing tanah, irit sekali makanannya tersebut…..Pastinya udah ada yang tau nih…..Yap…benar PLECO termasuk ikan sapu – sapu, tapi tidak biasanya dengan jenis yang lainnya, yang ini berbeda. Apakah perbedaannya?…Disini akan di bahas tentang PLECO tersebut. Mungkin banyak yang memeliharanya….karena, warnanya yang bermacam – macam, ada yang kuning, belang- belang, dll. Kebanyakan yang memelihara PLECO adalah jenis Zebra, warnanya mirip dengan Zebra. PLECO jenis ini sudah termasuk ikan langka, karena kelangkaan itulah harganya sangat mahal, ekornya bisa mencapai 4 jutaan dan enaknya dapat bernilai ekonomis hingga 3 jutaan / ekornya. Kelebihan dari PLECO adalah umurnya panjang hingga 15 tahun….waw….Makanannya adalah pelet dan cacing tanah, irit sekali makanannya tersebut. Jadi, PLECO memiliki 2 keuntungan, yaitu:
Membersihkan Aquarium dengan gratis dan dapat kita jual….
IKAN OSCAR
PENDAHULUAN
Ikan Oscar merupakan jenis ikan air tawar yang berasal dari sungai Amazone, Panama, Rio-Paraguay dan Tio-Negro Amerika Selatan, serta dapat dikembang-biakan di Indonesia.
Ikan Oscar mempunyai bentuk dan warna yang menarik. Warna badannya kehitam-hitaman dengan batikan berwarna kuning kemerah-merahan. Tidak seperti ikan hias lain, ikan oscar memerlukan perlakuan sedikit khusus pada cara perkembang biakannya, sehingga ikan Oscar ini termasuk ikan yang mahal.
II. PEMIJAHAN
1) Pemilihan Induk
a. Induk yang baik untuk dipijahkan sudah berumur 1,5 tahun sampai 2 tahun dengan panjang badan 15 cm dan tinggi badan 10 cm serta berwarna cerah.
b. Seleksi induk dimulai saat ikan Oscar masih remaja (5 ~ 6 bulan), dengan cara mencampurkan 5 ekor jantan dan 5 ekor betina. Ikan Oscar remaja ini akan mencari pasangannya sendiri-sendiri. Setelah saling berpasangan maka kita pisahkan di bak tersendiri sampai menjadi induk.
2) Perbedaan Induk Jantan dan Betina
Induk Jantan Induk Betina
- panjang badan relatif lebih panjang
- alat kelamin lebih menonjol
- induk yang telah matang perutnya gendut
- lubang kelamin lebih besar
3) Cara Pemijahan
a. Bak perkawinan terbuat dari semen yang berukuran 1 1/2 x 1 x 0,5m3, diisi air yang telah diendapkan selama 12 ~ 24 jam setinggi 30 ~ 40 cm.
BUDIDAYA
= Jika bak perkawinannya luas, dapat disekat.
= Sepasang induk Oscar yang telah matang telur dimasukkan ke dalam bak.
= Pada setiap kolom diberi batu ceper yang berwarna gelap dan di atasnya ditutup sebagian besar agar suasana kolom menjadi teduh.
= Oscar mengadakan pemijahan siang dan sore hari langsung dibuahi oleh pejantan.
= Telur yang berada di atas batu ceper tersebut yang telah dibuahi diangkat, dimasukkan ke dalam aquarium untuk ditetaskan. Aquarium berukuran 70 x 40 x 40 cm3 diisi air setinggi 10 cm, untuk telur sepasang induk.
= Ke dalam aquarium diberi udara (aerasi) dengan kekuatan lemah.
= Selesai 3 hari biasanya telur-telur mulai menetas.
= Air diberi campuran emalin atau methylene blue.
3. PEMELIHARAAN BENIH
1) Benih ikan ini sampai berumur 4 hari belum perlu diberi makan, karena masih mempunyai persediaan makanan pada yolk sacknya (kuning telur).
2) Pada hari ke 5 benih diberi makanan Rotifera. Pemberian makanan ini tidak boleh terlambat karena ikan Oscar bersifat kanibal (memangsa sesamanya).
3) Pada hari ke 10 sudah bisa diberi kutu ari yang telah disaring.
4) Setelah berumur 2 minggu benih mulai diberi kutu air tanpa disaring dan mulai dicoba cacing rambut.
5) Benih sudah dapat dipindahkan ke bak/kolam yang lebih luas setelah berumur 25 hari.
4. PEMBESARAN
1) Pembesaran ikan dilakukan setelah benih berumur 25 hari.
2) Benih yang dihasilkan kira-kira 1000 s/d 3000 ekor untuk satu kali penetasan.
3) Bak yang digunakan berukuran 2 x 1 x 1 m3, dan diisi air setinggi 20 - 25 cm.
4) Untuk pertama kali pembesaran dapat ditebar kurang lebih 300 ekor ikan.
5) Untuk mengurangi teriknya matahari pada siang hari, di dalam bak diberi tanaman air seperti eceng gondok dan Hidrilla Verticilata. Untuk mencegah masuknya air hujan terlalu banyak, pada bagian atas bak ditutup sebagian dengan seng plastik.
6) Penjerangan dilakukan setelah benih berada di bak selama sebulan dengan jumlah menjadi 200 ekor.
7) Makanan yang diberikan berupa cacing rambut.
Setelah ikan berumur 5 ~ 6 bulan, ikan sudah dapat diseleksi untuk dijadikan induk, makanan yang diberikan diganti dengan udang kali yang masih segar/hidup, bisa juga diberi udang rebon yang masih segar.
9) Sepasang induk dapat menghasilkan telur 1000 s/d 4000 butir untuk sekali pemijahan.
5. PENUTUP
Untuk mendapatkan warna yang indah pada ikan Oscar, pemberian makanan harus mengandung zat kapur (chitine) dimulai sejak kecil, seperti kutu air (Moina), Rotifera, cacing rambut, Artemia, udang rebon atau udang kali.
Ikan Oscar mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi; untuk ikan yang berumur 4 bulan (berukuran kurang lebih 6 cm) harganya Rp. 500,00 per ekor, sedangkan induk Oscar bisa mencapai harga Rp. 50.000,00 per pasang.
Dengan menekuni cara pemeliharaan ikan Oscar ini, dapat menambah penghasilan keluarga.
Ikan Oscar merupakan jenis ikan air tawar yang berasal dari sungai Amazone, Panama, Rio-Paraguay dan Tio-Negro Amerika Selatan, serta dapat dikembang-biakan di Indonesia.
Ikan Oscar mempunyai bentuk dan warna yang menarik. Warna badannya kehitam-hitaman dengan batikan berwarna kuning kemerah-merahan. Tidak seperti ikan hias lain, ikan oscar memerlukan perlakuan sedikit khusus pada cara perkembang biakannya, sehingga ikan Oscar ini termasuk ikan yang mahal.
