Banyak toko-toko menjual ‘paket  siap-jadi’ yang membolehkan kita langsung memulai praktik aquarium air  laut ini. Namun, untuk air laut-nya saja, minimal kita harus menyediakan  100 liter air laut untuk memulai. Sebesar apapun volume air aquarium  kit, hewan-hewan yang biasa hidup dilaut dalam jutaan liter air yang  tidak statis otomatis akan merasa ‘terkekang’. Tanpa air laut kualitas  tinggi, bagaikan manusia hidup dalam udara tercemar dan secara langsung  kita melakukan praktik animal abuse.
Setelah air laut daftar belanja berlanjut  ke kotak aquarium itu sendiri, garam, nutrisi air laut, pengatur suhu,  wadah untuk transit ikan sakit atau adaptasi perpindahan, powersupply 24  jam, perangkat tes kimia untuk kualitas air, batu hidup (batu yang  memiliki organisme pengurai dieprmukaannya), substrat (tempat melekat  beragam biota dasar), beragam lampu dengan jenis pencahayaan untuk  mensimulasi matahari, dan tentunya ikan, serta hewan lain yang ingin  kita letakkan dalam aquarium ini.
Dan akhirnya untuk membuat lingkungan  laut artifisial di kediaman Kita, biaya yang dikeluarkan tidak jarang  mencapai lebih dari 10 juta rupiah. Itu jika komitmen kita cukup kuat  untuk menjaga biota akuarium kita hidup lama dan usaha yang kita lakukan  cukup berhasil.
Selain dana, waktu akan banyak dibutuhkan  untuk mengelola tanki biota laut Kita. Saat memulai Kita cenderung  ingin akuarium kita ‘meriah dan subur’ dengan seketika. Ternyata itu  tidak bisa, sebelum biota-biota tersebut masuk, pengkondisian siklus  tangki akuarium perlu dilakukan 1 atau 2 bulan. Selama itu, setiap hari  air laut harus kita test stabilitasnya dan regulasi nutrisi/kimia dan  temperaturnya dengan harapan menyerupai lingkungan asli biota yang akan  kita masukkan.
Tengok akuarium yang di pajang di toko-toko dan lihat warna karang  didalamnya. Ada tiga kemungkinan yaitu: warna putih yang menandakan  karang tersebut mati, warna pastel / muda/ scotch-light yang menandakan  karang tersebut sekarat dan yang ketiga warna gelap dan jelas namun  tidak ada tentakel atau lapisan polipnya yang merupakan karang mati  di-cat UV glow.
Setelah tangki selesai disesuaikan,  daftar kedua dimulai: mengganti air tiap bulan, membersikan kaca,  memunguti kotoran organik dari substrat atau batuan, membersihkan residu  garam nutrisi air laut dari air dan dasar dan sekitar biota dasar,  membersihkan filter yang jumlahnya sudah pasti lebih dari satu dan  lainnya. Rutinitas bulanan yang dilaksanakan dengan tertib juga tidak  menjamin keberhasilan kita, jika mengalami kegagalan bersiaplah untuk  melakukan rutinitas tersebut lebih sering.
Setelah urusan uang dan waktu, sekarang  waktunya kita bicara hati nurani alias – nilai moral untuk sebaiknya  tidak mengikuti hobi akuarium biota laut. Sebelum Kita memasukkan  biota/ikan laut ke dalam aquarium, tanyakan:
- Apakah biota ini di ambil dari laut dengan cara yang ramah lingkungan? Bagaimana saya bisa memastikannya?
 - Apakah ikan ini benar-benar hasil penangkaran/pembiakan, bukan tangkapan liar dari laut langsung? Apa dampaknya bagi lingkungan asal ikan/biota ini dengan kepindahannya?
 - Apakah ikan laut ini diambil bukan dengan penggunaan racun yang membuat mereka pingsan sehingga mudah ditangkap?
 - Ikan/biota yang sampai di tangan saya saat ini – berapakah yang sudah mati dalam transportasi dan penanganan distributor? Mungkinkan satu atau dua ekor yang saya pegang ini bagian dari puluhan yang mati diperjalanan dalam kantung-kantung plastik?
 - Karang, anemon, sponge, karang lunak, millepora, karang jamur, bintang laut, teripang, yang menghiasi dasar akuarium Kita, apakah mereka benar-benar hasil pembiakan, bukan tangkapan liar?
 - Sudah siapkah saya membuat lingkungan artifisial bagi biota-biota ini? Apakah akan lebih baik bagi mereka, atau lebih buruk dari lingkungan laut asal mereka yang saat ini terus terdegradasi oleh ulah manusia.
 - Apakah saya akan berinvestasi dalam hobi yang memiliki kecenderungan tinggi dalam memperburuk keadaan lingkungan dan nasib makhluk hidup?
 
Saat ini ada lembaga international  bernama Marine Aquarium Council yang mencoba membangun industri  perdagangan aquaria melalui sistem sertifikasinya. Sebagaimana  sertifikasi makanan halal oleh MUI, MAC mencoba menjamin produk  perdagangan aquaria benar-benar ramah lingkungan dan melibatkan skema  rantai industri yang membantu pengentasan kemiskinan dan penyediaan  lahan kerja berkelanjutan bagi masyarakat pesisir dalam keadaan ekonomi  yang sulit.
 Apabila mulai merasa ragu dengan proses  pemindahan ekosistem ini namun masih memiliki keinginan untuk menikmati  keindahan alam bawah laut. Coba alihkan investasi anda ke SCUBA diving,  anda dapat menikmati Aquarium air laut dengan anda sekaligus berada di  dalamnya dengan biaya yang tidak jauh berbeda dengan sebuah kotak yang  hanya berisi “sepotong” ekosistem laut di sudut rumah anda. Harapan  hidup biota laut di lautan sudah kecil, dengan memindahkannya ke dalam  aquarium berarti kita makin memperkecil harapan hidup mereka.




(';')
BalasHapusMantab...
BalasHapus