II. PEMIJAHAN
1) Pemilihan Induk
a. Induk yang baik untuk dipijahkan sudah berumur 1,5 tahun sampai 2 tahun dengan panjang badan 15 cm dan tinggi badan 10 cm serta berwarna cerah.
b. Seleksi induk dimulai saat ikan Oscar masih remaja (5 ~ 6 bulan), dengan cara mencampurkan 5 ekor jantan dan 5 ekor betina. Ikan Oscar remaja ini akan mencari pasangannya sendiri-sendiri. Setelah saling berpasangan maka kita pisahkan di bak tersendiri sampai menjadi induk.
2) Perbedaan Induk Jantan dan Betina
Induk Jantan Induk Betina
- panjang badan relatif lebih panjang
- alat kelamin lebih menonjol
- induk yang telah matang perutnya gendut
- lubang kelamin lebih besar
3) Cara Pemijahan
a. Bak perkawinan terbuat dari semen yang berukuran 1 1/2 x 1 x 0,5m3, diisi air yang telah diendapkan selama 12 ~ 24 jam setinggi 30 ~ 40 cm.
BUDIDAYA
= Jika bak perkawinannya luas, dapat disekat.
= Sepasang induk Oscar yang telah matang telur dimasukkan ke dalam bak.
= Pada setiap kolom diberi batu ceper yang berwarna gelap dan di atasnya ditutup sebagian besar agar suasana kolom menjadi teduh.
= Oscar mengadakan pemijahan siang dan sore hari langsung dibuahi oleh pejantan.
= Telur yang berada di atas batu ceper tersebut yang telah dibuahi diangkat, dimasukkan ke dalam aquarium untuk ditetaskan. Aquarium berukuran 70 x 40 x 40 cm3 diisi air setinggi 10 cm, untuk telur sepasang induk.
= Ke dalam aquarium diberi udara (aerasi) dengan kekuatan lemah.
= Selesai 3 hari biasanya telur-telur mulai menetas.
= Air diberi campuran emalin atau methylene blue.
3. PEMELIHARAAN BENIH
1) Benih ikan ini sampai berumur 4 hari belum perlu diberi makan, karena masih mempunyai persediaan makanan pada yolk sacknya (kuning telur).
2) Pada hari ke 5 benih diberi makanan Rotifera. Pemberian makanan ini tidak boleh terlambat karena ikan Oscar bersifat kanibal (memangsa sesamanya).
3) Pada hari ke 10 sudah bisa diberi kutu ari yang telah disaring.
4) Setelah berumur 2 minggu benih mulai diberi kutu air tanpa disaring dan mulai dicoba cacing rambut.
5) Benih sudah dapat dipindahkan ke bak/kolam yang lebih luas setelah berumur 25 hari.
4. PEMBESARAN
1) Pembesaran ikan dilakukan setelah benih berumur 25 hari.
2) Benih yang dihasilkan kira-kira 1000 s/d 3000 ekor untuk satu kali penetasan.
3) Bak yang digunakan berukuran 2 x 1 x 1 m3, dan diisi air setinggi 20 - 25 cm.
4) Untuk pertama kali pembesaran dapat ditebar kurang lebih 300 ekor ikan.
5) Untuk mengurangi teriknya matahari pada siang hari, di dalam bak diberi tanaman air seperti eceng gondok dan Hidrilla Verticilata. Untuk mencegah masuknya air hujan terlalu banyak, pada bagian atas bak ditutup sebagian dengan seng plastik.
6) Penjerangan dilakukan setelah benih berada di bak selama sebulan dengan jumlah menjadi 200 ekor.
7) Makanan yang diberikan berupa cacing rambut.
Setelah ikan berumur 5 ~ 6 bulan, ikan sudah dapat diseleksi untuk dijadikan induk, makanan yang diberikan diganti dengan udang kali yang masih segar/hidup, bisa juga diberi udang rebon yang masih segar.
9) Sepasang induk dapat menghasilkan telur 1000 s/d 4000 butir untuk sekali pemijahan.
5. PENUTUP
Untuk mendapatkan warna yang indah pada ikan Oscar, pemberian makanan harus mengandung zat kapur (chitine) dimulai sejak kecil, seperti kutu air (Moina), Rotifera, cacing rambut, Artemia, udang rebon atau udang kali.
Ikan Oscar mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi; untuk ikan yang berumur 4 bulan (berukuran kurang lebih 6 cm) harganya Rp. 500,00 per ekor, sedangkan induk Oscar bisa mencapai harga Rp. 50.000,00 per pasang.
Dengan menekuni cara pemeliharaan ikan Oscar ini, dapat menambah penghasilan keluarga.
IKAN SILVER DOLLAR
Pemijahan dan pemeliharaan burayak ikan hias air tawar silver dolar Methynnis hypsouchen telah dilakukan untuk meningkatkan produktivitas ikan hias ini yang permintaan pasarnya terus meningkat. Ikan hias ini merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang mempunyai nilai jual cukup tinggi untuk pasaran ekspor Singapura, Hongkong, Taiwan dan Amerika Serikat: Ikan jantan dapat melakukan pemijahan pada sekitar 80-100 g berat badan dengan panjang tubuh 10-12 cm. Ikan betina memijah pada sekitar berat badan 120-150 g dengan panjang badan 13-15 cm. Penyuntikan hormon Ovaprim seberat 0,5 ml/kg berat badan dapat merangsang pemijahan induk yang sudah matang gonad. Tangki fiberglass (serat kaca) atau akuarium biasa digunakan untuk pemeliharaan burayak ikan hias ini. Telur yang dibuahi berukuran diameter 1,2-1,4 mm, larva (burayak) yang menetas berukuran panjang total 2,2-2,8 mm. Burayak diberi pakan dengan Moina sp, Daphnia sp, Nauplius Artemia dan cacing sutra. Burayak tumbuh dari 2,2-2,8 mm menjadi 10,5-12 mm dalam waktu 40 hari dan sudah siap dipasarkan.
IKAN BALASHARK
Ikan Balashark (Balantiocheilos melanopterus)
Ikan balashark merupakan jenis ikan yang dinyatakan IUCN sebagai ikan yang masuk daftar ikan langka dan patut dilindungi.
Ikan Balashark dengan nama daerah ikan Puntung Kanyut (Sumatera Selatan), Ketutung (Kalimantan Barat) dan Ridik angus (Jambi) merupakan salah satu jenis ikan yang keberadaannya sudah dikategorikan mengkhawatirkan untuk Kalbar dan Jambi. Namun di Sumatera Selatan jenis ini masih bisa didapatkan walaupun jumlahnya tidak banyak.
Ikan balashark yang kecil (benih) merupakan ikan hias yang sangat indah dipandang dengan tubuh yang berwarna perak dan setiap siripnya terdapat warna hitam dan kuning. Mengapa ikan balashark begitu cepat menghilang dari perairan? Diduga akibat penangkapan yang berlebihan dan menurunnya mutu lingkungan habitat dimana ikan itu hidup.
Ikan ini termasuk ikan yang sangat mudah mati, sehingga penanganan extra hati-hati. Balashark membutuhkan oksigen yang tinggi dan air yang jernih terutama dalam penampungan, karena ikan ini termasuk ikan yang hidup di bagian hulu dari sungai bagian tengah dimana kondisi oksigennya relatif tinggi yaitu lebih dari 6 ppm; meski di alam juga sering dijumpai di rawa lebak terutama yang berhubungan dengan sungai yang besar.
Makanan ikan balashark di alam adalah fitoplankton terutama dari kelompok Bacillariophyceae (Diatoma sp, Synedra sp) dan Desmidiceae (Closterium sp) dan jenis phitoplankton lainnya seperti Mougeotia sp, Pleurotaenium sp, Cosmarium sp, namun kadang-kadang juga ada yang didominasi oleh rotifera dalam lambungnya.
Arisan Belido merupakan salah satu habitat anakan ikan ini di DAS Musi. Ikan ini merupakan jenis ikan yang bermigrasi dimana pada saat berukuran benih, hidup di perairan rawa asam dan setelah mulai dewasa akan berada di sungai utamanya yaitu sungai Musi.
Walaupun induk ikan putung hanyut sudah sulit tertangkap, namun benih-benihnya masih banyak tertangkap di perairan sungai Arisan Belido. Balashark merupakan salah satu ikan hias air tawar yang banyak dihasilkan oleh perairan umum di Sumatera akibat penangkapan yang berlebihan dan pencemaran saat ini ikan tersebut telah mengalami penurunan.
Dulunya jenis ikan hias ini banyak diekspor ke luar negeri.
Ikan balashark merupakan jenis ikan yang dinyatakan IUCN sebagai ikan yang masuk daftar ikan langka dan patut dilindungi.
Ikan Balashark dengan nama daerah ikan Puntung Kanyut (Sumatera Selatan), Ketutung (Kalimantan Barat) dan Ridik angus (Jambi) merupakan salah satu jenis ikan yang keberadaannya sudah dikategorikan mengkhawatirkan untuk Kalbar dan Jambi. Namun di Sumatera Selatan jenis ini masih bisa didapatkan walaupun jumlahnya tidak banyak.
Ikan balashark yang kecil (benih) merupakan ikan hias yang sangat indah dipandang dengan tubuh yang berwarna perak dan setiap siripnya terdapat warna hitam dan kuning. Mengapa ikan balashark begitu cepat menghilang dari perairan? Diduga akibat penangkapan yang berlebihan dan menurunnya mutu lingkungan habitat dimana ikan itu hidup.
Ikan ini termasuk ikan yang sangat mudah mati, sehingga penanganan extra hati-hati. Balashark membutuhkan oksigen yang tinggi dan air yang jernih terutama dalam penampungan, karena ikan ini termasuk ikan yang hidup di bagian hulu dari sungai bagian tengah dimana kondisi oksigennya relatif tinggi yaitu lebih dari 6 ppm; meski di alam juga sering dijumpai di rawa lebak terutama yang berhubungan dengan sungai yang besar.
Makanan ikan balashark di alam adalah fitoplankton terutama dari kelompok Bacillariophyceae (Diatoma sp, Synedra sp) dan Desmidiceae (Closterium sp) dan jenis phitoplankton lainnya seperti Mougeotia sp, Pleurotaenium sp, Cosmarium sp, namun kadang-kadang juga ada yang didominasi oleh rotifera dalam lambungnya.
Arisan Belido merupakan salah satu habitat anakan ikan ini di DAS Musi. Ikan ini merupakan jenis ikan yang bermigrasi dimana pada saat berukuran benih, hidup di perairan rawa asam dan setelah mulai dewasa akan berada di sungai utamanya yaitu sungai Musi.
Walaupun induk ikan putung hanyut sudah sulit tertangkap, namun benih-benihnya masih banyak tertangkap di perairan sungai Arisan Belido. Balashark merupakan salah satu ikan hias air tawar yang banyak dihasilkan oleh perairan umum di Sumatera akibat penangkapan yang berlebihan dan pencemaran saat ini ikan tersebut telah mengalami penurunan.
Dulunya jenis ikan hias ini banyak diekspor ke luar negeri.
IKAN PARROT
Dinamakan ikan Parrot karena mulut ikan ini mirp paruh burung kakaktua. Parrot ikan menggunakan paruh untuk menghancurkan dan makan invertebrata kecil yang hidup di karang. Sebagian besar pasir dan dasar laut terumbu Karang , mereka mengunyah karang, makan invertebrata dan meludahkan sisa kalsium. Dalam kebanyakan spesies, fase awal membosankan merah, coklat atau abu-abu, sedangkan fase terminal jelas hijau atau biru dengan tambalan cerah merah muda atau kuning. Terminal sangat berbeda dan tahap awal adalah pertama digambarkan sebagai spesies yang terpisah di beberapa kasus, tetapi ada juga beberapa spesies mana tahap serupa.
IKAN BELIDA
Belida - Clown Knifefish (Notopterus chitala)
Ketika ruang telah kosong dan lampu-lampu dipadamkan, sepasang belida keluar dari balik "panggung" dan mulai "menari". Tubuh mereka yang lentur meliuk-liuk di antara tanaman air.
Dalam gelap, mata mereka seperti mata kucing menatap calon mangsanya an...hap... ikan-ikan kecil pun disergap.
Mereka terus menari. Dalam mitos orang-orang Tionghoa Perantauan (Hoa Kiau), tarian para penari malam dan kecipak air yang mereka timbulkan memancarkan kekuatan magis untuk menolak bala.
Akan tetapi entah mengapa, orang-orang Muara Enim, Sumatera Selatan (Sumsel), menamakan ikan itu belida. Artinya makhluk yang pandai berdiplomasi (be = punya, lida = lidah, pandai bersilat lidah). Sebagian orang-orang tua Muara Enim yang Bermarga Belida percaya, mereka keturunan ikan belida yang magis dan berwibawa itu.
Meski sama-sama tergolong ikan purba, diperkirakan usia belida sedikit lebih muda dari arwana yang lebih populer di pasar ikan hias.
"Usia bisa diperkirakan lewat usia mitos tentang mereka. Makin tua usia mitosnya, makin tua kemungkinan usia ikan itu. Mitos tentang belida atau Notopterus chitala sedikit di belakang mitos arwana,"
Dilihat dari bentuk mulut yang sama-sama mengarah ke atas, mulut arwana lebih
menjorok ke atas dibanding belida. Dari situ disimpulkan, usia arwana diperkirakan lebih tua.
Awalnya belida tersebar di kawasan Asia Tenggara dan India. Di Indonesia belida hidup di anak-anak sungai besar yang bersebelahan dengan daerah rawa di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa terutama Jawa Barat.
Karena sulitnya proses pemijahan, perubahan lingkungan alam, serta eksploitasi yang berlebihan, populasi ikan karnivora ini merosot drastis.
Di Sumsel hanya sampai awal 1980-an belida mudah ditemukan di anak Sungai Musi seperti Sungai Arisan Belida dan Sungai Meriak.
Sampai 1998, di Sungai Citarum, Jawa Barat, jumlahnya masih enam ton, tapi setahun kemudian tak seekor pun ditemukan.
Dibandingkan ikan lain, belida lebih sulit berkembang. Di samping lebih sedikit memproduksi telur, ikan ini memiliki banyak musuh seperti ikan gabus, ular, dan biawak.
Menurut Tri Djoko, jumlah telurnya cuma 1.000-6.000 butir atau maksimal lima persen dari berat tubuh ikan betina.
Bandingkan dengan jumlah telur ikan mas yang bisa 20 persen dari berat tubuhnya.
"Memang 90 persen dari jumlah telur tersebut menetas, tapi yang kelak menjadi dewasa dan siap kawin cuma satu persen,".
Pemangsa kalajengking, kodok, dan ikan-ikan kecil ini hidup di kedalaman 2-3 meter di tempat-tempat gelap. Saat air sungai meluap, mereka naik ke rawa-rawa untuk kawin dan melepas telurnya di sana.
Pasangan belida yang siap kawin berusia dua tahun untuk jantan dan tiga tahun yang betina.
Belida - Clown Knifefish (Notopterus chitala)
Ketika ruang telah kosong dan lampu-lampu dipadamkan, sepasang belida keluar dari balik "panggung" dan mulai "menari". Tubuh mereka yang lentur meliuk-liuk di antara tanaman air.
Dalam gelap, mata mereka seperti mata kucing menatap calon mangsanya an...hap... ikan-ikan kecil pun disergap.
Mereka terus menari. Dalam mitos orang-orang Tionghoa Perantauan (Hoa Kiau), tarian para penari malam dan kecipak air yang mereka timbulkan memancarkan kekuatan magis untuk menolak bala.
Akan tetapi entah mengapa, orang-orang Muara Enim, Sumatera Selatan (Sumsel), menamakan ikan itu belida. Artinya makhluk yang pandai berdiplomasi (be = punya, lida = lidah, pandai bersilat lidah). Sebagian orang-orang tua Muara Enim yang Bermarga Belida percaya, mereka keturunan ikan belida yang magis dan berwibawa itu.
Meski sama-sama tergolong ikan purba, diperkirakan usia belida sedikit lebih muda dari arwana yang lebih populer di pasar ikan hias.
"Usia bisa diperkirakan lewat usia mitos tentang mereka. Makin tua usia mitosnya, makin tua kemungkinan usia ikan itu. Mitos tentang belida atau Notopterus chitala sedikit di belakang mitos arwana,"
Dilihat dari bentuk mulut yang sama-sama mengarah ke atas, mulut arwana lebih
menjorok ke atas dibanding belida. Dari situ disimpulkan, usia arwana diperkirakan lebih tua.
Awalnya belida tersebar di kawasan Asia Tenggara dan India. Di Indonesia belida hidup di anak-anak sungai besar yang bersebelahan dengan daerah rawa di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa terutama Jawa Barat.
Karena sulitnya proses pemijahan, perubahan lingkungan alam, serta eksploitasi yang berlebihan, populasi ikan karnivora ini merosot drastis.
Di Sumsel hanya sampai awal 1980-an belida mudah ditemukan di anak Sungai Musi seperti Sungai Arisan Belida dan Sungai Meriak.
Sampai 1998, di Sungai Citarum, Jawa Barat, jumlahnya masih enam ton, tapi setahun kemudian tak seekor pun ditemukan.
Dibandingkan ikan lain, belida lebih sulit berkembang. Di samping lebih sedikit memproduksi telur, ikan ini memiliki banyak musuh seperti ikan gabus, ular, dan biawak.
Menurut Tri Djoko, jumlah telurnya cuma 1.000-6.000 butir atau maksimal lima persen dari berat tubuh ikan betina.
Bandingkan dengan jumlah telur ikan mas yang bisa 20 persen dari berat tubuhnya.
"Memang 90 persen dari jumlah telur tersebut menetas, tapi yang kelak menjadi dewasa dan siap kawin cuma satu persen,".
Pemangsa kalajengking, kodok, dan ikan-ikan kecil ini hidup di kedalaman 2-3 meter di tempat-tempat gelap. Saat air sungai meluap, mereka naik ke rawa-rawa untuk kawin dan melepas telurnya di sana.
Pasangan belida yang siap kawin berusia dua tahun untuk jantan dan tiga tahun yang betina.
Pada usia itu, pasangan tersebut memiliki panjang tubuh 40-50 sentimeter dan berat di atas dua kilogram. Belida kawin secara massal.
DI lingkungan para penggemar dan pedagang ikan hias, belida asli nyaris tak dikenal dibanding belida bangkok hasil pemuliaan.
Ada dua jenis belida bangkok yang beredar di pasaran. Satu berwarna abu-abu keperakan, lainnya albino. Keduanya memiliki belang hitam dengan garis tepian putih. "Makin banyak belangnya, makin banyak dicari orang,".
Harga sepasang belida bangkok berukuran 20 sentimeter saat ini Rp 30 ribu, sedangkan yang sudah dewasa dengan panjang 50 sentimeter dan berat badan delapan kilogram mencapai Rp 400.000. "Sebagai ikan hias belida bangkok pernah populer.
Permintaan belida sebagai ikan konsumsi di Sumsel dan sekitarnya masih sangat tinggi.
Karena itu pula belida diupayakan budidayanya melalui tambak-tambak .
DI lingkungan para penggemar dan pedagang ikan hias, belida asli nyaris tak dikenal dibanding belida bangkok hasil pemuliaan.
Ada dua jenis belida bangkok yang beredar di pasaran. Satu berwarna abu-abu keperakan, lainnya albino. Keduanya memiliki belang hitam dengan garis tepian putih. "Makin banyak belangnya, makin banyak dicari orang,".
Harga sepasang belida bangkok berukuran 20 sentimeter saat ini Rp 30 ribu, sedangkan yang sudah dewasa dengan panjang 50 sentimeter dan berat badan delapan kilogram mencapai Rp 400.000. "Sebagai ikan hias belida bangkok pernah populer.
Permintaan belida sebagai ikan konsumsi di Sumsel dan sekitarnya masih sangat tinggi.
Karena itu pula belida diupayakan budidayanya melalui tambak-tambak .
IKAN LOUHAN
Ikan Lou han; (Flowerhorn)dikatakan berasal dari negeri China. Luohan dipercayai keturunan Amphilophus trimaculatus.
Setelah beberapa generasi, bentuk ikan ini berubah daripada induk asalnya.
Selepas itu peternak ikan mulai mengasimilasikan ikan tersebut dengan Blood Parrot yang merupakan hibrid dari C. citrinellum X C. synspilum. Dari hasil silang inilah lahir bakal Luo han yang dikenal sekarang.
Kemudian ikan tersebut diberi nama "Flowerhorn" atau "Luohan". Proses pemilihan terus berlangsung sehingga dihasilkan berbagai jenis Luo Han dengan beraneka warna dan corak.
Ikan louhan bagi sebagian orang merupakan ikan pembawa Hoki. Bagi siapa saja yang memelihara dan memilikinya diyakini akan mendatangkan keberuntugan. Anggapan sebagai Ikan Hoki merupakan keyakinan yang tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat tertentu. Hoki disini diartikan dengan hanya mempunyai Louhan maka rejeki yang bersangkutan akan terus bertambah. Namun demikian secara hitung-hitungan bisnispun sebenarnya ikan Louhan adalah suatu komoditas bisnis yang sangat menjanjikan. Maka dari itu perlu diketahui bagaimana membudidayakan ikan louhan secara baik dan benar.
Aquarium untuk memelihara louhan.
Akuarium sebaiknya disesuaikan dengan dengan ukuran louhan sebagai perbandingan untuk louhan berukuran 40-50cm sebaiknya ukuran aquarium adalah 200x170x80cm. aquarium yang baik untuk louhan harus dilengkapi : Aerator dan filter, Heater,Tempat Persembunyian, Bebatuan, Tanaman Air dan pencahayaan yang cukup.
Kiat memlih louhan.
Ciri-ciri Louhan berkualitas baik :
- sirip atas bawah dan ekor seimbang
- Bintik hitam tegas dari pangkal ekor sampai insang
- lingkaran warna perak keemasan metalik melingkari bintik hitam
- Tampak bintik mutiara hampir di seluruh badan
- warna dasar tubuy merah cerah dan kuning cerah
- sirip dan ekor merekah melebar dan utuh
- Nongnong di kepala tampak proporsional
- Mata merah satu lingkaran penuh
Pakan untuk louhan.
Makanan alami dan makanan buatan. Makanan alami terdiri dari : Artemia, Kutu Air, Jentik Nyamuk, Cacing rambut dan Sutra, Cacing Darah, Cacing Tanah dan udang. Makanan Buatan berupa pelet khusus Louhan dapat diberikan berselingan dengan cacing atau udang.
Mengatasi penyakit/hama Penyakit yang sering menyerang Louhan adalah penyakit jamur, gejala yang tampak pada tubuh louhan adalah tubuh seperti diselimuti benang halus. Cara mengatasi penyakit ini adalah :
- Hindari Ikan terluka.
- Merendam Lohan kedalam larutan Malachite Green Oxalat dengan perbandingan 3g untuk 1 kubik air. Ikan direndam kurang lebih 30 menit.
- setelah selsesai maka masukkan louhan kedalam aquarium yang telah dibersihkan dan dengan air baru.
Setelah beberapa generasi, bentuk ikan ini berubah daripada induk asalnya.
Selepas itu peternak ikan mulai mengasimilasikan ikan tersebut dengan Blood Parrot yang merupakan hibrid dari C. citrinellum X C. synspilum. Dari hasil silang inilah lahir bakal Luo han yang dikenal sekarang.
Kemudian ikan tersebut diberi nama "Flowerhorn" atau "Luohan". Proses pemilihan terus berlangsung sehingga dihasilkan berbagai jenis Luo Han dengan beraneka warna dan corak.
Ikan louhan bagi sebagian orang merupakan ikan pembawa Hoki. Bagi siapa saja yang memelihara dan memilikinya diyakini akan mendatangkan keberuntugan. Anggapan sebagai Ikan Hoki merupakan keyakinan yang tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat tertentu. Hoki disini diartikan dengan hanya mempunyai Louhan maka rejeki yang bersangkutan akan terus bertambah. Namun demikian secara hitung-hitungan bisnispun sebenarnya ikan Louhan adalah suatu komoditas bisnis yang sangat menjanjikan. Maka dari itu perlu diketahui bagaimana membudidayakan ikan louhan secara baik dan benar.
Aquarium untuk memelihara louhan.
Akuarium sebaiknya disesuaikan dengan dengan ukuran louhan sebagai perbandingan untuk louhan berukuran 40-50cm sebaiknya ukuran aquarium adalah 200x170x80cm. aquarium yang baik untuk louhan harus dilengkapi : Aerator dan filter, Heater,Tempat Persembunyian, Bebatuan, Tanaman Air dan pencahayaan yang cukup.
Kiat memlih louhan.
Ciri-ciri Louhan berkualitas baik :
- sirip atas bawah dan ekor seimbang
- Bintik hitam tegas dari pangkal ekor sampai insang
- lingkaran warna perak keemasan metalik melingkari bintik hitam
- Tampak bintik mutiara hampir di seluruh badan
- warna dasar tubuy merah cerah dan kuning cerah
- sirip dan ekor merekah melebar dan utuh
- Nongnong di kepala tampak proporsional
- Mata merah satu lingkaran penuh
Pakan untuk louhan.
Makanan alami dan makanan buatan. Makanan alami terdiri dari : Artemia, Kutu Air, Jentik Nyamuk, Cacing rambut dan Sutra, Cacing Darah, Cacing Tanah dan udang. Makanan Buatan berupa pelet khusus Louhan dapat diberikan berselingan dengan cacing atau udang.
Mengatasi penyakit/hama Penyakit yang sering menyerang Louhan adalah penyakit jamur, gejala yang tampak pada tubuh louhan adalah tubuh seperti diselimuti benang halus. Cara mengatasi penyakit ini adalah :
- Hindari Ikan terluka.
- Merendam Lohan kedalam larutan Malachite Green Oxalat dengan perbandingan 3g untuk 1 kubik air. Ikan direndam kurang lebih 30 menit.
- setelah selsesai maka masukkan louhan kedalam aquarium yang telah dibersihkan dan dengan air baru.
IKAN RAINBOW
Ikan Rainbow merupakan jenis ikan hias yang banyak diminati masyarakat karena jenis ikan ini juga dapat merupakan komoditi eksport. Ada 2 jenis rainbow yang cukup terkenal yaitu rainbow Irian (Melano Tacnia maccaulochi dan Rainbow Anlanesi ogilby Telmatherina ladigesi ahl Rainbow Irian warna dasarnya keperak-perakan dengan warna gelap metalik sedangkan rainbow Sulawesi warna dasarnya kuning zaitun, dengan warna bagian bawah kuning jenis ikan ini termasuk ikan bertelur dengan menempelkan telur pada tanaman air. Kwalitas air yang diperlukan untuk kehidupan jenis ikan ini yaitu temperatur air 23 - 26 ° C. Ph. air sebaiknya diatas 7. Jenis ikan ini dapt hidup dan berkembang-biak dalam aquarium maupun bak semen. Ikan ini sudah dapat memijah setelah berumur 7 bulan dalam ukuran 5 - 7 cm. Makanan yang biasa diberikan dalam pemeliharaan ikan ini yaitu kutu air, cacing zambut atau cuk. Supaya ikan dapat tumbuh dengan baik selama pemeliharaan bertelur, air harus klop memenuhi persyaratan dan dilakukan penggantian air 1 minggu 1 kali.
IKAN SEVERUM
Ikan severum Cichlosoma severum adalah salah satu jenis ikan hias air tawar yang berasal dari Amerika Serikat bagian Utara (S. Arhazone).
Tubuhnya pendek, gemuk dan gepeng dengan warna dasar tubuh bervariasi yaitu coklat kekuningan, atau hitam kecoklatan. Jenis ikan ini juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Ikan Severum dapat dipelihara didalam aquarium atau bak semen kwalitas air yang diperlukan untuk pemeliharaan ikan severum yaitu: PH. : 5,5 - 7, temperatur air 21 - 25°C.
Ikan Severum sudah dapat dipijahkan setelah berumur tahun dengan ukuran 12 - 15 cm. Induk jantan dari betina dapat dibedakan dari warna dan ukuran induk jantan berwarna lebih cerah dengan induk yang lebih besar dari betina.
Makanan yang dapat diberikan jenis ikan ini antara lain: kutu air, cuk, cacing sutera dll.
Tubuhnya pendek, gemuk dan gepeng dengan warna dasar tubuh bervariasi yaitu coklat kekuningan, atau hitam kecoklatan. Jenis ikan ini juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Ikan Severum dapat dipelihara didalam aquarium atau bak semen kwalitas air yang diperlukan untuk pemeliharaan ikan severum yaitu: PH. : 5,5 - 7, temperatur air 21 - 25°C.
Ikan Severum sudah dapat dipijahkan setelah berumur tahun dengan ukuran 12 - 15 cm. Induk jantan dari betina dapat dibedakan dari warna dan ukuran induk jantan berwarna lebih cerah dengan induk yang lebih besar dari betina.
Makanan yang dapat diberikan jenis ikan ini antara lain: kutu air, cuk, cacing sutera dll.
IKAN NIASA
Psedatropheus auratus Bonlenger atau nama Inggris Auratus. Di Jakarta lebih dikenal dengan nama Niasa jenis ikan ini mempunyai tubuh memanjang agak datar, warna dasar kuning keemasan cerah atau hitam pekat. Ikan Niasa sangat agresif gerakannya sehingga harus hati-hati kalau akan dicampur dengan jenis ikan lain.
Kwalitas air yang diperlukan untuk hidup dan berkembang ikan Niasa yaitu pH = 7, temperatur 24 - 27°C. Pemeliharaan dapat dilakukan didalam bak semen atau aquarium. Ketinggian air yang diperlukan untuk pemijahan sekitar 30 - 35 cm.
Ikan Niasa sudah dapat dipiijahkan dalam umur 7 bulan dengan ukuran panjang tubuh : 7 cm. Induk jantan dan betina dapat dibedakan dari totol kuning sirip anusnya. Ikan jantan biasanya memiliki totol-totol in, sementara si betina tidak. Makanan yang diberikan antara lain : Cuk, kutu air.
Kwalitas air yang diperlukan untuk hidup dan berkembang ikan Niasa yaitu pH = 7, temperatur 24 - 27°C. Pemeliharaan dapat dilakukan didalam bak semen atau aquarium. Ketinggian air yang diperlukan untuk pemijahan sekitar 30 - 35 cm.
Ikan Niasa sudah dapat dipiijahkan dalam umur 7 bulan dengan ukuran panjang tubuh : 7 cm. Induk jantan dan betina dapat dibedakan dari totol kuning sirip anusnya. Ikan jantan biasanya memiliki totol-totol in, sementara si betina tidak. Makanan yang diberikan antara lain : Cuk, kutu air.
IKAN PIRANHA
Ikan ini terkenal sangat ganas - agresif dan pemakan daging. Banyak terdapat di sepanjang batang Sungai Amazone.
Kebanyakan mengalir dalam batang sungai itu di sepanjang daerah Brazilia dan Venezuela. Banyak jenisnya. Yang paling agresif ialah yang berukuran sedang. Rata-rata beratnya antara 600 sampai 700 gram. Ada juga yang satu kg - tetapi Jarang. Bahkan ada yang besar dan beratnya sampai 5 kg. Tetapi yang paling terkenal ganas dan agresifnya adalah yang berbadan sedang - antara 600 sampai 700 gram itu.
Ikan piranha, lainnya dari ikan jenis lain - memiliki gigi runcing dan tajam - ada kemiripan dengan gigi ikan hiu - cucut. Badan bagian bawahnya - sepanjang perutnya - berwarna merah dan ada yang berjenis bermata-merah.
Ikan piranha ini yang termasuk jenis agresif dan ganas ini biasanya bergerombolan - banyak - dan apabila sudah mendapatkan mangsa - semakin banyak berkumpul - tampak seperti gumpalan ikan sarden atau ikan teri - menghitam.
Apa saja disambar dan secepat kilat diterkamnya. Pada tahun 1930-an ada beberapa rombongan ekspedisi yang sengaja menyelidki tingkah-laku ikan piranha ini.
Dalam percobaan - mereka menjatuhkan seekor kambing yang sengaja sedikit dilukai buat memancing bau dan warna darah bagi piranha. Dan segera ratusan piranha menerkam dan merobek-robek daging kambing itu.
Tak sampai satu jam - kambing tersebut hanya tinggal kerangka tulangnya saja!Ada lagi rombongan sapi yang menyeberangi sungai - kali yang tak berapa lebar - lalu ada seekor sapi yang terluka kakinya. Dan darah sapi tersebut memancing bau yang sangat diincar oleh piranha. Dan piranha yang sangat ganas itu bagaikan gelombang yang sangat ribut - berkecipak - lompat-melompat merobek daging sapi itu.
Dan dalam beberapa puluh menit saja - seekor sapi yang besar itu segera menjadi kerangka tulang yang dagingnya sudah hilang semua!
Sebaliknya penduduk Indian yang berdiam sepanjang batang sungai Amazone baik yang di Brazilia maupun yang di Venezuela - sering menangkap piranha ini - atau sengaja memancing atau menombak dan memburu piranha.
Apabila ada ikan piranha terkena pukat atau jala atau mata pancing - segera piranha itu diketok- dipukul kepalanya agar segera mati. Sebab piranha sangat berbahaya. Sedangkan ikan lainnya tidak diperlalukan begitu.
Hanya khusus bagi ikan piranha yang ganas dan buas itu.
Biasanya pabila ada rombongan atau gerombolan piranha yang menyemut banyaknya - nelayan sepanjang sungai Amazone itu menghindarinya. Lebih baik tidak "mengadakan kontak" dengan para pengganas dan perompak-daging itu.
Ikan piranha terkenal ikan yang enak dagingnya. Ikan yang banyak tulangnya termasuk piranha ini - adalah termasuk yang enak dan lezat dagingnya.
Masakan cara orang Indian agar enak dan sesuai dengan jenis ikan ini - adalah digoreng dengan campuran mentega dan anggur putih - begitu katanya.
Ini bagi masarakat yang sudah masuk menu restoran. Bagi rakyat biasa sih cukup dipanggang biasa saja.Beberapa negara melarang mengimpor dan memasukkan ikan ini,- termasuk Indonesia. Sebab ikan piranha ini termasuk ikan perusak dan pemakan ikan lainnya - ganas dan buas.
Bentuk - perawakan piranha tidaklah sebagus ikan hias lainnya. Tetapi piranha bentuknya anggun - gagah - kukuh. Sedikit seperti ikan bawal atau ikan dorade atau ikan bulat. Belum apa-apa giginya dulu yang tampak - runcing dan tajam - cukup mengerikan kalau kita tahu bahwa itulah piranha yang ganas dan buas itu.
Kebanyakan mengalir dalam batang sungai itu di sepanjang daerah Brazilia dan Venezuela. Banyak jenisnya. Yang paling agresif ialah yang berukuran sedang. Rata-rata beratnya antara 600 sampai 700 gram. Ada juga yang satu kg - tetapi Jarang. Bahkan ada yang besar dan beratnya sampai 5 kg. Tetapi yang paling terkenal ganas dan agresifnya adalah yang berbadan sedang - antara 600 sampai 700 gram itu.
Ikan piranha, lainnya dari ikan jenis lain - memiliki gigi runcing dan tajam - ada kemiripan dengan gigi ikan hiu - cucut. Badan bagian bawahnya - sepanjang perutnya - berwarna merah dan ada yang berjenis bermata-merah.
Ikan piranha ini yang termasuk jenis agresif dan ganas ini biasanya bergerombolan - banyak - dan apabila sudah mendapatkan mangsa - semakin banyak berkumpul - tampak seperti gumpalan ikan sarden atau ikan teri - menghitam.
Apa saja disambar dan secepat kilat diterkamnya. Pada tahun 1930-an ada beberapa rombongan ekspedisi yang sengaja menyelidki tingkah-laku ikan piranha ini.
Dalam percobaan - mereka menjatuhkan seekor kambing yang sengaja sedikit dilukai buat memancing bau dan warna darah bagi piranha. Dan segera ratusan piranha menerkam dan merobek-robek daging kambing itu.
Tak sampai satu jam - kambing tersebut hanya tinggal kerangka tulangnya saja!Ada lagi rombongan sapi yang menyeberangi sungai - kali yang tak berapa lebar - lalu ada seekor sapi yang terluka kakinya. Dan darah sapi tersebut memancing bau yang sangat diincar oleh piranha. Dan piranha yang sangat ganas itu bagaikan gelombang yang sangat ribut - berkecipak - lompat-melompat merobek daging sapi itu.
Dan dalam beberapa puluh menit saja - seekor sapi yang besar itu segera menjadi kerangka tulang yang dagingnya sudah hilang semua!
Sebaliknya penduduk Indian yang berdiam sepanjang batang sungai Amazone baik yang di Brazilia maupun yang di Venezuela - sering menangkap piranha ini - atau sengaja memancing atau menombak dan memburu piranha.
Apabila ada ikan piranha terkena pukat atau jala atau mata pancing - segera piranha itu diketok- dipukul kepalanya agar segera mati. Sebab piranha sangat berbahaya. Sedangkan ikan lainnya tidak diperlalukan begitu.
Hanya khusus bagi ikan piranha yang ganas dan buas itu.
Biasanya pabila ada rombongan atau gerombolan piranha yang menyemut banyaknya - nelayan sepanjang sungai Amazone itu menghindarinya. Lebih baik tidak "mengadakan kontak" dengan para pengganas dan perompak-daging itu.
Ikan piranha terkenal ikan yang enak dagingnya. Ikan yang banyak tulangnya termasuk piranha ini - adalah termasuk yang enak dan lezat dagingnya.
Masakan cara orang Indian agar enak dan sesuai dengan jenis ikan ini - adalah digoreng dengan campuran mentega dan anggur putih - begitu katanya.
Ini bagi masarakat yang sudah masuk menu restoran. Bagi rakyat biasa sih cukup dipanggang biasa saja.Beberapa negara melarang mengimpor dan memasukkan ikan ini,- termasuk Indonesia. Sebab ikan piranha ini termasuk ikan perusak dan pemakan ikan lainnya - ganas dan buas.
Bentuk - perawakan piranha tidaklah sebagus ikan hias lainnya. Tetapi piranha bentuknya anggun - gagah - kukuh. Sedikit seperti ikan bawal atau ikan dorade atau ikan bulat. Belum apa-apa giginya dulu yang tampak - runcing dan tajam - cukup mengerikan kalau kita tahu bahwa itulah piranha yang ganas dan buas itu.
IKAN DISCUSS
Ikan hias Diskus (Symhysodonodiscus) merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang berasal dari sungai Amazon (Brasil).
Jenis ikan tersebut mempunyai nilai ekonomis yang baik dan sangat disenangi di berbagai negara. Di Indonesia ikan Diskus sudah dapat dibudi dayakan dan sangat potensil untuk dikembangkan karena selain dapat dipasarkan dipasaran lokal, juga dapat merupakan komoditas ekspor.
Ciri khas dari ikan diskus ialah benetuk badannya tubuh pipih, bundar mirip ikan bawal dengan warna dasar coklat kemerah-merahan. Ikan diskus dapat dibudi dayakan didalam Aquarium untuk sepasang diskus dapat ditempatkan dalam aquarium berukuran sekitar 75 x 35 x 35 cm kwalitas yang diperlukan untuk hidup dan berkembang ikan diskus yaitu di air yang jernih, temperatur sekitar 28 - 30 ° C pH (derajat keasaman) 5 - 6 selain itu kandungan Oksigen terlarutnya harus cukup tinggi yaitu lebih besar dari 3 ppm (pxrt per million).
Ikan Diskus sudah dapat dikembangbiakan setelah berumur antara 15 - 20 bulan. Adapun makanan yang umum dengan makan yaitu kutu air, cuk, cacing (makanan buatan) yang ada dipasaran.
Ikan discus sebagai rajanya ikan air tawar menarik banyak akuaris maupun orang awam untuk memeliharanya. Selain bentuk, warna, dan coraknya yang menarik, harganya yang mahalpun menjadi salah satu daya tarik untuk memeliharanya. Namun memelihara terutama untuk memilih calon bibit yang baik tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Untuk mendapatkan discus yang baik tentulah harus mendapatkan bibit yang baik. Oleh karena itu seorang hobies terutama pemula harus jeli dalam memilih ikan. Kesulitan terbesar yang dihadapi oleh pemula adalah kurangnya pengetahuan mengenai kualitas discus yang baik. Banyaknya jenis discus, terutama nama-nama yang berlainan untuk satu jenis discus ikut membuat pemula ini semakin bingung.
Berikut tips untuk memilih discus yang baik, diantaranya;
1. Warna kulit yang cerah, tidak berselaput ataupun mengeluarkan lendir yang berlebihan. Warna kulit yang mengkilap/hitam menandakan kondisi discus yang tidak sehat. Garis hitam vertical/stress bar yang sangat menyolok/tegas menandakan discus dalam kondisi stress yang berat. Jumlah garis ini berbeda-beda menurut varian ikan. Biasanya berjumlah antara 7-18 bar. Stress bar ini tidak menentukan sakit tidaknya seekor discus, tetapi sebagai parameter kondisi discus akibat kaget, atau kondisi lingkungan yang tidak cocok bagi discus. Banyak jenis discus yang menunjukkan stress-bar nya dengan jelas.
2. Sisik pada ikan yang bersih dan tidak terkelupas, tidak berbintik putih dan berlendir terlalu banyak. Sirip ikan haruslah terlihat bersih dan Lengkap. Sirip yang sobek, Rusak, berjamur menandakan ikan tidak sehat.
Biasanya pada sirip ikan sering terserang fin rot. Sirip yang tidak cacat dan seimbang akan membuat bentuk discus bulat dan indah dipandang.
3. Warna mata yang bening, tidak berselaput ataupun berbintik putih. Bola mata yang tidak terlalu mencolok keluar seperti ban radial. Mata demikian disebut pop eye yang disebabkan kondisi air yang jelek, dan ikan terjangkit intestinal bakteri. Ukuran mata yang terlalu besar pada ikan yang berukuran kecil menandakan ikan tersebut terhambat pertumbuhannya atau biasa disebut bantet/ kontet. Selain itu mata yang hitam dapat diakibatkan oleh penyakit internal dan terlalu lama terkena kontaminasi obat-obatan dalam jangka lama.
4. Bentuk tubuh ikan discus yang ideal, tidak kurus yang nampak dari ketebalan dahi/ jidat discus. Discus yang tidak cacat fisik, biasanya terlihat dari depan/ muka dimana sisi kiri dan kanan terlihat sama.
Mulut ataupun bagian tubuh lainnya tidak ada yang lebih ke kiri/ ke kanan.
5. Cara bernafas yang berirama teratur, dimana kedua insang membuka dan menutup bersamaan, tanpa ada yang lebih besar membukaya ataupun bernafas hanya dengan satu insang. Biasanya ikan yang bernafas dengan satu insang terjangkit Gill Fluke Dactylogyrus atau kutu insang. Tutup insang rata menutupi insang, tidak pendek dan tidak menganga terbuka. Juga harus diperhatikan nafas yang snagat cepat, yang dapat disebabkan oleh kekurangan oksigen naum dalam jangka panjang akan merusak fungsi insang.
6. Discus yang sehat umumnya tidak takut terhadap manusia yang melihatnya.
Discus yang baik dan sehat biasanya akan segera mendekat dengan cepat, mengira akan diberi makan. Selain itu discus yang sehat umumnya tidak menyendiri, tetapi berbaur.
Jenis ikan tersebut mempunyai nilai ekonomis yang baik dan sangat disenangi di berbagai negara. Di Indonesia ikan Diskus sudah dapat dibudi dayakan dan sangat potensil untuk dikembangkan karena selain dapat dipasarkan dipasaran lokal, juga dapat merupakan komoditas ekspor.
Ciri khas dari ikan diskus ialah benetuk badannya tubuh pipih, bundar mirip ikan bawal dengan warna dasar coklat kemerah-merahan. Ikan diskus dapat dibudi dayakan didalam Aquarium untuk sepasang diskus dapat ditempatkan dalam aquarium berukuran sekitar 75 x 35 x 35 cm kwalitas yang diperlukan untuk hidup dan berkembang ikan diskus yaitu di air yang jernih, temperatur sekitar 28 - 30 ° C pH (derajat keasaman) 5 - 6 selain itu kandungan Oksigen terlarutnya harus cukup tinggi yaitu lebih besar dari 3 ppm (pxrt per million).
Ikan Diskus sudah dapat dikembangbiakan setelah berumur antara 15 - 20 bulan. Adapun makanan yang umum dengan makan yaitu kutu air, cuk, cacing (makanan buatan) yang ada dipasaran.
Ikan discus sebagai rajanya ikan air tawar menarik banyak akuaris maupun orang awam untuk memeliharanya. Selain bentuk, warna, dan coraknya yang menarik, harganya yang mahalpun menjadi salah satu daya tarik untuk memeliharanya. Namun memelihara terutama untuk memilih calon bibit yang baik tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Untuk mendapatkan discus yang baik tentulah harus mendapatkan bibit yang baik. Oleh karena itu seorang hobies terutama pemula harus jeli dalam memilih ikan. Kesulitan terbesar yang dihadapi oleh pemula adalah kurangnya pengetahuan mengenai kualitas discus yang baik. Banyaknya jenis discus, terutama nama-nama yang berlainan untuk satu jenis discus ikut membuat pemula ini semakin bingung.
Berikut tips untuk memilih discus yang baik, diantaranya;
1. Warna kulit yang cerah, tidak berselaput ataupun mengeluarkan lendir yang berlebihan. Warna kulit yang mengkilap/hitam menandakan kondisi discus yang tidak sehat. Garis hitam vertical/stress bar yang sangat menyolok/tegas menandakan discus dalam kondisi stress yang berat. Jumlah garis ini berbeda-beda menurut varian ikan. Biasanya berjumlah antara 7-18 bar. Stress bar ini tidak menentukan sakit tidaknya seekor discus, tetapi sebagai parameter kondisi discus akibat kaget, atau kondisi lingkungan yang tidak cocok bagi discus. Banyak jenis discus yang menunjukkan stress-bar nya dengan jelas.
2. Sisik pada ikan yang bersih dan tidak terkelupas, tidak berbintik putih dan berlendir terlalu banyak. Sirip ikan haruslah terlihat bersih dan Lengkap. Sirip yang sobek, Rusak, berjamur menandakan ikan tidak sehat.
Biasanya pada sirip ikan sering terserang fin rot. Sirip yang tidak cacat dan seimbang akan membuat bentuk discus bulat dan indah dipandang.
3. Warna mata yang bening, tidak berselaput ataupun berbintik putih. Bola mata yang tidak terlalu mencolok keluar seperti ban radial. Mata demikian disebut pop eye yang disebabkan kondisi air yang jelek, dan ikan terjangkit intestinal bakteri. Ukuran mata yang terlalu besar pada ikan yang berukuran kecil menandakan ikan tersebut terhambat pertumbuhannya atau biasa disebut bantet/ kontet. Selain itu mata yang hitam dapat diakibatkan oleh penyakit internal dan terlalu lama terkena kontaminasi obat-obatan dalam jangka lama.
4. Bentuk tubuh ikan discus yang ideal, tidak kurus yang nampak dari ketebalan dahi/ jidat discus. Discus yang tidak cacat fisik, biasanya terlihat dari depan/ muka dimana sisi kiri dan kanan terlihat sama.
Mulut ataupun bagian tubuh lainnya tidak ada yang lebih ke kiri/ ke kanan.
5. Cara bernafas yang berirama teratur, dimana kedua insang membuka dan menutup bersamaan, tanpa ada yang lebih besar membukaya ataupun bernafas hanya dengan satu insang. Biasanya ikan yang bernafas dengan satu insang terjangkit Gill Fluke Dactylogyrus atau kutu insang. Tutup insang rata menutupi insang, tidak pendek dan tidak menganga terbuka. Juga harus diperhatikan nafas yang snagat cepat, yang dapat disebabkan oleh kekurangan oksigen naum dalam jangka panjang akan merusak fungsi insang.
6. Discus yang sehat umumnya tidak takut terhadap manusia yang melihatnya.
Discus yang baik dan sehat biasanya akan segera mendekat dengan cepat, mengira akan diberi makan. Selain itu discus yang sehat umumnya tidak menyendiri, tetapi berbaur.
ANGEL FISH/MANFISH
Mereka ditemukan di alam dengan bar hitam pada tubuh berwarna perak. Beberapa mutasi juga ditemukan di alam di mana ikan ini tanpa bar , yang solid hitam , dan memiliki bentuk renda . Saat ini ada banyak warna dan finage varietas termasuk angelfish Silver , Zebra angelfish , Marbled angelfish , Veiltail angelfish.
" Marmer " angelfish
" Veiltail Emas " angelfish